Minggu, 21 April 2024

Moderasi Beragama


            Agama senantiasa mengajarkan kita dalam hal apapun sejak kita bangun tidur sampai tidur lagi. Bahkan islam mengajarkan kita untuk melakukan sesuatu dengan didasari pada kasih saying dan cinta. Yang pada ujung ajaran tersebut berada pada titik saling menghargai, toleransai bahkan moderasi terhadam sesame atau bahkan terhadap agama selainnya. Coba kita lihat satu persatu dalam ajaran islam diajarkan :

وَما اَرْسَلْنَاكَ إلاّ رَحْمَةً للْعَالَمِيْنَ

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan menjadi rahmat bagi semesta alam.’’ (QS Al-Anbiya’: 107) . lslam merupakan agama yang universal, ajarannya mengedepankan kasih sayang, kebaikan kepada seluruh alam semesta.

Dalam agama Budha diajarkan Sabbe satta dukkha pamuccantu yang berarti semoga semua makhluk bebas dari penderitaan. Dengan ini ajarannya yaitu Metta / cinta kasih yang bersifat universal.

Agama Kristen juga mengajarkan Shalom aleichem” yang artinya semoga kedamaian selalu menyertaimu.

Agama Khonghucu mengajarkan “Chung yung”, yaitu sikap selalu di tengah-tengah antara hidup berlebih-lebihan dan kekurangan yang dapat memberikan keseimbangan terhadap kehidupan

Ajaran Hindu dalam berbagai pusakan suci mewajibkan menerapkan panca pilar yaitu Satya (nilai kebenaran), Dharma ( Kebajikan), Shanti (Kedamaian), Prema(Cinta Kasih),  dan Ahisma (anti Kekerasan).

Bahkan Rasulullah SAW bersabda dalam kitab Arba’in Nawasi :

لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

“Tidak sempurna iman seseorang sampai dia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri”. Dengan kasih sayang yang universal.

Ismal sendiri hadir sebagai agama yang senantiasa menjunjung tinggi toleransi atau sifat moderat dalam beragama, tidak memandang diluar diri sendiri sebagai ajaran yang salah, melainkan dengan saling menghargai terhadap umat manusia selainnya. Bahkan perbedaan yang sudah ada ini memang sudah diciptakan oleh Allah SWT bukan untuk salih dislaahkan bahkan justru harus kita gunakan untuk saling mengenal satu sama lain dan saling menghargai tanpa harus ada rasa benci dan bahkan wajib untuk dihargai. Allah SWT berfirman

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(QS.Al Hujurat : 13)

Dalam kitab tafsr jalalin dijelaskan bahwasanya kata الناس dalam ayat tersebut menunjukkan universalan bagi seluruh manusia memang diadakan oleh Allah SWT dengan tujuan semua manusia yang ada disemesta dicitakan dengan sisi perbedaan yang sangat banyak adal agar saling mengnal dan mengerti satu sama lain, sehingga sikap moderat lah yang bisa mengantarkan kita untuk saling menghargai satu dengan yang lainnya.

Islam juga mengajarkan nilai persaudaraan yang dikatakan mbah KH. Hasyim Asy’ari ada 3 ukhuwah islamiyyah, ukhuwah wathoniyyah dan ukhuwah basyariyyah. Hal ini menunjukkan bahwa saudara bukan sekedar kita yang sesame agama tetapi juga kita yang sama kebangsaannya/negaranya, dan juga saudara sesame manusia. Bahkan Mbah KH Hasyim Asy ‘Ari sangat tidak suka jika ada satu kelompok yang menyalahkan satu sama lain.

Terlebih kita sebagai generasi wanita yang berakidahkan Ahlussunnah Waljama’ah dibawah naungan Nahdlatul ‘Ulama sangat penting menghiasi diri dengan sikap moderasi, mengenakan gelang kasih sayang terhadap sesama manusia, mengenakan kaca mata terhadap umat beragama, sehingga tidak saling menyalahkan bahkan menjatuhkan.

Dari beberapa uraian diatas bisa disimpulkan bahwasanya moderasi beragama atau sifat moderat yang tengah tengah dalam hidup beragama sangatlah penting untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, terlebih semua agama yang ada di Indonesia pada dasarnya mengajarkan satu inti yang sama yaitu dengan saling mencintai dan menyayangi serta mengasihi terhadap sesama manusia, dan tak sepantasnya untuk saling membenci apalagi sampai memusuhinya. Dengan prinsip akhir kita yang penting

 لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِࣖ      bagimu agama mu bagiku agamaku. Sehingga kita bisa saling menjaga dan menghormati satu dengan yang lainnya.