Agama senantiasa mengajarkan kita
dalam hal apapun sejak kita bangun tidur sampai tidur lagi. Bahkan islam
mengajarkan kita untuk melakukan sesuatu dengan didasari pada kasih saying dan
cinta. Yang pada ujung ajaran tersebut berada pada titik saling menghargai,
toleransai bahkan moderasi terhadam sesame atau bahkan terhadap agama
selainnya. Coba kita lihat satu persatu dalam ajaran islam diajarkan :
وَما اَرْسَلْنَاكَ إلاّ رَحْمَةً
للْعَالَمِيْنَ
Dan tiadalah Kami mengutus kamu,
melainkan menjadi rahmat bagi semesta alam.’’ (QS Al-Anbiya’: 107) . lslam merupakan
agama yang universal, ajarannya mengedepankan kasih sayang, kebaikan kepada
seluruh alam semesta.
Dalam agama Budha diajarkan “Sabbe
satta dukkha pamuccantu” yang berarti semoga semua makhluk bebas dari
penderitaan. Dengan ini ajarannya yaitu Metta / cinta kasih yang bersifat
universal.
Agama Kristen juga mengajarkan “Shalom aleichem” yang
artinya semoga kedamaian selalu menyertaimu.
Agama Khonghucu mengajarkan “Chung
yung”, yaitu sikap selalu di tengah-tengah antara hidup berlebih-lebihan
dan kekurangan yang dapat memberikan keseimbangan terhadap kehidupan
Ajaran Hindu dalam berbagai pusakan
suci mewajibkan menerapkan panca pilar yaitu Satya (nilai kebenaran),
Dharma ( Kebajikan), Shanti (Kedamaian), Prema(Cinta
Kasih), dan Ahisma (anti
Kekerasan).
Bahkan Rasulullah SAW bersabda dalam
kitab Arba’in Nawasi :
لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى
يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidak sempurna iman seseorang sampai dia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri”. Dengan kasih sayang yang universal.
Ismal sendiri hadir sebagai agama
yang senantiasa menjunjung tinggi toleransi atau sifat moderat dalam beragama,
tidak memandang diluar diri sendiri sebagai ajaran yang salah, melainkan dengan
saling menghargai terhadap umat manusia selainnya. Bahkan perbedaan yang sudah
ada ini memang sudah diciptakan oleh Allah SWT bukan untuk salih dislaahkan
bahkan justru harus kita gunakan untuk saling mengenal satu sama lain dan
saling menghargai tanpa harus ada rasa benci dan bahkan wajib untuk dihargai.
Allah SWT berfirman
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ
إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ
لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ
عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.(QS.Al Hujurat : 13)
Dalam kitab tafsr jalalin dijelaskan bahwasanya kata الناس dalam ayat tersebut menunjukkan universalan bagi seluruh manusia memang diadakan oleh Allah SWT dengan tujuan semua manusia yang ada disemesta dicitakan dengan sisi perbedaan yang sangat banyak adal agar saling mengnal dan mengerti satu sama lain, sehingga sikap moderat lah yang bisa mengantarkan kita untuk saling menghargai satu dengan yang lainnya.
Islam juga mengajarkan nilai persaudaraan yang
dikatakan mbah KH. Hasyim Asy’ari ada 3 ukhuwah islamiyyah, ukhuwah wathoniyyah
dan ukhuwah basyariyyah. Hal ini menunjukkan bahwa saudara bukan sekedar kita
yang sesame agama tetapi juga kita yang sama kebangsaannya/negaranya, dan juga
saudara sesame manusia. Bahkan Mbah KH Hasyim Asy ‘Ari sangat tidak suka jika
ada satu kelompok yang menyalahkan satu sama lain.
Terlebih kita sebagai generasi wanita yang
berakidahkan Ahlussunnah Waljama’ah dibawah naungan Nahdlatul ‘Ulama sangat
penting menghiasi diri dengan sikap moderasi, mengenakan gelang kasih sayang
terhadap sesama manusia, mengenakan kaca mata terhadap umat beragama, sehingga
tidak saling menyalahkan bahkan menjatuhkan.
Dari beberapa uraian diatas bisa disimpulkan
bahwasanya moderasi beragama atau sifat moderat yang tengah tengah dalam hidup
beragama sangatlah penting untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari,
terlebih semua agama yang ada di Indonesia pada dasarnya mengajarkan satu inti
yang sama yaitu dengan saling mencintai dan menyayangi serta mengasihi terhadap
sesama manusia, dan tak sepantasnya untuk saling membenci apalagi sampai
memusuhinya. Dengan prinsip akhir kita yang penting
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِࣖ bagimu agama mu bagiku
agamaku. Sehingga kita bisa saling menjaga dan menghormati satu dengan yang
lainnya.