Dusun Kliripan Hargorejo Kecamatan
Kokap Kabupaten Kulonprogo D.I.Y
Kliripan merupakan dusun yang berada
dalam bagian bumi pertiwi yang asri akan keindahan dan kealamian bumi
pertiwi. Selain sebab keadaan letak gegrafis dan strategis yang
berada di dataran tinggi diatas rata-rata permuakaan laut juga sebab
kebelantaraan hutan pepohonan dan tanaman yang menjadikan ia semakin
asri dengan keindahan yang dimiliki. Menurut sejarah dan pendapat
beberapa tokoh sesepuh masyarakat kliripan, pada tahun sekitar 1964
dusun kliripan merupakan tempat persinggahan sekutu belanda saat
menjelang gencaran senjata bangsa Indonesia yang menjadikan
terjadinya peperangan rakyat indonesia khususnya warga kliripan yang
hampir sebagian banyak tokoh sejarah gugur dalam pengeboman yang
dilakukan oleh penjajah. Di sebelah utara dibatasi dengan dusun pandu
dan penggung, sebelah selatan dibatasi dengan dusun kriyan, sedangkan
sebelah barat ada dusun selo timur, dan sebelah timur ada dusun
krengseng. Kelima pedusunan tersebut bersatu dalam satu
desa/kelurahan, yakni kelurahan Hargorejo. Dalam Dusun Kliripan
terdapat dua RW 20 dan RW 19, dan terdiri dari anggota enam RT yakni
RT
64,
RT 65,
RT 66,
RT 67,
RT 68,
dan RT 69.
Mayoritas penduduknya adalah umat islam dan ada beberapa yang non
muslim, Dengan jumlah +- 111 kepala keluarga. Klirpan juga memiliki
beberapa lembaga pendidikan dan keagamaan seperti sekolah, TPQ, dan
Masjid. Jumlah sekolah yang ada di dusun kliripan ada pendidikan anak
usia dini, taman pendidikan al qur’an juga memiliki dua yang berada
di Masjid Al Barokah dan Masjid Fatakhul islam yang menjadi pusat
kegiatan keagamaan. Sebagian masyarakat masih ikut pada islam
tradisional kejawen yang berpusat di Masjid Fatakhul islam dan lebih
modern di masjid al barokah dengan dua taman pendidikan al qur’an,
dan berjalan sesuai denga jadwal masjid al barkah hari ahad, rabu dan
jum’at, sedankan di masjid fatakhul islam belajar alqur’an pada
hari jum’at dan sabtu. Pendidikan yang di ajarkan di TPA Al barokah
ada baca tulis alqur’an, fiqih, sejarah dan do’a-do’a.
Sedangkan di fatakhul islam hanya baca tulis alqur’an dan fiqih,
do’a-do’a. Namun masing-masing masih memiliki semangat tinggi
untuk mengaji dalam rangka membangun desa yang dicintai.
Dengan
berkembangnya zaman dan teknologi ilmu pengetahuan, masyarakat dusun
kliripan mencaoba untuk mengikuti perkembangan tersebut dengan
meciptakan prodauk berbasis kemandirian dan juga kealamian atau
keorganikan, dalam hal ini mereka mewujudkan lewt kelompok wanita
tani ( KWT ) dan juga kelompok sadar wisata ( POK DARWIS ). Selain
memiliki lahan dan tanah yang sangat subur hingga menciptakan
berbagai macam pertanian mulai dari kebutuhan makanan hingga mendapat
keuntungan untuk keluarga dan masyarakat sekitar kliripan, mereka
yang biasa melakoni dalam hal ini adalah para perempuan dan ibu-ibu
yang tergabung dalam kelompok wanita tani dengan memiliki tanaman di
setiap rumah mereka, namun dalam pemaasaran masih proses
pengembangan. Kemudian dari para mahasiswa KKN 93 UIN SUKA ingin
mencoba untuk menyebarluaskan hasil karya organik para wanita
kliripan. Selain tanah yang subur dan makmur para orang tua setelah
meliat potensi yang ada dalam aliran sungai yang kini disebut dengan
kedung luweng ternyata disana ada potensi untuk menjadi desa wisata
hargorejo dengan membuat obyek wisata di aliran sungai berbatu besar
yang disebut dengan kedung luweng sebagai pusat air terjun dari
sungai tersebut. Dibaawah pusat tersebut juga masih banyak
kedung-kedung lainnya dan juga batu besar yang mirip dengan berbagai
jenis makhluk hidup, seperti batu kucing, batu shifu, kedung ombo,
kedung jambe, dll. Menurut sebagian masyarakat dan juga kelompok
POKDARWIS, rencananya kedung luweng akan dijadikan sebagai sumber
pemasukan wisata desa hargorejo yang dikelola langsung oleh
masyarakatnya lewat koperasi desa, dan nantinya juga disana akan
menjual berbagai macam benda khas dari setiap dusun di hargorejo.
Selain itu disana juga terdapat suatu pohon aneh yang bernama POHON
PISANG ANEH.
Wisata
tersebut sudah mulai dibangun dari tujuh bulan yang lalu sekitar
akhir 2016 dan awal 2017, dengan kekhasannya yakni batu batu yang
sangat besar dan airterjun yang mengikuti berjalannya aliran sungai
dari mata air pegunungan kulonprogo.
Berdasarkan beberapa
informasi yang sudah didapatkan, di dusun kliripan khusunya dibagian
dalam hutan pedukuhan terdapat suatu gua besar yang didalamnya berisi
kandungan bahan tambang yang disebut dengan Mangan (Mg), yakni suatu
bahan tambang yang biasa digunakan untuk membuat isi mangsi bolpoin
dan juga zat yang mengalirkan listrik dalam batu baterai. Masyarakat
juga tersadarkan untuk menambang Mg tersebut dan dijadikan sebagai
wisata juga, akan tetapi ada pihak terkait pemilik tanah belum bisa
melepasan dengan sewajarnya sehingga pembangunan desa wisata semakin
lancar, namun sampai sekarang bulan juli 2017 belum bisa dikelola
oleh semua lapisan masyarakat pada umumnya. Berdasarkan pengamatan
dan penyatuan terhadap masyarakat maka sebenarnya mereka memerlukan
suatu keahlian dalam rangka pengembangan sosio kultural yang sudah
ada dan dimilikinya sejak masa penjajahan, oleh karenanya pokdarwis
mencoba untuk membangun potensi berupa perubahan menjadi desa wisata
Kulonprogo. Dari berbagai macam kelebihan yang dimiliki tentu adanya
kekurangan yang perlu disempurnakan atau paling tidak
diminimalisirkan oleh generasi muda yang dalam ha ini akan diperankan
oleh KKN UIN SUKA 93 kelompok 276/278 dalam rangka peningkatan
kualitas spiritualitas masyarakat dalam membangun kesejahteraan hidup
keluarga yang berbasis tani organik dan kewirausahaan. Spiritualitas
sangatlah penting untuk membangun masyarakat yang penuh dengan
kemawasan sehingga nereka biisa terus berkembang sesuai dengan
perubahan zaman dan kebutuhan yang diinginkan bersama. Dusun Kliripan
memiliki beberapa kebanggaan yang tidak semua orang mengetahui dan
dapat menuntaskan semua itu, namun besar harapan kami dengan adanya
tulisan ini berbagai hostori dan berbagai fenomena dapa terpecahkan
di dusun kliripan mulai manhan hingga pusaka-pusaka sakti yang selalu
diinginkan. amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar