Minggu, 05 Juni 2022

Puisi Rindu

 

RAJUT RINDU


Gulita memang identik dengan malam

Dan rembulan senantiasa menjadi arah dalam kehidupan

Namun apakah juga selalu beriringan dengan kekelaman

Sedang semilir angin mencipta nuansa yang kau sebut kenyamanan

Oh Tuhan inikah yang pernah dirasakan dalam relung yang penuh pergolakan

Kala Kau pertemukan insan yang diciptakan dengan sejuta keanggunan

Dan kini kehadirannya hanya sebatas harap dan permohonan

Sebab bayangnya tak bersuara dan mulutnya terbungkam

Pojok ruang itu terdengar ramai dengan canda tawanya

Namun raga ini tak sanggup menjamahnya

Suaranya dulu bagai bisa kala terdengar dalam kesadaran

Namun tingkah lakunya yang bersandar pada kwajiban pada Tuhan seolah memisahkan

Dan harap selalu saja digantungkan pada gemerlap rembulan

Akan sebuah pertemuan dan kebersamaan

Sedang lintang seolah melarang sebab kepemilikan yang sudah pada lain insan

Juga perkataan yanng teramat jauh dari kejujuran

Dan permohonan serta harapan takkan pernah terhenti dimunajatkan

Pada Tuhan dan rembulan sebagai tempat digantungkan

Pada suanya insan yang tak terbungkam dan berselimut ketentraman

Meski pada akhirnya menjadi lain insan.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar