RAJUT RINDU
Gulita memang identik dengan malam
Dan rembulan senantiasa menjadi arah
dalam kehidupan
Namun apakah juga selalu beriringan
dengan kekelaman
Sedang semilir angin mencipta nuansa
yang kau sebut kenyamanan
Oh Tuhan inikah yang pernah
dirasakan dalam relung yang penuh pergolakan
Kala Kau pertemukan insan yang
diciptakan dengan sejuta keanggunan
Dan kini kehadirannya hanya sebatas
harap dan permohonan
Sebab bayangnya tak bersuara dan
mulutnya terbungkam
Pojok ruang itu terdengar ramai
dengan canda tawanya
Namun raga ini tak sanggup
menjamahnya
Suaranya dulu bagai bisa kala
terdengar dalam kesadaran
Namun tingkah lakunya yang bersandar
pada kwajiban pada Tuhan seolah memisahkan
Dan harap selalu saja digantungkan
pada gemerlap rembulan
Akan sebuah pertemuan dan
kebersamaan
Sedang lintang seolah melarang sebab
kepemilikan yang sudah pada lain insan
Juga perkataan yanng teramat jauh
dari kejujuran
Dan permohonan serta harapan takkan
pernah terhenti dimunajatkan
Pada Tuhan dan rembulan sebagai
tempat digantungkan
Pada suanya insan yang tak
terbungkam dan berselimut ketentraman
Meski pada akhirnya menjadi lain
insan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar