Latar belakang
Kebutuhan akan bimbingan konseling
dipengarhi oleh bebrapa faktor filosofis, psikologis, sosial budaya,
ilmu pengetahuan dan teknologi, demokratisasi pendidikan, dan
perluasan program pendidikan.
Kesempatan yang sama untuk semua
orang telah menjadi kenyataan dalam berbagai bidang, baik di sekolah,
universitas, pabrik-pabrik dan industri, maupun dikalangan
profesional. Sekolah-sekolah murid-murid dari berbagai asal usuldan
latar belakang kehidupan yang berbeda. Keadaan ini menimbulkan
beberapa masalah yang dihadapi seseorang yang terlibat dalam kelompok
campuran tersebut. Dalam keadaan ini pelayan bimbingan merupakan
salah satu cara untuk menanggulangi masalah tersebut.
Untuk menangkal masalah tersebut
perlu disiapkan insan dan sumber daya manusia indonesia yang bermutu.
Manusia Indonesia bermutu yaitu mereka yang harmonis lahir batin,
sehat jasmani dan rohani, bermoral, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi secara profesional, serta dinamis dan kreatif.hal inal.ni
sesuai dengan visi misi pendidikan nasional. Kemampuan demikian i.tu
tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi juga menyangkut aspek
perkembangan pribadi, sosial, intelektual, dan sistem nilai. Oleh
karenanya pendidikan yang bermutu dalam masyarakat adalah pendidikan
yang seimbang sehingga dapat mengantarkan peserta didik profesional
akademis, sehat perkembangan serta produktif.
Pencapaian standar kemampuan
profesioanal/akademis dan tugas-tugas perkembangan peserta didik,
memerlukan kerja sama yang harmonis antara pengelola dan pelaksana,
manajemen pendidikan, pengajaran, dan bimbingan sebab ketiganya
merupakan bidang-bidang utama dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Sehingga berdasarkan permasalahan tersebut penulis menjelaskan
beberapa hal terkait bimbingan belajar/pendidikandan pentingnya hal
tersebut.
Rumusan Masalah
Apa pengertian bimbingan
belajar/pendidikan?
Bagaimana pelaksanaan bimbingan
belajar ?
Mengapa ada bimbingan belajar >
pentngnya ?
Bab II
Pembahasan
Pengertian
Bimbingan belajar merupakan salah
satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di
sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang
dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan
atau rendahnya intelegensi. Seringkali kegagalan itu terjadi
disebabkan mereka tidak mendapatkan layanan bimbingan yang
memadai.layanan
bimbingan belajar dilaksanakan melalui beberapa tahap, yakni
pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar, pengungkapan
sebab-sebab timbulnya masalah belajar, dan pemberian bantuan
pengentasan masalah belajar. Dalam penjelasan tersebut bimbingan
belajar juga dapat disebutkan dengan bimbingan akademik/pendidikan.
Bimbingan akademik adalah bimbingan yang diarahkan untuk membantu
para individu dalam menghadapi dan penyekesaian masalah-masalah
akademik. Adapun yang termasuk dalammasalah akademik yaitu pengenalan
kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar, penyelasaian
tugas-tugas dan latihan, pencarian serta penggunaan sumber
belajar,perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain. Sehingga
bimbingan belajar juga dapat dikatakan bagian dari bimbingan
akademik. Bimbingan dilakukan dilakukan dengan cara mengembangkan
suasana belajar mengajar yang kondusif sehingga terhindar dari
kesulitan belajar. Pembimbing membantu individu mengatasi kesulitan
belajar, mengembangkan cara belajar efektif,membantu individu agar
sukses dalam belajar dan mampu menyesuaikan diri terhadap tuntutan
program pendidikan. Dalam bimbingan ini para pembimbing berupaya
memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang
diharapkan.
Dalam pelaksanaan bimbingan belajar
ada yang bersifat individu sebagaimana dijelaskan dan juga ada
bimbingan kelompok belajar. Menyelenggarakan kelompok belajar adalah
salah satu aspek untuk merealisasi bimbingan dan penyuluhan di
sekolah. Selain individual siswa juga dapat belajar secara kelompok.
Dan mengenai beberapa hal ini ada dasar pemkiran yang dapat diajukan
sebagai landasan untuk menyelenggarakan kelompok belajar. Dengan
demikian dalam pembentukan kelompok belajar harus berdasarkan padaa
dasar pedagogik, psikologis, dan sifat asli dari masing-masing
individu anak. Diantara tujuan pembentukan kelompok belajar
diantaranya sebagai berikut;
Membiasakan anak untuk bergaul
dengan temannya,bagaimana mengungkapkan pendapat, dan menerima
pendapat.
Merealisasi tujuan pendidikan dan
pengajaran.
Untuk belajar mengatasi
kesulitan-kesulitan,terutama hal pelajaran secara bersama-sama.
Belajar hidup bersama sehingga tidak
canggung dalam bermasyarakat.
Memupuk rasa gotong royong, sebab
hal tersebut adalah sifat Bangsa Indonesia.
Tahapan bimbingan belajar dapat
dilaksanakan dengan melaluilangkah sebagai berikut;
Pengenalan Siswa Yang Mengalami
Masalah Belajar
Disamping banyak siswa yang berhasil
secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpaibeberapa siswa
yang gagal seperti nilai raport yang rendah, tidak naik kelas, tidak
lulus ujian akhir, dan sebagainya. Secara umum siswa tersebut bisa
dikatakan sebagai siswa yang mengalami masalah belajar, secara lebih
luas masalah belajar tidak terbatas dengan contoh yang disebutkan,
melainkan memiliki beberapa bentuk ragam yang pada umumnya dapat
digolongkan atas;
Keterlambatan akademik,
yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang
cukup tinggi namun tak dapat memanfaatkan secara optimal
Ketercepatan dalam belajar,
yakni keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi
dengan IQ 130/<,tapi masih memerlukan tugas-khusus untuk memenuhi
kebutuhan dan kemampuan belajar yang amat tinggi
Sangat lambat dalam belajar,
merupakan keadaan siswa yang memiliki bakat akademik kurang memadai
dan perlu pertimbangan untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran
khusus
Kurang motivasidalam belajar,
adalah keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka
seakan-akan merasa jera dan malas
Bersikap dan berkebiasaan buruk
dalam belajar,yakni
kondisi siswa yang perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik
dengan yang seharusnya, ssperti menunda-nunda tugas,mengulur
waktu,membeci guru, tidak mau bertanya untuk hal yang tidak jelas
dan tidak diketahuinya, dll.
Siswa yang mengalami masalah belajar
dapat dikenali melalui prosedurpengungkapan melalui tes hasil
belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan
belajar, serta pengamatan.
Tes Hasil Belajar
Merupakan suatu alat yang disusun
untuk mengungkapkan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan-tujuan
pengajaran yang ditetapkan sebelumnya. Siswa dikatakan telah mencapai
apabila dapat menguasai sebagian besar materi yang berhubungan dengan
tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Ketuntasan penguasaan bahan
ditentukan dengan menetapkan patokan, yakni patokan presentasi
minimal yang harus dicapai setiap siswa. Siswa yang belum menguasai
bahan pelajaran sesuai dengan batasan minimal dikatan sebagai siswa
yang membutuhkan bantuan khusus atau mengalami permasalahan dalam
belajar. Sedangkan siswa yang sudah menguasai semua bahan yang
disajikan dikatakan sebagai siswa yang sangat cepat dalam belajar.
Mereka patutmendapatkan tugastambahan sebagai bentuk pengayaan.
Tes
Kemampuan Dasar
Setiap individu tentunya
memilikikemampuan dasar danintelegen tertentu. Hal ini biasanya
diukur dengan mengadministrasikan tes intelegensi yang sudah baku.
Diantaranya Progressive
Matrices (PM),
Wechler intelegence
(WAIS dan WISC),
Stanford Binet Intelegence Scale
(SBIS). Skala intelegensi,kemampuan dasar manusia bisa
diklasifikasikan sebagai berikut;
I.Q 140 ke atas sangat
cerdas
120 – 139 cerdas
110 – 129 diatas
rata-rata
90 - 109 normal
atau rata-rata
80 – 89 dibawah
rata-rata
70 – 79 bodoh
Dibawah 70 sangat
bodoh
Hasil belajar yang dicapai seyogyanya
dapat mencerminkan tingkat kemampuan dasar yang dimilikinya.
Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar
Merupakan salah satu faktor penting
dalam belajar. Sebagian dari hari belajar ditentukan oleh sikapdan
kebiasaan siswa dalam belajar. Untuk mengungkapkan sikap dan
kebiasaan siswa belajar dapat diketahui dikembangkan beberapa alat
berupa “skala sikap dan kebiasaan belajar. Alat ini dapat
mengungkapkannya derajat siswa yang mengajarkan dan membiasakan
belajar. Dengan memperhatikan derajat sikap dan kebiasaan belajar
siswa tersebut dapat diketahui mana yang sudah memadai dan perlu
dipelihara, serta siswa-siswa mana yang memerlukan bantuan khusus
dalam meningkatkan sikap dan kebiasaan belajarnya.
Tes Diagnosik
Adalah instrumen untukmengungkapkan
adanya kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam bidang
pelajaran tertentu. Dengan tes ini sebenarnya sekaligus dapat
diketahui kekuatan dankelemahan siswa.makin sedikit siswa membuat
kesalahan makin kuatlah siswa terhadap materi pelajaran bersangkutan
begitu uga sebaliknya. Siswa-siswa yang ternyata sudah cukup kuat
dalam mata pelajaran yang dimaksud dianjurkan untuk terusmemupuk
kekuatan mereka, sedangkan siswa yang masih mengalami banyak
kesalahan berarti memerlukan bantuan khusus.
Analisis Hasil Karya atau Belajar
Analisis ini merupakan bentuk lain
dari tes diagnosik, tujuannya yaitumengungkapkan kesalahan-kesalahan
yang dialami oleh beberapa siswa dalam mata pelajaran tersebut.
Analisis hasil belajar merupakan merupakanprosedur yang
pelaksanaannya dilaksanakan dengan memeriksa langsung materi hasil
belajar yang ditampilkan langsung oleh siswa baik bentuk tulisan,
grafik, hasil kerajinan, rekaman video,dll. Dalam analisi hasil
belajar ini harus menggunakan pedoman tertentu. Hasil pengamatan
tersebut dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan atau
bahkan telah dibakukan.
Upaya Membantu Siswa Yang Mengalami
Masalah Belajar
Siswa yang mengalami masalah belajar
sebagaiman telah dijelaskan perlu mendapatkan bantuan agar masalahnya
tidakberlarut-larut. Beberapa upaya yang dapat dilakukan diantaranya
pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan, peningkatan motivasi
belajar, dan mengembangkan sikap kebiasaan belajar efktif.
Merupakan suatu bentuk bantuan yang
diberikan kepada seorang siswa atupun sekelompok siswayang menghadapi
masalah belajar dengan maksud untuk memperbaikikesalahan-kesalahan
dalam proses dan hasil belajar mereka. Dalam hal inikeslahan paling
pokok terkait kesalah pengertian, dan tidak menguasai penih
konsep-konsep dasar . apabila kesalahan tersebut diperbaiki maka
siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
Dibandingkan dengan pengajaran biasa,
perbaikan sifatnya lebih khusus, karenabahan,metod,dan pelaksanaan
disesuaikan dengan jenis, sifat, dan latar belakang yang dihadapi
siswa. Dalam halini adalah amat penting bagi seorang konselor
memahami perasaan-perasaan siswa yang menhadapimasalah tersebut.
Tingkah laku yang ditampilkan siswa menghednaki adanya perhatian dari
guru dan konselor. Tidak dapat disangsikan bahwa yang utama harus
diupayakan oleh guru dan konselora adalah mendorong siswa untuk mau
beajar.
Kegiatan ini adalah suatu bentuk
layanan yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang yang
sangat cepat dalam belajar. Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan
terencana untukmenambah perluasan pengetahuan dan ketrampilan yang
telah dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya. Hal ini sering
muncul pada proses pembelajaran yang terencana secarabaik seperti
modul, paket belajar,dll.
Dilihat dari segi prestasi atau
hasilbelajar mereka, siswa yang amat belajar itu sebenarnya
tidaktergolong siswa yang menghadapi masalah belajar. Bahkan semua
siswa harus didorong agar dapat mencapai hasil belajar yang seperti
itu. Masalah yang dihadapi nantinya masuk pada akibat dari kecepatan
belajar yang dialaminya itu. Dampaknya pun bisa positif ataupun
negatif dampak positif apabila siswamerasa diperhatikan dan dihargai
orang lain atas keberhasilan yang telah dicapai. Sebaliknya kecepatan
belajar itu akan memiliki dampak negatif apabila siswa merasa merasa
kurang diperhatikan dari apa yang sudah dicapai dan dihargai
keberhasilannya oleh orang lain. Mereka cenderung patah hati,kecewa,
tidak semangat,dll. Dan dalam pergaulannya juga bisa jadi mereka akan
salah tingkah dalam bersosial.
Sorang guru/konselor wajib membantu
siswa dalam meningkatkan motivasi belajarnya.halini dapat dilakukan
dengan langkah sebagai berikut;
Memperjelas tujuan belajar
Menyesuaian pengajaran dengan
bakat,kemampuan dan minat siswa
Menciptakan suasana belajar
menantang,menyenangkan, dan merangsang
Memberikan hadiah penguatan dan
hukuman bila perlu
Menciptakan suasana hubungan hangat
dan dinamis antara guru dengan muriddan muriddengan murid
Menghindari tekanan-tekanan
dansuasana yang tidak menentu
Melengkapi sumberdan peralatan
belajar
Setiap siswa diharapkan dapat
menrapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif. Sebagian
siswamemang memerlukan bantuan untuk mampu melihat secara kritis
sikap-sikapdan kebiasaan belajar yang merekamiliki. Melalui bantuan
ini mereka diharapkan memiliki dan menemukan kelemahan-kelemahan
mereka dalam belajar, dan selanjutnya berusahamengubah kelemahan
tersebut dan memperbaikinya. Hendaknya siswa didorong meninjau
sikap=ya dengan prinsip sebagai berikut;
Beajar berarti melibatkan diri
secara penuh, lebih dari sekedar membaca dlltapi menyatu dengan
apayang dipelajari
Efisiensi belajar akan meningkat
apabila dilandaskan pada rencana tujuan nyata yang telah diukur
Kata-kata,ungkapan-ungkapan, kalimat
yang ada dalam bahan yang dipelajari dibacadengan penuh pengertian
Behan belajar hanya akan
dipelajaribaik apabila diguakan dengan mengguakan metode belajar
secara menyeluruh
Belajar dalam seuasana terpaksa
tidakmemberikan harapan besar untuk berhasil dengan baik.
Untuk mendapat kegiatan menvapai
hasil belajar yang baik diperlukan adanya suasana hati nyaman,
kesehatan baik, tidur teratur,dan rekreasiyang memadai.
Lebih jauh sikap dan kebiasaan tidak
tumbuh secara kebetulan, melainkan seringkali dengan bantuan yang
terencana terutama guru dan konselor, orang tua,. Untuk itu dapat
dibantu dalam hal berikut
Meneukan motif tepat dalam belajar
Memeliharakondisi kesehata yang baik
Mengatur waktu belajar disekolah dan
dirumah
Memilih tempat belajar yang baik
Belajar dengan sumber belajar yang
baik, kaya,seperti buku-buku teks dan referensi lainnya
Membaca secara baik dan seuai
dengan kebutuhan , misalnya kapan membaca secara garis besar,kapan
terinci, dan sebagainya
Tidak segan bertanya hal yang tidak
diketahhui kepada guru,teman, dll
Dalam layanan bimbingan belajar
peranan guru dan konselor adalah saling membantu,mengisi,menunjang,
dll. Sebagaimana disebutkan terdahulu, guru sebagai penguasa lapangan
dan penggerak kegiatan pembelajaran siswa sedangkan konselorsebagai
arsitek, penasihat dan penyumbang data, masukan, pertimbangan, bagi
ditetapkannya layanan bimbingan belajar. Konselor dapat membantu
mengolah danmenafsirkan nilai-nilai tes hasil belajar, tapi tersebut
dibuat oleh guru. Dalam hasil tersebut memang diharapkan adanya tes
hasil belajar yang sudah dibakukan.
Berdasarkan pengungkapan kelemahan
dan kekuatan siswa dengan menggunakan instrumen diatas, konselor dan
guru merancang bimbingan belajar bagi siswa yang memerlukannya baik
secara individu maupun kelompok. Dalam pelaksanaannya guru dan
konselor masing-masing bersama tergantung pada materi pelayanan.
Layanan yangmaterinya lebih banyak menyangkut penguasaaan bahan
pelajaran menuntut peranan guru lebih besar dari pada konselor,
sedangkan peranan terkait dengan motivasi, minat,sikap, dan kebiasaan
belajar menuntut lebih banyak peranan konselor. Keadaan yang lebih
dikehendakiadalah apabila kedua pihak selalusaing bahu membahu
meningkatkan siswa belajar baik disekolah maupun diluar sekolah/di
rumah.
KESIMPULAN
Bimbingan belajar merupakan salah
satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di
sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang
dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan
atau rendahnya intelegensi. Siswa yang mengalami masalah belajar
dapat dikenali melalui prosedurpengungkapan melalui tes hasil
belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan
belajar, serta pengamatan.
Analisis hasil belajar merupakan
merupakanprosedur yang pelaksanaannya dilaksanakan dengan memeriksa
langsung materi hasil belajar yang ditampilkan langsung oleh siswa
baik bentuk tulisan, grafik, hasil kerajinan, rekaman video,dll.
Keadaan yang lebih dikehendakiadalah apabila kedua pihak selalusaing
bahu membahu meningkatkan siswa belajar baik disekolah maupun diluar
sekolah/di rumah
Daftar Pustaka
Prayitno,dkk. Dasar-dasar
bimbingan konseling.
Rinekacipta.Jakarta:2013
Nurihsan, achmadjuntika. Bimbingan
& konseling dalam latar belakang kehidupan,
Refika Aditama, Bandung; 2011
Walgito,bimo. Bimbingan
&penyuluhan disekolah.AndiOfset,
Yogyaarta;1995