Jumat, 02 Desember 2016

bunga

Bunga

Semerbak harum mewangi disemilir bumi
Menjadikan semesta kian berseri
Angin berkata dan hujanpun mulai mereda
Hingga hati ini bertanya siapakah sebenarnya yang ada dalam dada
Malam ini sosok bunga yang berada bersma orang tuanya
Dia melekatkan katupnya pada sayap kumbang ku
Hingga tak dapat digerakkan sampai ajal terbelenggu
Dikau sosok yang indah tuk dipandang
Dan kau sosok yang tak akan tertelan zaman
Mungkin kau fikir diri ini tak dapat lagi mengumpat saat melihat sosok terlaknat
Mata ini bukanlah mata lensa maksiat
Dan hati ini bukan barometer orang yang bertaubat
Juga tubuh ini bukan timbangan beban asmara yang begitu berat
Hai bunga yang selalu taat
Mata ini hanyalah subyektivitas makhluk yang mengagumimu
Hati ini hanyalah kopling kecepatan menghampirimu
Dan tubuh ini hanyalah jongsoran tinggi yang tak berarti tanpa kehadiranmu
Saat gemuruh angin hanya satu kekhawatiran hati yakni dirimu
Ketika badai menerjang juga satu yang selalu mengharapkanmu itu aku
Juga saat hujan terjatuh dalam bumi hanya satu kata teruntukmu yakni rindu
Hai bunga yang penuh keanggunan
Parasmu sungguh menawan
Senyummu bagai bidadari penghuni surga ridwan
Suarama laksana kumbang-kumbang ditaman
Sorot matamu bagai rembulan
Dan canda tawamu seperti peri yang mukim di kayangan
Tiada matinya sepanjang zaman
Menjadi wanita dan perempuan yang selalu didambakan
Oleh lelaki yang luput dari ketaqwaan oh bunga perawan yang diidamkan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar