Undzhur
maa qoola walaa tandzhur man qoola
Kehidupan yang bergelimangan jumlah manusia
seringkali tak menyadarkan kita dengan kuantitas manusia terlebih
juga kualitas manusia deihadapan Tuhannya. Seringkali kita selalu
mengenakan pakaian dan seragam baik sesuai dengan kemodisa yang trend
dengan perkembangan da sesuai dengan kehendak hai masing individu.
Hal tersebut terus berlangsung sehingga sempat mnjebak semua manusia
ketika bertemu dengan orang yang berpakaian singlet celana sobek leis
mengidentivikas sebagai penjahat, pencuri, atau segaa hal negatif
kita stempelkan pada sosok tersebut. Dan ketika kita melihat orang
berpakaian baik,sopan, memakai sarung dan peci kemudian kita
mengcapnya sebagai santri.sehingga apa yang dikatakan oleh orang
ercelna sobek itu tak pernah didengarkan oleh kita bahkan tanpa kita
tau setiap 1/3 malam orang tersebut selalu menangis dihadapan
Tuhannya bertaubat dan memohon ampunan atas segala dosanya selama 24
jam dan juga untuk seluruh umat manusia. Bahkan sosok yang memakai
baju sopan berpci yang seakan sebagai santri justru dalam hatinya dia
memiliki rasa sombong, iri dan kedengkian terhadap sesamanya orang
shalat wajib sendiri saja masih banyak yang bolong bagaimana ia bisa
mendoakan orang lain, sedangkan dirinya sendiri justru yang
membutuhkan do’a orang lain agar dia segera bertaubat dihadapan
Allah Swt.
Para
wakil rakyat yang dulunya berjanji akan menyejahterakan rakyatnya
apakh sampai detk ini kita sudah merasakan itu semua ? apakah semua
kata-katanya dulu hanya sebagai fiktif belaka, kalau seperti itu
lantas siapa yang akan menjadi wakil kita dipusat pemerintahan ? masa
iya harus preman tadi yang tidak dpercaya banyak orag walau
sebenarnya dia orang baik ? atau mungkin kita biarkan saja bangsa
ini hanyut dalam keiliaran dusta dan kebohongan sehingga kita bisa
masuk dalam lobang yang penuh kebersamaannya siksaan Tuhan. Segala
apa yang menempel pada diri setiap manusia belum bisa menjamin
baiknya kepribadian manusia tersebut bisa jadi justrusegala
kepribadiannya justru terbalik dengan apa yang diperlihatkannya, bisa
jadi para bajingan yang penmpilan awut-awutan itu adalah satri
piningit yang selama ini warga Nusantara harapkan dan justru orang
yang berlagak baik penuh kejujuran hayalah sebagai dajjal yang selama
ini manusia tidak harapkan kehadiran dan keberadaannya, oleh sebab
itu memang ketika seorang manusia dengarkanlah, jangan lihat siapa
yang mengatakan itu tapi lihat apa yang dikatakannya, bisa jadi
bajingan-bajingan memiliki serjuta nasehat tentang baiknya kehidupan
dan teladan atau bahkan para penmpilan baik dan sopan justru dia
adalah sumber dan watak dari bertriiun kejahatan dan pengkhianatan
yang terjadi di Nusantara Indonesia Raya. Sehingga satu ucapan yang
harus kita tanamkan dalam hai adalah
“Undzhur
maa qoola walaa tandzhur man qoola”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar