Sabtu, 17 Desember 2016

pelaksanaan PAI di Madrasah, sekolah pondok pesantren, dan masyarakat

Bab I
Pendahuluan


  1. Latar Belakang
Pengetahuan dan pendidikan merupakan serangkaian hal penting yang dibutuhkan oleh setiap individu manusia dalam mengarungi kehidupan di alam semesta. Namun dalam perolehan kedua substansi tersebut tidak semata-mata diperoleh dengan Cuma-Cuma, malainkan harus melalui beberapa sistem yang sudah ada dan juga mengorbankan waktu dan benda yang dimiliki kita semua. Kemudian setelah manusia tersebut memperoleh kedua hal tersebut tidak berhenti begitusaja melainkan ada proses yahapan yang disebut dengan analisis dan juga penerapan ilmu dalam realita yang dialaminya.
Penganalisisan kedua substansi tersebut ada beberapa bagian/poitn of analitical for education dalam memperoleh suatu pemahaman dan pengalaman yang berbeda antara individu satu dengan individu lainnya. Diantara analisis tersebut adalah analisis sosiologis, antropologis, cultural, tematic, dll. Sehingga pemahaman pengetahuan dan pendidikan bisa sampai pada setiap pemikiran manusia yang ada di dunia. Selain itu dalam pengaplikasian pendidikan juga memiliki beberapa lapangan pokok yang dapat dikatakan semuanya penting karena semua lapisan tersebut akan dan pasti dialami oleh seluruh manusia.
Beberapa pengaplikasin pendidikan diantaranya berada di keluarga, sekolah, madrasah, pondok pesantren, dan juga masyarakat. Namun pada makalah ini yang dibahas adalah berkaitan dengan analisis sosio antropologis Pendidikan Agama Islam di sekolah, madrasah, pondok pesantren, dan masyarakat.
  1. Rumusan Masalah
  1. Apa yang dimaksud dengan analisis sosioantropologis ?
  2. Apa pengertian dari sekolah ?
  3. Apa pengertian dari madrasah, pondok, pesantren, pondok pesantren, dan masyarakat ?
  4. Bagaimana penganalisisan sosio antropologis atas pelaksanaan PAI sekolah, madrasah, pondok pesantren, dan masyarakat ?
  1. Tujuan
  • Untuk mengetahui analisis sosio-antropologis
  • Untuk mengetahui maksud dari sekolah, madrasah, pondok pesantren, dan masyarakat
  • Untuk mengetahui tata pelaksanaan analisis sosio-antropologis atas pelaksanaan PAI pada sekolah, madrasah, pondok pesantren, dan masyarakat

Bab II
Pembahasan
  1. Analisis Sosio-Antropologis
Antropologi merupakan suatu ilmu yang membahas tentang manusia mulai dari masa lalu, masa kini hingga masa yang akan datang. Dan mengambarkan manusia melalui ilmu sosial dan ilmu hayati (alam). Antropologi berasal dari bahasa yunani antropos yang berarti manusia/orang, dan logos yang berarti wacana. Secara bahasa antropologi berarti ilmu yang mempelajari manusia.


Sosiologi berasal dari bahasa latin socius yang berarti teman dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Masyarakat merupakan sekelompok oang yang hidup bersama dalam lingkungan yang sama dan jangka waktu yang lama dengan memiliki ideologi/cita-cita untuk meraih kesejahteraan bersama dan juga memiliki suatu hasil kebudayaan dan kebiasaan bersama. Sosiologi akan mengkaji segala yang menempel pada diri masyarakat, mulai dari perilaku masyarakat, komunikasi masyarakat dan hal yang dibangun oleh manusia untuk kehidupan bermasyarakat.

  1. Pondok Pesantren
Terkait dengan perkembangan dan munculnya pesantren, terdapat beberapa pandangan yang saling melengkapi. Menurut Mahmud Yunus menyatakan, bahwa asal usul pendidikan yang digunakan pondok pesantren berasal dari Baghdad dan merupakan bagian dari sistem pendidikan tersebut. Sedangkan menurut Karel A. Steenbrink menyaakan bahwa pondok pesantren jika dilihat dari bentuk dan sistemnya berasal dari masyarakat india dan hindu. Sebelum islam masuk ke nusantara, sistem pengajaran tersebut sudah digunakan oleh pengajaran hindu di jawa. Setelah islam masuk kemudian memadukan sistem pembelajaran tersebut dalam lembaga yang disebut dengan pondok pesantren. Istilah pondok berasal dari bahasa arab fundug yang berarti hotel/asrama, atau dalam pengertian lain pondok juga diseut dengan asrama-asrama para santri yang disebut pondok /tempat tinggal yang terbuat dari bambu.1


Dengan kata lain, Pondok Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama islam yang tumbuh dan diakui masyarakat sekitar, dengan sistem asrama dan komplek dimana santri-santri menerima pengajian tersebut melalui sistem pengajian atau madrasah sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari leadership seorang/beberapa kyai dengan ciri khas yang bersifat kharismatik dan independent dalam segala hal. Atau dapat difahami pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang tumbuh ditengah perkembangan masyarakat dengan ciri santri, asrama, bimbingan Kyai,Nyai/Ustadz yang kharismatik. Setidaknya dalam kehidupan pendidikan pondok pesantren terdapat lima varian yang sangat penting diantaranya Kyai (ulama’), pondok (asrama), Masjid (musholla), santri dan proses pengkajian kitab-kitab klasik/kitab kuning. Dari berbagai perkembangan yang ada maka tidak dapat dipungkiri varian yang bertambah karena bertambahnya pendidikan formal dalam dunia pesantren sehingga menambahkan varian penting lainnya seperti managemen, yayasan, sistem, pengurus, organisasi, tata tertib, dan juga lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan pesantren dan para santrinya.
  1. Kyai
Merupakan istilah lain dari ulama’, akan tetapi bagi orang jawa dan madura, istilah tersebut kerap dijadikan sebagai orang yang mengasuh pondok pesantren dan sangat menguasai dan mendalami ilmu agamanya. Di lingkungan jawa madura, Kyai digambarkan sebagai sosok yang kharismatik, berwibawa, sangat berpengarung terhadap lingkungan dan memikirkan/peduli pada umatnya. Selain itu dapat dikatakan sosok Kyai dalam strata sosial masyarakat termasuk berada dalam strata sosial tingkat tinggi hal ini karena peranan dan pemberdayaannya terhadap masyarakat. Menurut asal muasalnya Kyai diberikan kepada seseorang karena telah dianggap memiliki keahlian berbeda oleh masyarakat, pertama segBi gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap sakti dan keramat, kedua sebagai gelar kehormatan bagi orang tua pada umumnya, ketiga sebagai gelar yang diberikan kepada orang yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan agama islam yang punya/memimpin pesantren.
  1. Pondok
Hal yang menjadi salah satu ciri khas dari pesantren adalah semua santri yang pergi mencari illmu tinggal belajar dan dengan model menginap tempat tinggal sesaat untuk para santri ini diajak untuk terus belajar dan mengajinya. Menurut Saefudin Zuhri menyatakan bahwa pondok bukanlah asrama. Beberapa hal kenapa lembaga pondok pesantren membutuhkan dan harus menyediakan asrama, pertama kemasyhuran dan kepandaian Kyai terhadap ilmu agama, kedua hampir sebagian pesantren berada di desa yang jauh-jauh dari keramaian dan kekuasaan , ketiga adanya timbal balik antara Kyai dan santri yang mana santri mengangap kyai sebagai bapaknya sendiri dan kyai mengangap santri sebagai anaknya sendiri.sehingga timbul sikap keakraban.

Selain itu kelebihan dari pondok ini adalah, terciptanya suasana lingkungan belajar yang kondusif, semangat belajar, keakraban antara santri dan santri, juga dengan kyai/guru , kemandirian, tanggungjawab, dan pengawasan 24 jam. Baik dari antar santri atau mantra ataupun dari kyai.
  1. Masjid
Kedudukan masjid sebagai pusat pendidikan dalam tradisi pesantren merupakan manivestasi universalisme dari sistem pendidikan islam yang pernah dipraktekkan oleh Nabi Muhammad SAW.


Menurut Quraish Shihab secara etimologis masjid berasal dari kata sajada yang berarti patuh, serta hormat dengan tunduk dan takdzhim. Sedangkan secara terminologis masjid merupakan tempat aktifitas manusia yang mencerminkan kepatuhan kepada Allah SWT.2 Masjid memiliki fungsi ganda, selain tempat shalat dan ibadah lainnya. Juga sebagian tempat pertimbangan. Posisi masjid bagi kalangan pesantren memiliki makna tersendiri, menurut K.H Abdurrihman Wahid masjid sebagai tempat untuk mendidik dan menggembleng santri agar lepas dari hawa nafsu .
  1. Santri
Merupakan istilah lain bagi orang yang mwncari ilmu pada lembaga pendidikan formal, bedanya santri ini mencari ilmunya di pondok pesantren. Dalam dunia pesantren istilah santri terbagi menjadi dua kategori yakni santri kalong dan santri mukim.


Santri mukim merupakan santri yang berasal dari luar daerah pesantren yang hendak mukim dalam mencari ilmu. Santri mukim yang paling lama tinggal di pesantren tersebut biasanya merupakan satu kelompok tersendiri yang memegang tanggung jawab mengurusi urusan pesantren.


Santri kalong, merupakan para santri yang berasal dari daerah-daerah desa sekitar pesantren. Mereka bolak balik dari penerbangan. Mereka berangkat ke pesantren ketika ada tugas belajar dan aktifitas lainnya.
  1. Pengajaran Kitan Kuning
Kitab kuning adalah ungkapan dari kitab klasik yang sering dikaji dan dipelajari oleh para santri dan Kyai. Biasanya kertas-kertas pada kitab yang dikaji sudah lama usianya akan berubah menjadi kuning, oleh karenanya istilah kitab kuning ini muncul. Kitab yang biasanya dikaji dalam dunia pesantren adalah kitab-kitab klasik madzhab syafi’i dalam bentuk bahasa arab tanpa harakat, kitab ini juga sering disebut dengan kitab gundul. Kitab yang sering diajarkan di pesantren secara garis besar dibagi menjadi 8, diantaranya nahwu sharaf, fiqih, ushul fiqih, hadits, tafsir, tauhid, tasawuf dan etika, cabang lain seperti tarikh dan balaghah.


Dalam proses pengajaran kitab kuning ini ada dua model pengajaran, yaitu sorogan dan bandongan. Sorogan merupakan metode yang digunakan dengan cara santri maju satu satu bergantian mengkaji atau membaca kitab tertentu dengan Kyai secara langsung, Kyai berperan menyimak apa yang dibaca oleh santri. Bandongan adalah suatu model pembelajaran kitab kuning yang mengaktifkan peran Kyai, kyai membaca salah satu kitab dengan penjelasannya dan diikuti oleh sebagian besar santri ikut menerjemahkan apa yang dibaca Kyai, biasanya bahasa yang digunakan dalam hal ini adalah bahasa jawa. Selain dari kedu metode tersebut juga ada salah satu metode lain yaitu Musyawarah yakni metode pengajaran dengan cara Kyai seakan membuka seminar yang ken=mudian dilanjutkan dengan dialog/tanya jawab antara santri dengan kyai berkaitan dengan masalah dan kitab-kitab klasik, biasanya sebelum proses pembelajaran ini para santri mempersiapkan terlebih dahulu bersama teman lainnya sebelum berhadapan langsung dengan sang Kyai.
  1. Madrasah
Pada dasarnya madrasah memiliki arti tempat atau wahana anak mengenyam proses pembelajaran , yakni di madrasah anak menjalani proses belajar secara terarah, terpimpin, dan terkendali. Dengan demikian madrasah mengambarkan sebuah teknis pembelajaran yang tidak berbeda dengan sekolah, hanya saja di madrasah terjadi pembelajaran yang secara harfiah menitikberatkan pada pengetahuan agama dan keagamaan. Oleh karenanya madrasah dan pondok pesantren sebenarnya mereka tidak jauh berbeda, masing-masing mempunyai model dan tujuan yang sama dalam melaksanakakn proses belajar mengajar.


Munculnya madrasah menurut para sejarawan pendidikan merupakan salah satu bentuk pembaruan pendidikan islam di Indonesia, karena secara historis awal kemunculan madrasah dapat dilihat dari dua situasi; adanya pembaruan islam di Indonesia dan adanya respon pendidikan islam terhadap kebijakan pendidikan Hindia Belanda.


Banyaknya madrasah yang bermunculan pada lingkungan pondok pesantren ini, kemudianoleh mukti ali sering disebut dengan madrasah dalam pesantren. Kemudian dalam perkembangannya model madrasah yang seperti ini sering diistilahkan sebagai madrash baebasis pesantren.maaknya madrasah pada lingkungan pesantren menurut steenbrink toida serta merta menghapus tradisi pesantren yang sudah ada dan bertahan lama hal ini setidaknya bisa dilhat dari tradisi-tradisi keagamaan, tradisi intelektual dan tradisi kepemimpinan khas pesantren masih banyak ditemukan pada madrasah yang berada di lingkungan pesantren.


Setelah melewati sejarah dan waktu yang panjang penuh dengan dinamika, akhirnya madrasah semakin mendapatkan pengakuan dari pemerintah. UU sisdiknas 2003 semakin memperjelas dan mempertegas posisi dan kedudukan madrasah yang setara dengan sekolah umum lainnya. Oleh karenanya masyarakat dan pemerintah tidak boleh lagi mendikotomi antara sekola umum dengan sekolah agama, karena materi dan kebijakan yang melekat pada lembaga pendidikan umum seperti UAN, KBK, dan KTSP juga berlaku bagi madrasah.
  1. Sekolah
Sebelum masa penjajahan, pendidikan yang ada di Indonesia berupa pendidikan nonformal. Pendidikan ini telah ada sejak zaman kerajaan hindu / sebelumnya sekolah/ pendidikan dilangsungkan di tempat ibadah, perguruan atau padepkan. Ketika Belanda mulai memporakporandakan Nusantara dalam bentuk penjajahan dengan mengambil semua kekayaan dan rempah-rempah pada sebagian besar wilayah Indonesia,, Belandapun mulai melakukan penjajahan dii dunia pendidikan yang sebelumnya banyak dilakukan oleh warga pribumi pada tempat ibadah dan pondok pesantren. Penjajahan yang dilakukan dengan membentuk lembaga pendidikan baru yang dinakaman sekolah.


Pada awal abad ke 20 atas prakarsa masyarakat penguaa waktu itu muncul gagasan untuk mendirikan sekolah Indonesia, pada mula pendiriannya sekolah Indonesia terutama dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan warga teknik yang menjadi sulit karena terganggunya hubungan antara negeri belanda dan wilayah jajahannya di kawasan Nusantara. Kemudian karena didorong oleh gagasan dan keyakinan yang dilandasi persjuangan dan didorong oleh harapan dan keyakinan yang dilandasi semangat perjuangan proklamasi kemerdekaan serta wawasan dimasa depan, pemerintah Indonesia resmikan berdirinya sekolah indonesia pada tanggal 2 Maret 1959. Berdirinya sekolah ini berbeda dengan sekolah yang lainnya. Sekolah Indonesia lahir dengan penuh dinamika mengemban misi pengabdian ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berpijak pada kehidupan dan pembangunan Bangsa yang maju dan bermartabat.
  1. Masyarakat
Masyarakat merupakan sekumpulan/persatuan manusia yang hidup bersama dalam tempat yang sama dengan memiliki kebiasaan yang perilaku sama akan menjadikan suatu kebiasaan yang baru dan nantinya disebut dengan adat dan kebudayaan masyarakat bersama dan memiliki satu cita-sita sama meraih kesuksesan bersama tanpa ada yang tertinggal dan dapat encapai taraf hidup penuh dengan persemakmuran.

Pendidikan Agama Islam yang dibutuhkan oleh masyarakat multikultur adalah pendidikan agama yang selalu menghadirkan hidup penuh dengan keragaman baik latar belakang manusia ataupun sudut pandang manusia tersebut. Masyarakat merupakan semumpulan orang yang berbeda-beda yang menyatu dan mematuhi peraturan yang ditetapkan mempunyai mempunyai hubungan kekerabatan yang baik, baik antar suku apa antar Bangsa. Untuk memberikan pendidikan agama pada masyarakat bisa dengan mendiirikan majlis taklim atau pengajian di masing-masing. Menurut Neguib al atas pendidikan islam lebih cocok berorien tasi pada ta;dib yang mengacu pada adab dan menguasainya. Ta’dib hanya mencakup pada perbuatan manusia. Alasan penyebab manusia remaja sebagai makhluk sosial yang perlu pendidikan, a) dalam tatanan kehidupan masyarakat , b) PAI di masyarakat merupakan agen sosial yang penting setelah sekolah dan penerapan terhadap akhlak remaja. C) PAI Masyarakat merupakan tempat konflik dan sosiulosi dalam keragaman

Kesimpulan


Penganalisisan sosio antropologi bermaksud menghubungkan dan lebih mensingkronkan bagaimana peranan dunia penddikan/PAI terhadap manusia sehingga dalam pelaksanaan sekolah, madrasah, pondok pesantren bias memenuhikebutuhan manussia dan bermanfaat terhadap masyarakat luas


Daftar Pustaka
  1. Malik Fadjar , mandarasah dan tantangan modernitas, (Miz Bandung , cet 2 1999)
Arif, Mahmud, Panorama pendikan islam di Indonesia,(Yogyakarta,idea Pres, 2009)
M. Quraish shihab, wawasan alqur’an (Bandung,Mizan, 199


1 Karel A stenbreenk, pesantren madrasah sekolah, pendidikan islam dalam kurun modern (Jakarta :LP3 ES, 1994) hal.22

2 M. Quraish Shihab, wawasan alqur’an ,(Bandung, Mizan, 1996, cet 2 hal 459.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar