Bab I
Pendahuluan
- Latar Belakang
Pengetahuan dan pendidikan merupakan serangkaian
hal penting yang dibutuhkan oleh setiap individu manusia dalam
mengarungi kehidupan di alam semesta. Namun dalam perolehan kedua
substansi tersebut tidak semata-mata diperoleh dengan Cuma-Cuma,
malainkan harus melalui beberapa sistem yang sudah ada dan juga
mengorbankan waktu dan benda yang dimiliki kita semua. Kemudian
setelah manusia tersebut memperoleh kedua hal tersebut tidak berhenti
begitusaja melainkan ada proses yahapan yang disebut dengan analisis
dan juga penerapan ilmu dalam realita yang dialaminya.
Penganalisisan kedua substansi tersebut ada
beberapa bagian/poitn of analitical for
education dalam memperoleh suatu
pemahaman dan pengalaman yang berbeda antara individu satu dengan
individu lainnya. Diantara analisis tersebut adalah analisis
sosiologis, antropologis, cultural, tematic, dll. Sehingga pemahaman
pengetahuan dan pendidikan bisa sampai pada setiap pemikiran manusia
yang ada di dunia. Selain itu dalam pengaplikasian pendidikan juga
memiliki beberapa lapangan pokok yang dapat dikatakan semuanya
penting karena semua lapisan tersebut akan dan pasti dialami oleh
seluruh manusia.
Beberapa pengaplikasin pendidikan diantaranya
berada di keluarga, sekolah, madrasah, pondok pesantren, dan juga
masyarakat. Namun pada makalah ini yang dibahas adalah berkaitan
dengan analisis sosio antropologis Pendidikan Agama Islam di sekolah,
madrasah, pondok pesantren, dan masyarakat.
- Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan analisis sosioantropologis ?
- Apa pengertian dari sekolah ?
- Apa pengertian dari madrasah, pondok, pesantren, pondok pesantren, dan masyarakat ?
- Bagaimana penganalisisan sosio antropologis atas pelaksanaan PAI sekolah, madrasah, pondok pesantren, dan masyarakat ?
- Tujuan
- Untuk mengetahui analisis sosio-antropologis
- Untuk mengetahui maksud dari sekolah, madrasah, pondok pesantren, dan masyarakat
- Untuk mengetahui tata pelaksanaan analisis sosio-antropologis atas pelaksanaan PAI pada sekolah, madrasah, pondok pesantren, dan masyarakat
Bab II
Pembahasan
- Analisis Sosio-Antropologis
Antropologi merupakan suatu ilmu yang membahas
tentang manusia mulai dari masa lalu, masa kini hingga masa yang akan
datang. Dan mengambarkan manusia melalui ilmu sosial dan ilmu hayati
(alam). Antropologi berasal dari bahasa yunani antropos yang berarti
manusia/orang,
dan logos yang berarti wacana. Secara bahasa antropologi berarti ilmu
yang mempelajari manusia.
Sosiologi berasal dari bahasa latin socius
yang berarti teman
dan logos
yang berarti ilmu pengetahuan.
Masyarakat merupakan sekelompok oang
yang hidup bersama dalam lingkungan yang sama dan jangka waktu yang
lama dengan memiliki ideologi/cita-cita untuk meraih kesejahteraan
bersama dan juga memiliki suatu hasil kebudayaan dan kebiasaan
bersama. Sosiologi akan mengkaji segala yang menempel pada diri
masyarakat, mulai dari perilaku masyarakat, komunikasi masyarakat
dan hal yang dibangun oleh manusia untuk kehidupan bermasyarakat.
- Pondok Pesantren
Terkait dengan perkembangan dan munculnya
pesantren, terdapat beberapa pandangan yang saling melengkapi.
Menurut Mahmud Yunus menyatakan, bahwa asal usul pendidikan yang
digunakan pondok pesantren berasal dari Baghdad dan merupakan bagian
dari sistem pendidikan tersebut. Sedangkan menurut Karel A.
Steenbrink menyaakan bahwa pondok pesantren jika dilihat dari bentuk
dan sistemnya berasal dari masyarakat india dan hindu. Sebelum islam
masuk ke nusantara, sistem pengajaran tersebut sudah digunakan oleh
pengajaran hindu di jawa. Setelah islam masuk kemudian memadukan
sistem pembelajaran tersebut dalam lembaga yang disebut dengan pondok
pesantren. Istilah pondok berasal dari bahasa arab fundug
yang berarti hotel/asrama, atau dalam
pengertian lain pondok juga diseut dengan asrama-asrama para santri
yang disebut pondok /tempat tinggal yang terbuat dari bambu.1
Dengan kata lain, Pondok Pesantren adalah suatu
lembaga pendidikan agama islam yang tumbuh dan diakui masyarakat
sekitar, dengan sistem asrama dan komplek dimana santri-santri
menerima pengajian tersebut melalui sistem pengajian atau madrasah
sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari leadership
seorang/beberapa kyai dengan ciri khas yang bersifat kharismatik dan
independent dalam segala hal. Atau dapat difahami pondok pesantren
adalah lembaga pendidikan islam yang tumbuh ditengah perkembangan
masyarakat dengan ciri santri, asrama, bimbingan Kyai,Nyai/Ustadz
yang kharismatik. Setidaknya dalam kehidupan pendidikan pondok
pesantren terdapat lima varian yang sangat penting diantaranya Kyai
(ulama’), pondok (asrama), Masjid (musholla), santri dan proses
pengkajian kitab-kitab klasik/kitab kuning. Dari berbagai
perkembangan yang ada maka tidak dapat dipungkiri varian yang
bertambah karena bertambahnya pendidikan formal dalam dunia pesantren
sehingga menambahkan varian penting lainnya seperti managemen,
yayasan, sistem, pengurus, organisasi, tata tertib, dan juga lainnya
yang disesuaikan dengan kebutuhan pesantren dan para santrinya.
- Kyai
Merupakan istilah lain dari ulama’, akan tetapi
bagi orang jawa dan madura, istilah tersebut kerap dijadikan sebagai
orang yang mengasuh pondok pesantren dan sangat menguasai dan
mendalami ilmu agamanya. Di lingkungan jawa madura, Kyai digambarkan
sebagai sosok yang kharismatik, berwibawa, sangat berpengarung
terhadap lingkungan dan memikirkan/peduli pada umatnya. Selain itu
dapat dikatakan sosok Kyai dalam strata sosial masyarakat termasuk
berada dalam strata sosial tingkat tinggi hal ini karena peranan dan
pemberdayaannya terhadap masyarakat. Menurut asal muasalnya Kyai
diberikan kepada seseorang karena telah dianggap memiliki keahlian
berbeda oleh masyarakat, pertama
segBi gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap sakti dan
keramat, kedua
sebagai gelar kehormatan bagi orang tua pada umumnya, ketiga
sebagai gelar yang diberikan kepada orang yang ahli dalam bidang ilmu
pengetahuan agama islam yang punya/memimpin pesantren.
- Pondok
Hal yang menjadi salah satu ciri khas dari
pesantren adalah semua santri yang pergi mencari illmu tinggal
belajar dan dengan model menginap tempat tinggal sesaat untuk para
santri ini diajak untuk terus belajar dan mengajinya. Menurut
Saefudin Zuhri menyatakan bahwa pondok bukanlah asrama. Beberapa hal
kenapa lembaga pondok pesantren membutuhkan dan harus menyediakan
asrama, pertama kemasyhuran
dan kepandaian Kyai terhadap ilmu agama, kedua
hampir sebagian pesantren berada di
desa yang jauh-jauh dari keramaian dan kekuasaan ,
ketiga adanya timbal balik antara Kyai
dan santri yang mana santri mengangap kyai sebagai bapaknya sendiri
dan kyai mengangap santri sebagai anaknya sendiri.sehingga timbul
sikap keakraban.
Selain itu kelebihan dari pondok ini adalah,
terciptanya suasana lingkungan belajar yang kondusif, semangat
belajar, keakraban antara santri dan santri, juga dengan kyai/guru ,
kemandirian, tanggungjawab, dan pengawasan 24 jam. Baik dari antar
santri atau mantra ataupun dari kyai.
- Masjid
Kedudukan masjid sebagai pusat pendidikan dalam
tradisi pesantren merupakan manivestasi universalisme dari sistem
pendidikan islam yang pernah dipraktekkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Menurut Quraish Shihab secara etimologis masjid
berasal dari kata sajada yang berarti patuh, serta hormat dengan
tunduk dan takdzhim. Sedangkan secara terminologis masjid merupakan
tempat aktifitas manusia yang mencerminkan kepatuhan kepada Allah
SWT.2
Masjid memiliki fungsi ganda, selain tempat shalat dan ibadah
lainnya. Juga sebagian tempat pertimbangan. Posisi masjid bagi
kalangan pesantren memiliki makna tersendiri, menurut K.H Abdurrihman
Wahid masjid sebagai tempat untuk mendidik dan menggembleng santri
agar lepas dari hawa nafsu .
- Santri
Merupakan istilah lain bagi orang yang mwncari
ilmu pada lembaga pendidikan formal, bedanya santri ini mencari
ilmunya di pondok pesantren. Dalam dunia pesantren istilah santri
terbagi menjadi dua kategori yakni santri kalong dan santri mukim.
Santri mukim merupakan santri yang berasal dari
luar daerah pesantren yang hendak mukim dalam mencari ilmu. Santri
mukim yang paling lama tinggal di pesantren tersebut biasanya
merupakan satu kelompok tersendiri yang memegang tanggung jawab
mengurusi urusan pesantren.
Santri kalong, merupakan para santri yang berasal
dari daerah-daerah desa sekitar pesantren. Mereka bolak balik dari
penerbangan. Mereka berangkat ke pesantren ketika ada tugas belajar
dan aktifitas lainnya.
- Pengajaran Kitan Kuning
Kitab kuning adalah ungkapan dari kitab klasik
yang sering dikaji dan dipelajari oleh para santri dan Kyai. Biasanya
kertas-kertas pada kitab yang dikaji sudah lama usianya akan berubah
menjadi kuning, oleh karenanya istilah kitab kuning ini muncul. Kitab
yang biasanya dikaji dalam dunia pesantren adalah kitab-kitab klasik
madzhab syafi’i dalam bentuk bahasa arab tanpa harakat, kitab ini
juga sering disebut dengan kitab gundul. Kitab yang sering diajarkan
di pesantren secara garis besar dibagi menjadi 8, diantaranya nahwu
sharaf, fiqih, ushul fiqih, hadits, tafsir, tauhid, tasawuf dan
etika, cabang lain seperti tarikh dan balaghah.
Dalam proses pengajaran kitab kuning ini ada dua
model pengajaran, yaitu sorogan dan bandongan. Sorogan merupakan
metode yang digunakan dengan cara santri maju satu satu bergantian
mengkaji atau membaca kitab tertentu dengan Kyai secara langsung,
Kyai berperan menyimak apa yang dibaca oleh santri. Bandongan adalah
suatu model pembelajaran kitab kuning yang mengaktifkan peran Kyai,
kyai membaca salah satu kitab dengan penjelasannya dan diikuti oleh
sebagian besar santri ikut menerjemahkan apa yang dibaca Kyai,
biasanya bahasa yang digunakan dalam hal ini adalah bahasa jawa.
Selain dari kedu metode tersebut juga ada salah satu metode lain
yaitu Musyawarah yakni metode pengajaran dengan cara Kyai seakan
membuka seminar yang ken=mudian dilanjutkan dengan dialog/tanya jawab
antara santri dengan kyai berkaitan dengan masalah dan kitab-kitab
klasik, biasanya sebelum proses pembelajaran ini para santri
mempersiapkan terlebih dahulu bersama teman lainnya sebelum
berhadapan langsung dengan sang Kyai.
- Madrasah
Pada dasarnya madrasah memiliki arti tempat atau
wahana anak mengenyam proses pembelajaran , yakni di madrasah anak
menjalani proses belajar secara terarah, terpimpin, dan terkendali.
Dengan demikian madrasah mengambarkan sebuah teknis pembelajaran yang
tidak berbeda dengan sekolah, hanya saja di madrasah terjadi
pembelajaran yang secara harfiah menitikberatkan pada pengetahuan
agama dan keagamaan. Oleh karenanya madrasah dan pondok pesantren
sebenarnya mereka tidak jauh berbeda, masing-masing mempunyai model
dan tujuan yang sama dalam melaksanakakn proses belajar mengajar.
Munculnya madrasah menurut para sejarawan
pendidikan merupakan salah satu bentuk pembaruan pendidikan islam di
Indonesia, karena secara historis awal kemunculan madrasah dapat
dilihat dari dua situasi; adanya pembaruan islam di Indonesia dan
adanya respon pendidikan islam terhadap kebijakan pendidikan Hindia
Belanda.
Banyaknya madrasah yang bermunculan pada
lingkungan pondok pesantren ini, kemudianoleh mukti ali sering
disebut dengan madrasah dalam pesantren. Kemudian dalam
perkembangannya model madrasah yang seperti ini sering diistilahkan
sebagai madrash baebasis pesantren.maaknya madrasah pada lingkungan
pesantren menurut steenbrink toida serta merta menghapus tradisi
pesantren yang sudah ada dan bertahan lama hal ini setidaknya bisa
dilhat dari tradisi-tradisi keagamaan, tradisi intelektual dan
tradisi kepemimpinan khas pesantren masih banyak ditemukan pada
madrasah yang berada di lingkungan pesantren.
Setelah melewati sejarah dan waktu yang panjang
penuh dengan dinamika, akhirnya madrasah semakin mendapatkan
pengakuan dari pemerintah. UU sisdiknas 2003 semakin memperjelas dan
mempertegas posisi dan kedudukan madrasah yang setara dengan sekolah
umum lainnya. Oleh karenanya masyarakat dan pemerintah tidak boleh
lagi mendikotomi antara sekola umum dengan sekolah agama, karena
materi dan kebijakan yang melekat pada lembaga pendidikan umum
seperti UAN, KBK, dan KTSP juga berlaku bagi madrasah.
- Sekolah
Sebelum masa penjajahan, pendidikan yang ada di
Indonesia berupa pendidikan nonformal. Pendidikan ini telah ada sejak
zaman kerajaan hindu / sebelumnya sekolah/ pendidikan dilangsungkan
di tempat ibadah, perguruan atau padepkan. Ketika Belanda mulai
memporakporandakan Nusantara dalam bentuk penjajahan dengan mengambil
semua kekayaan dan rempah-rempah pada sebagian besar wilayah
Indonesia,, Belandapun mulai melakukan penjajahan dii dunia
pendidikan yang sebelumnya banyak dilakukan oleh warga pribumi pada
tempat ibadah dan pondok pesantren. Penjajahan yang dilakukan dengan
membentuk lembaga pendidikan baru yang dinakaman sekolah.
Pada awal abad ke 20 atas prakarsa masyarakat
penguaa waktu itu muncul gagasan untuk mendirikan sekolah Indonesia,
pada mula pendiriannya sekolah Indonesia terutama dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan warga teknik yang menjadi sulit karena
terganggunya hubungan antara negeri belanda dan wilayah jajahannya di
kawasan Nusantara. Kemudian karena didorong oleh gagasan dan
keyakinan yang dilandasi persjuangan dan didorong oleh harapan dan
keyakinan yang dilandasi semangat perjuangan proklamasi kemerdekaan
serta wawasan dimasa depan, pemerintah Indonesia resmikan berdirinya
sekolah indonesia pada tanggal 2 Maret 1959. Berdirinya sekolah ini
berbeda dengan sekolah yang lainnya. Sekolah Indonesia lahir dengan
penuh dinamika mengemban misi pengabdian ilmu pengetahuan dan
teknologi, yang berpijak pada kehidupan dan pembangunan Bangsa yang
maju dan bermartabat.
- Masyarakat
Masyarakat merupakan sekumpulan/persatuan manusia
yang hidup bersama dalam tempat yang sama dengan memiliki kebiasaan
yang perilaku sama akan menjadikan suatu kebiasaan yang baru dan
nantinya disebut dengan adat dan kebudayaan masyarakat bersama dan
memiliki satu cita-sita sama meraih kesuksesan bersama tanpa ada yang
tertinggal dan dapat encapai taraf hidup penuh dengan persemakmuran.
Pendidikan Agama Islam yang dibutuhkan oleh
masyarakat multikultur adalah pendidikan agama yang selalu
menghadirkan hidup penuh dengan keragaman baik latar belakang manusia
ataupun sudut pandang manusia tersebut. Masyarakat merupakan
semumpulan orang yang berbeda-beda yang menyatu dan mematuhi
peraturan yang ditetapkan mempunyai mempunyai hubungan kekerabatan
yang baik, baik antar suku apa antar Bangsa. Untuk memberikan
pendidikan agama pada masyarakat bisa dengan mendiirikan majlis
taklim atau pengajian di masing-masing. Menurut Neguib al atas
pendidikan islam lebih cocok berorien tasi pada ta;dib yang mengacu
pada adab dan menguasainya. Ta’dib hanya mencakup pada perbuatan
manusia. Alasan penyebab manusia remaja sebagai makhluk sosial yang
perlu pendidikan, a) dalam tatanan kehidupan masyarakat , b) PAI di
masyarakat merupakan agen sosial yang penting setelah sekolah dan
penerapan terhadap akhlak remaja. C) PAI Masyarakat merupakan tempat
konflik dan sosiulosi dalam keragaman
Kesimpulan
Penganalisisan
sosio antropologi bermaksud menghubungkan dan lebih mensingkronkan
bagaimana peranan dunia penddikan/PAI terhadap manusia sehingga dalam
pelaksanaan sekolah, madrasah, pondok pesantren bias
memenuhikebutuhan manussia dan bermanfaat terhadap masyarakat luas
Daftar
Pustaka
- Malik Fadjar , mandarasah dan tantangan modernitas, (Miz Bandung , cet 2 1999)
Arif,
Mahmud, Panorama pendikan islam di Indonesia,(Yogyakarta,idea Pres,
2009)
1
Karel A stenbreenk, pesantren madrasah sekolah, pendidikan
islam dalam kurun modern (Jakarta :LP3 ES, 1994) hal.22
2
M. Quraish Shihab, wawasan alqur’an ,(Bandung, Mizan, 1996, cet 2
hal 459.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar