Senin, 01 Oktober 2018

Bimbingan Konseling


Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi. Seringkali kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapatkan layanan bimbingan yang memadai[1].layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui beberapa tahap, yakni pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar, pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah belajar, dan pemberian bantuan pengentasan masalah belajar. Dalam penjelasan tersebut bimbingan belajar juga dapat disebutkan dengan bimbingan akademik/pendidikan. Bimbingan akademik adalah bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan penyekesaian masalah-masalah akademik. Adapun yang termasuk dalammasalah akademik yaitu pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar, penyelasaian tugas-tugas dan latihan, pencarian serta penggunaan sumber belajar,perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain. Sehingga bimbingan belajar juga dapat dikatakan bagian dari bimbingan akademik. Bimbingan dilakukan dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar mengajar yang kondusif sehingga terhindar dari kesulitan belajar. Pembimbing membantu individu mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar efektif,membantu individu agar sukses dalam belajar dan mampu menyesuaikan diri terhadap tuntutan program pendidikan. Dalam bimbingan ini para pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan[2].
Dalam pelaksanaan bimbingan belajar ada yang bersifat individu sebagaimana dijelaskan dan juga ada bimbingan kelompok belajar. Menyelenggarakan kelompok belajar adalah salah satu aspek untuk merealisasi bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Selain individual siswa juga dapat belajar secara kelompok. Dan mengenai beberapa hal ini ada dasar pemkiran yang dapat diajukan sebagai landasan untuk menyelenggarakan kelompok belajar. Dengan demikian dalam pembentukan kelompok belajar harus berdasarkan padaa dasar pedagogik, psikologis, dan sifat asli dari masing-masing individu anak. Diantara tujuan pembentukan kelompok belajar diantaranya sebagai berikut;
                                                         i.            Membiasakan anak untuk bergaul dengan temannya,bagaimana mengungkapkan pendapat, dan menerima pendapat.
                                                       ii.            Merealisasi tujuan pendidikan dan pengajaran.
                                                      iii.            Untuk belajar mengatasi kesulitan-kesulitan,terutama hal pelajaran secara bersama-sama.
                                                     iv.            Belajar hidup bersama sehingga tidak canggung dalam bermasyarakat.
                                                       v.            Memupuk rasa gotong royong, sebab hal tersebut adalah sifat Bangsa Indonesia[3].
Tahapan bimbingan belajar dapat dilaksanakan dengan melaluilangkah sebagai berikut;
a.       Pengenalan Siswa Yang Mengalami Masalah Belajar
Disamping banyak siswa yang berhasil secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpaibeberapa siswa yang gagal seperti nilai raport yang rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir, dan sebagainya. Secara umum siswa tersebut bisa dikatakan sebagai siswa yang mengalami masalah belajar, secara lebih luas masalah belajar tidak terbatas dengan contoh yang disebutkan, melainkan memiliki beberapa bentuk ragam yang pada umumnya dapat digolongkan atas;
·        Keterlambatan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi namun tak dapat memanfaatkan secara optimal
·        Ketercepatan dalam belajar, yakni keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi dengan IQ 130/<,tapi masih memerlukan tugas-khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar yang amat tinggi
·        Sangat lambat dalam belajar, merupakan keadaan siswa yang memiliki bakat akademik kurang memadai dan perlu pertimbangan untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran khusus
·        Kurang motivasidalam belajar, adalah keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seakan-akan merasa jera dan malas
·        Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar,yakni kondisi siswa yang perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan yang seharusnya, ssperti menunda-nunda tugas,mengulur waktu,membeci guru, tidak mau bertanya untuk hal yang tidak jelas dan tidak diketahuinya, dll.
Siswa yang mengalami masalah belajar dapat dikenali melalui prosedurpengungkapan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar, serta pengamatan.
Tes Hasil Belajar
Merupakan suatu alat yang disusun untuk mengungkapkan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang ditetapkan sebelumnya. Siswa dikatakan telah mencapai apabila dapat menguasai sebagian besar materi yang berhubungan dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Ketuntasan penguasaan bahan ditentukan dengan menetapkan patokan, yakni patokan presentasi minimal yang harus dicapai setiap siswa. Siswa yang belum menguasai bahan pelajaran sesuai dengan batasan minimal dikatan sebagai siswa yang membutuhkan bantuan khusus atau mengalami permasalahan dalam belajar. Sedangkan siswa yang sudah menguasai semua bahan yang disajikan dikatakan sebagai siswa yang sangat cepat dalam belajar. Mereka patutmendapatkan tugastambahan sebagai bentuk pengayaan.
            Tes Kemampuan Dasar
Setiap individu tentunya memilikikemampuan dasar danintelegen tertentu. Hal ini biasanya diukur dengan mengadministrasikan tes intelegensi yang sudah baku. Diantaranya Progressive Matrices (PM), Wechler intelegence (WAIS dan WISC), Stanford Binet Intelegence Scale (SBIS). Skala intelegensi,kemampuan dasar manusia bisa diklasifikasikan sebagai berikut;
I.Q       140 ke atas      è        sangat cerdas
            120 – 139        è        cerdas
            110 – 129        è        diatas rata-rata
            90  -  109         è        normal atau rata-rata
            80 – 89            è        dibawah rata-rata
            70 – 79            è        bodoh
            Dibawah 70      è        sangat bodoh
Hasil belajar yang dicapai seyogyanya dapat mencerminkan tingkat kemampuan dasar yang dimilikinya.
Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar
            Merupakan salah satu faktor penting dalam belajar. Sebagian dari hari belajar ditentukan oleh sikapdan kebiasaan siswa dalam belajar. Untuk mengungkapkan sikap dan kebiasaan siswa belajar dapat diketahui dikembangkan beberapa alat berupa “skala sikap dan kebiasaan belajar. Alat ini  dapat mengungkapkannya derajat siswa yang mengajarkan dan membiasakan belajar. Dengan memperhatikan derajat sikap dan kebiasaan belajar siswa tersebut dapat diketahui mana yang sudah memadai dan perlu dipelihara, serta siswa-siswa mana yang memerlukan bantuan khusus dalam meningkatkan sikap dan kebiasaan belajarnya.
Tes Diagnosik
            Adalah instrumen untukmengungkapkan adanya kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu. Dengan tes ini sebenarnya sekaligus dapat diketahui kekuatan dankelemahan siswa.makin sedikit siswa membuat kesalahan makin kuatlah siswa terhadap materi pelajaran bersangkutan begitu uga sebaliknya. Siswa-siswa yang ternyata sudah cukup kuat dalam mata pelajaran yang dimaksud dianjurkan untuk terusmemupuk kekuatan mereka, sedangkan siswa yang masih mengalami banyak kesalahan berarti memerlukan bantuan khusus.
Analisis Hasil Karya atau Belajar
            Analisis ini merupakan bentuk lain dari tes diagnosik, tujuannya yaitumengungkapkan kesalahan-kesalahan yang dialami oleh beberapa siswa dalam mata pelajaran tersebut. Analisis hasil belajar merupakan merupakanprosedur yang pelaksanaannya dilaksanakan dengan memeriksa langsung materi hasil belajar yang ditampilkan langsung oleh siswa baik bentuk tulisan, grafik, hasil kerajinan, rekaman video,dll. Dalam analisi hasil belajar ini harus menggunakan pedoman tertentu. Hasil pengamatan tersebut dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan atau bahkan telah dibakukan.
b.      Upaya Membantu Siswa Yang Mengalami Masalah Belajar
Siswa yang mengalami masalah belajar sebagaiman telah dijelaskan perlu mendapatkan bantuan agar masalahnya tidakberlarut-larut. Beberapa upaya yang dapat dilakukan diantaranya pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan, peningkatan motivasi belajar, dan mengembangkan sikap kebiasaan belajar efktif.
·        Pengajaran Perbaikan
Merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang siswa atupun sekelompok siswayang menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperbaikikesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka. Dalam hal inikeslahan paling pokok terkait kesalah pengertian, dan tidak menguasai penih konsep-konsep dasar . apabila kesalahan tersebut diperbaiki maka siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
Dibandingkan dengan pengajaran biasa, perbaikan sifatnya lebih khusus, karenabahan,metod,dan pelaksanaan disesuaikan dengan jenis, sifat, dan latar belakang yang dihadapi siswa. Dalam halini adalah amat penting bagi seorang konselor memahami perasaan-perasaan siswa yang menhadapimasalah tersebut. Tingkah laku yang ditampilkan siswa menghednaki adanya perhatian dari guru dan konselor. Tidak dapat disangsikan bahwa yang utama harus diupayakan oleh guru dan konselora adalah mendorong siswa untuk mau beajar.
·        Kegiatan Pengayaan
Kegiatan ini adalah suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang yang sangat cepat dalam belajar. Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan terencana untukmenambah perluasan pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya. Hal ini sering muncul pada proses pembelajaran yang terencana secarabaik seperti modul, paket belajar,dll.
Dilihat dari segi prestasi atau hasilbelajar mereka, siswa yang amat belajar itu sebenarnya tidaktergolong siswa yang menghadapi masalah belajar. Bahkan semua siswa harus didorong agar dapat mencapai hasil belajar yang seperti itu. Masalah yang dihadapi nantinya masuk pada akibat dari kecepatan belajar yang dialaminya itu. Dampaknya pun bisa positif ataupun negatif dampak positif apabila siswamerasa diperhatikan dan dihargai orang lain atas keberhasilan yang telah dicapai. Sebaliknya kecepatan belajar itu akan memiliki dampak negatif apabila siswa merasa merasa kurang diperhatikan dari apa yang sudah dicapai dan dihargai keberhasilannya oleh orang lain. Mereka cenderung patah hati,kecewa, tidak semangat,dll. Dan dalam pergaulannya juga bisa jadi mereka akan salah tingkah dalam bersosial.
·        Peningkatan Motivasi Belajar
Sorang guru/konselor wajib membantu siswa dalam meningkatkan motivasi belajarnya.halini dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut;
                                                                 i.            Memperjelas tujuan belajar
                                                                ii.            Menyesuaian pengajaran dengan bakat,kemampuan dan minat siswa
                                                              iii.            Menciptakan suasana belajar menantang,menyenangkan, dan merangsang
                                                              iv.            Memberikan hadiah penguatan dan hukuman bila perlu
                                                               v.            Menciptakan suasana hubungan hangat dan dinamis antara guru dengan muriddan muriddengan murid
                                                              vi.            Menghindari tekanan-tekanan dansuasana yang tidak menentu
                                                            vii.            Melengkapi sumberdan peralatan belajar
·        Pemiasaan Sikap Dan Kebiasaan Belajar Yang Baik
Setiap siswa diharapkan dapat menrapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif. Sebagian siswamemang memerlukan bantuan untuk mampu melihat secara kritis sikap-sikapdan kebiasaan belajar yang merekamiliki. Melalui bantuan ini mereka diharapkan memiliki dan menemukan kelemahan-kelemahan mereka dalam belajar, dan selanjutnya berusahamengubah kelemahan tersebut dan memperbaikinya. Hendaknya siswa didorong meninjau sikap=ya dengan prinsip sebagai berikut;
·        Beajar berarti melibatkan diri secara penuh, lebih dari sekedar membaca dlltapi menyatu dengan apayang dipelajari
·        Efisiensi belajar akan meningkat apabila dilandaskan pada rencana tujuan nyata yang telah diukur
·        Kata-kata,ungkapan-ungkapan, kalimat yang ada dalam bahan yang dipelajari dibacadengan penuh pengertian
·        Behan belajar hanya akan dipelajaribaik apabila diguakan dengan mengguakan metode belajar secara menyeluruh
·        Belajar dalam seuasana terpaksa tidakmemberikan harapan besar untuk berhasil dengan baik.
·        Untuk mendapat kegiatan menvapai hasil belajar yang baik diperlukan adanya suasana hati nyaman, kesehatan baik, tidur teratur,dan rekreasiyang memadai.
Lebih jauh sikap dan kebiasaan tidak tumbuh secara kebetulan, melainkan seringkali dengan bantuan yang terencana terutama guru dan konselor, orang tua,. Untuk itu dapat dibantu dalam hal berikut
·        Meneukan motif tepat dalam belajar
·        Memeliharakondisi kesehata yang baik
·        Mengatur waktu belajar disekolah dan dirumah
·        Memilih tempat belajar yang baik
·        Belajar dengan sumber belajar yang baik, kaya,seperti buku-buku teks dan referensi lainnya
·        Membaca secara baik  dan seuai dengan kebutuhan , misalnya kapan membaca secara garis besar,kapan terinci, dan sebagainya
·        Tidak segan bertanya hal yang tidak diketahhui kepada guru,teman, dll
Dalam layanan bimbingan belajar peranan guru dan konselor adalah saling membantu,mengisi,menunjang, dll. Sebagaimana disebutkan terdahulu, guru sebagai penguasa lapangan dan penggerak kegiatan pembelajaran siswa sedangkan konselorsebagai arsitek, penasihat dan penyumbang data, masukan, pertimbangan, bagi ditetapkannya layanan bimbingan belajar. Konselor dapat membantu mengolah danmenafsirkan nilai-nilai tes hasil belajar, tapi tersebut dibuat oleh guru. Dalam hasil tersebut memang diharapkan adanya tes hasil belajar yang sudah dibakukan.
Berdasarkan pengungkapan kelemahan dan kekuatan siswa dengan menggunakan instrumen diatas, konselor dan guru merancang bimbingan belajar bagi siswa yang memerlukannya baik secara individu maupun kelompok. Dalam pelaksanaannya guru dan konselor masing-masing bersama tergantung pada materi pelayanan. Layanan yangmaterinya lebih banyak menyangkut penguasaaan bahan pelajaran menuntut  peranan guru lebih besar dari pada konselor, sedangkan peranan terkait dengan motivasi, minat,sikap, dan kebiasaan belajar menuntut lebih banyak peranan konselor. Keadaan yang lebih dikehendakiadalah apabila kedua pihak selalusaing bahu membahu meningkatkan siswa belajar baik disekolah maupun diluar sekolah/di rumah.

KESIMPULAN

            Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi. Siswa yang mengalami masalah belajar dapat dikenali melalui prosedurpengungkapan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar, serta pengamatan.
Analisis hasil belajar merupakan merupakanprosedur yang pelaksanaannya dilaksanakan dengan memeriksa langsung materi hasil belajar yang ditampilkan langsung oleh siswa baik bentuk tulisan, grafik, hasil kerajinan, rekaman video,dll. Keadaan yang lebih dikehendakiadalah apabila kedua pihak selalusaing bahu membahu meningkatkan siswa belajar baik disekolah maupun diluar sekolah/di rumah


[1]Prayitno,dkk.Dasar-dasar bimbingan&konseling, RinekaCipta; Jakarta,2013.hal 279
[2]Ahmad Juntika Nurihsan. Bimbingan&Konseling dalam berbagai latar kehidupan. RefikaAditama. Bandung. 2011
[3] Bimo walgito,Bimbingan & Penyuluhan di Sekolah, Andi Offest;Yogyakarta,1995.hal.103-105

Tidak ada komentar:

Posting Komentar