Bimbingan
belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting
diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan
yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau
rendahnya intelegensi. Seringkali kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak
mendapatkan layanan bimbingan yang memadai[1].layanan
bimbingan belajar dilaksanakan melalui beberapa tahap, yakni pengenalan siswa
yang mengalami masalah belajar, pengungkapan sebab-sebab timbulnya masalah
belajar, dan pemberian bantuan pengentasan masalah belajar. Dalam penjelasan
tersebut bimbingan belajar juga dapat disebutkan dengan bimbingan
akademik/pendidikan. Bimbingan akademik adalah bimbingan yang diarahkan untuk
membantu para individu dalam menghadapi dan penyekesaian masalah-masalah akademik.
Adapun yang termasuk dalammasalah akademik yaitu pengenalan kurikulum,
pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar, penyelasaian tugas-tugas dan
latihan, pencarian serta penggunaan sumber belajar,perencanaan pendidikan
lanjutan, dan lain-lain. Sehingga bimbingan belajar juga dapat dikatakan bagian
dari bimbingan akademik. Bimbingan dilakukan dilakukan dengan cara
mengembangkan suasana belajar mengajar yang kondusif sehingga terhindar dari
kesulitan belajar. Pembimbing membantu individu mengatasi kesulitan belajar,
mengembangkan cara belajar efektif,membantu individu agar sukses dalam belajar
dan mampu menyesuaikan diri terhadap tuntutan program pendidikan. Dalam
bimbingan ini para pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai
tujuan akademik yang diharapkan[2].
Dalam
pelaksanaan bimbingan belajar ada yang bersifat individu sebagaimana dijelaskan
dan juga ada bimbingan kelompok belajar. Menyelenggarakan kelompok belajar
adalah salah satu aspek untuk merealisasi bimbingan dan penyuluhan di sekolah.
Selain individual siswa juga dapat belajar secara kelompok. Dan mengenai
beberapa hal ini ada dasar pemkiran yang dapat diajukan sebagai landasan untuk
menyelenggarakan kelompok belajar. Dengan demikian dalam pembentukan kelompok
belajar harus berdasarkan padaa dasar pedagogik, psikologis, dan sifat asli
dari masing-masing individu anak. Diantara tujuan pembentukan kelompok belajar
diantaranya sebagai berikut;
i.
Membiasakan
anak untuk bergaul dengan temannya,bagaimana mengungkapkan pendapat, dan menerima
pendapat.
ii.
Merealisasi
tujuan pendidikan dan pengajaran.
iii.
Untuk
belajar mengatasi kesulitan-kesulitan,terutama hal pelajaran secara
bersama-sama.
iv.
Belajar
hidup bersama sehingga tidak canggung dalam bermasyarakat.
v.
Memupuk
rasa gotong royong, sebab hal tersebut adalah sifat Bangsa Indonesia[3].
Tahapan bimbingan belajar dapat dilaksanakan dengan melaluilangkah
sebagai berikut;
a.
Pengenalan
Siswa Yang Mengalami Masalah Belajar
Disamping
banyak siswa yang berhasil secara gemilang dalam belajar, sering pula
dijumpaibeberapa siswa yang gagal seperti nilai raport yang rendah, tidak naik
kelas, tidak lulus ujian akhir, dan sebagainya. Secara umum siswa tersebut bisa
dikatakan sebagai siswa yang mengalami masalah belajar, secara lebih luas
masalah belajar tidak terbatas dengan contoh yang disebutkan, melainkan
memiliki beberapa bentuk ragam yang pada umumnya dapat digolongkan atas;
·
Keterlambatan
akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan
memiliki intelegensi yang cukup tinggi namun tak dapat memanfaatkan secara
optimal
·
Ketercepatan
dalam belajar, yakni keadaan
siswa yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi dengan IQ 130/<,tapi
masih memerlukan tugas-khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar
yang amat tinggi
·
Sangat
lambat dalam belajar, merupakan
keadaan siswa yang memiliki bakat akademik kurang memadai dan perlu
pertimbangan untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran khusus
·
Kurang
motivasidalam belajar, adalah keadaan
siswa yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seakan-akan merasa jera dan
malas
·
Bersikap
dan berkebiasaan buruk dalam belajar,yakni
kondisi siswa yang perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan yang
seharusnya, ssperti menunda-nunda tugas,mengulur waktu,membeci guru, tidak mau
bertanya untuk hal yang tidak jelas dan tidak diketahuinya, dll.
Siswa yang mengalami masalah belajar dapat dikenali melalui prosedurpengungkapan
melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan
kebiasaan belajar, serta pengamatan.
Tes Hasil Belajar
Merupakan suatu alat yang disusun untuk mengungkapkan sejauh mana
siswa telah mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang ditetapkan sebelumnya. Siswa
dikatakan telah mencapai apabila dapat menguasai sebagian besar materi yang
berhubungan dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Ketuntasan
penguasaan bahan ditentukan dengan menetapkan patokan, yakni patokan presentasi
minimal yang harus dicapai setiap siswa. Siswa yang belum menguasai bahan
pelajaran sesuai dengan batasan minimal dikatan sebagai siswa yang membutuhkan bantuan
khusus atau mengalami permasalahan dalam belajar. Sedangkan siswa yang sudah
menguasai semua bahan yang disajikan dikatakan sebagai siswa yang sangat cepat
dalam belajar. Mereka patutmendapatkan tugastambahan sebagai bentuk pengayaan.
Tes Kemampuan Dasar
Setiap individu tentunya memilikikemampuan dasar danintelegen
tertentu. Hal ini biasanya diukur dengan mengadministrasikan tes intelegensi
yang sudah baku. Diantaranya Progressive Matrices (PM), Wechler
intelegence (WAIS dan WISC), Stanford Binet Intelegence Scale
(SBIS). Skala intelegensi,kemampuan dasar manusia bisa diklasifikasikan sebagai
berikut;
I.Q 140 ke atas è sangat cerdas
120 – 139 è cerdas
110 – 129 è diatas rata-rata
90 - 109 è normal atau rata-rata
80 – 89 è dibawah rata-rata
70 – 79 è bodoh
Dibawah 70 è sangat bodoh
Hasil belajar yang dicapai seyogyanya dapat mencerminkan tingkat
kemampuan dasar yang dimilikinya.
Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar
Merupakan salah
satu faktor penting dalam belajar. Sebagian dari hari belajar ditentukan oleh
sikapdan kebiasaan siswa dalam belajar. Untuk mengungkapkan sikap dan kebiasaan
siswa belajar dapat diketahui dikembangkan beberapa alat berupa “skala sikap
dan kebiasaan belajar. Alat ini dapat
mengungkapkannya derajat siswa yang mengajarkan dan membiasakan belajar. Dengan
memperhatikan derajat sikap dan kebiasaan belajar siswa tersebut dapat
diketahui mana yang sudah memadai dan perlu dipelihara, serta siswa-siswa mana
yang memerlukan bantuan khusus dalam meningkatkan sikap dan kebiasaan belajarnya.
Tes Diagnosik
Adalah instrumen
untukmengungkapkan adanya kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam
bidang pelajaran tertentu. Dengan tes ini sebenarnya sekaligus dapat diketahui
kekuatan dankelemahan siswa.makin sedikit siswa membuat kesalahan makin kuatlah
siswa terhadap materi pelajaran bersangkutan begitu uga sebaliknya. Siswa-siswa
yang ternyata sudah cukup kuat dalam mata pelajaran yang dimaksud dianjurkan
untuk terusmemupuk kekuatan mereka, sedangkan siswa yang masih mengalami banyak
kesalahan berarti memerlukan bantuan khusus.
Analisis Hasil Karya atau Belajar
Analisis ini
merupakan bentuk lain dari tes diagnosik, tujuannya yaitumengungkapkan
kesalahan-kesalahan yang dialami oleh beberapa siswa dalam mata pelajaran
tersebut. Analisis hasil belajar merupakan merupakanprosedur yang
pelaksanaannya dilaksanakan dengan memeriksa langsung materi hasil belajar yang
ditampilkan langsung oleh siswa baik bentuk tulisan, grafik, hasil kerajinan,
rekaman video,dll. Dalam analisi hasil belajar ini harus menggunakan pedoman
tertentu. Hasil pengamatan tersebut dibandingkan dengan kriteria yang telah
ditetapkan atau bahkan telah dibakukan.
b.
Upaya
Membantu Siswa Yang Mengalami Masalah Belajar
Siswa yang mengalami masalah belajar sebagaiman telah dijelaskan perlu
mendapatkan bantuan agar masalahnya tidakberlarut-larut. Beberapa upaya yang
dapat dilakukan diantaranya pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan,
peningkatan motivasi belajar, dan mengembangkan sikap kebiasaan belajar efktif.
·
Pengajaran
Perbaikan
Merupakan suatu bentuk bantuan yang
diberikan kepada seorang siswa atupun sekelompok siswayang menghadapi masalah
belajar dengan maksud untuk memperbaikikesalahan-kesalahan dalam proses dan
hasil belajar mereka. Dalam hal inikeslahan paling pokok terkait kesalah
pengertian, dan tidak menguasai penih konsep-konsep dasar . apabila kesalahan
tersebut diperbaiki maka siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
Dibandingkan dengan pengajaran
biasa, perbaikan sifatnya lebih khusus, karenabahan,metod,dan pelaksanaan
disesuaikan dengan jenis, sifat, dan latar belakang yang dihadapi siswa. Dalam
halini adalah amat penting bagi seorang konselor memahami perasaan-perasaan
siswa yang menhadapimasalah tersebut. Tingkah laku yang ditampilkan siswa
menghednaki adanya perhatian dari guru dan konselor. Tidak dapat disangsikan
bahwa yang utama harus diupayakan oleh guru dan konselora adalah mendorong
siswa untuk mau beajar.
·
Kegiatan
Pengayaan
Kegiatan ini adalah suatu bentuk
layanan yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang yang sangat cepat
dalam belajar. Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan terencana untukmenambah
perluasan pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan
belajar sebelumnya. Hal ini sering muncul pada proses pembelajaran yang
terencana secarabaik seperti modul, paket belajar,dll.
Dilihat dari segi prestasi atau
hasilbelajar mereka, siswa yang amat belajar itu sebenarnya tidaktergolong
siswa yang menghadapi masalah belajar. Bahkan semua siswa harus didorong agar
dapat mencapai hasil belajar yang seperti itu. Masalah yang dihadapi nantinya
masuk pada akibat dari kecepatan belajar yang dialaminya itu. Dampaknya pun
bisa positif ataupun negatif dampak positif apabila siswamerasa diperhatikan
dan dihargai orang lain atas keberhasilan yang telah dicapai. Sebaliknya
kecepatan belajar itu akan memiliki dampak negatif apabila siswa merasa merasa
kurang diperhatikan dari apa yang sudah dicapai dan dihargai keberhasilannya
oleh orang lain. Mereka cenderung patah hati,kecewa, tidak semangat,dll. Dan
dalam pergaulannya juga bisa jadi mereka akan salah tingkah dalam bersosial.
·
Peningkatan
Motivasi Belajar
Sorang guru/konselor wajib membantu
siswa dalam meningkatkan motivasi belajarnya.halini dapat dilakukan dengan
langkah sebagai berikut;
i.
Memperjelas
tujuan belajar
ii.
Menyesuaian
pengajaran dengan bakat,kemampuan dan minat siswa
iii.
Menciptakan
suasana belajar menantang,menyenangkan, dan merangsang
iv.
Memberikan
hadiah penguatan dan hukuman bila perlu
v.
Menciptakan
suasana hubungan hangat dan dinamis antara guru dengan muriddan muriddengan
murid
vi.
Menghindari
tekanan-tekanan dansuasana yang tidak menentu
vii.
Melengkapi
sumberdan peralatan belajar
·
Pemiasaan
Sikap Dan Kebiasaan Belajar Yang Baik
Setiap siswa diharapkan dapat
menrapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif. Sebagian siswamemang
memerlukan bantuan untuk mampu melihat secara kritis sikap-sikapdan kebiasaan
belajar yang merekamiliki. Melalui bantuan ini mereka diharapkan memiliki dan
menemukan kelemahan-kelemahan mereka dalam belajar, dan selanjutnya
berusahamengubah kelemahan tersebut dan memperbaikinya. Hendaknya siswa
didorong meninjau sikap=ya dengan prinsip sebagai berikut;
·
Beajar
berarti melibatkan diri secara penuh, lebih dari sekedar membaca dlltapi
menyatu dengan apayang dipelajari
·
Efisiensi
belajar akan meningkat apabila dilandaskan pada rencana tujuan nyata yang telah
diukur
·
Kata-kata,ungkapan-ungkapan,
kalimat yang ada dalam bahan yang dipelajari dibacadengan penuh pengertian
·
Behan
belajar hanya akan dipelajaribaik apabila diguakan dengan mengguakan metode
belajar secara menyeluruh
·
Belajar
dalam seuasana terpaksa tidakmemberikan harapan besar untuk berhasil dengan
baik.
·
Untuk
mendapat kegiatan menvapai hasil belajar yang baik diperlukan adanya suasana
hati nyaman, kesehatan baik, tidur teratur,dan rekreasiyang memadai.
Lebih jauh sikap dan kebiasaan tidak tumbuh secara kebetulan,
melainkan seringkali dengan bantuan yang terencana terutama guru dan konselor,
orang tua,. Untuk itu dapat dibantu dalam hal berikut
·
Meneukan
motif tepat dalam belajar
·
Memeliharakondisi
kesehata yang baik
·
Mengatur
waktu belajar disekolah dan dirumah
·
Memilih
tempat belajar yang baik
·
Belajar
dengan sumber belajar yang baik, kaya,seperti buku-buku teks dan referensi
lainnya
·
Membaca
secara baik dan seuai dengan kebutuhan ,
misalnya kapan membaca secara garis besar,kapan terinci, dan sebagainya
·
Tidak
segan bertanya hal yang tidak diketahhui kepada guru,teman, dll
Dalam layanan bimbingan belajar peranan guru dan konselor adalah
saling membantu,mengisi,menunjang, dll. Sebagaimana disebutkan terdahulu, guru
sebagai penguasa lapangan dan penggerak kegiatan pembelajaran siswa sedangkan
konselorsebagai arsitek, penasihat dan penyumbang data, masukan, pertimbangan,
bagi ditetapkannya layanan bimbingan belajar. Konselor dapat membantu mengolah
danmenafsirkan nilai-nilai tes hasil belajar, tapi tersebut dibuat oleh guru.
Dalam hasil tersebut memang diharapkan adanya tes hasil belajar yang sudah
dibakukan.
Berdasarkan pengungkapan kelemahan dan kekuatan siswa dengan
menggunakan instrumen diatas, konselor dan guru merancang bimbingan belajar
bagi siswa yang memerlukannya baik secara individu maupun kelompok. Dalam
pelaksanaannya guru dan konselor masing-masing bersama tergantung pada materi
pelayanan. Layanan yangmaterinya lebih banyak menyangkut penguasaaan bahan
pelajaran menuntut peranan guru lebih
besar dari pada konselor, sedangkan peranan terkait dengan motivasi,
minat,sikap, dan kebiasaan belajar menuntut lebih banyak peranan konselor.
Keadaan yang lebih dikehendakiadalah apabila kedua pihak selalusaing bahu
membahu meningkatkan siswa belajar baik disekolah maupun diluar sekolah/di
rumah.
KESIMPULAN
Bimbingan belajar
merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di
sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa
dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya
intelegensi. Siswa yang mengalami masalah belajar dapat dikenali melalui
prosedurpengungkapan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan
sikap dan kebiasaan belajar, serta pengamatan.
Analisis hasil belajar merupakan merupakanprosedur yang
pelaksanaannya dilaksanakan dengan memeriksa langsung materi hasil belajar yang
ditampilkan langsung oleh siswa baik bentuk tulisan, grafik, hasil kerajinan,
rekaman video,dll. Keadaan yang lebih dikehendakiadalah apabila kedua pihak
selalusaing bahu membahu meningkatkan siswa belajar baik disekolah maupun
diluar sekolah/di rumah
[1]Prayitno,dkk.Dasar-dasar
bimbingan&konseling, RinekaCipta; Jakarta,2013.hal 279
[2]Ahmad
Juntika Nurihsan. Bimbingan&Konseling dalam berbagai latar kehidupan.
RefikaAditama. Bandung. 2011
[3] Bimo
walgito,Bimbingan & Penyuluhan di Sekolah, Andi
Offest;Yogyakarta,1995.hal.103-105
Tidak ada komentar:
Posting Komentar