1.
Analisis Sosio-Antropologis
Antropologi merupakan suatu ilmu yang membahas tentang manusia
mulai dari masa lalu, masa kini hingga masa yang akan datang. Dan mengambarkan
manusia melalui ilmu sosial dan ilmu hayati (alam). Antropologi berasal dari
bahasa yunani antropos yang berarti manusia/orang, dan logos yang
berarti wacana. Secara bahasa antropologi berarti ilmu yang mempelajari
manusia.
Sosiologi berasal dari bahasa latin socius yang berarti teman
dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Masyarakat merupakan
sekelompok oang yang hidup bersama dalam lingkungan yang sama dan jangka waktu
yang lama dengan memiliki ideologi/cita-cita untuk meraih kesejahteraan bersama
dan juga memiliki suatu hasil kebudayaan dan kebiasaan bersama. Sosiologi akan
mengkaji segala yang menempel pada diri masyarakat, mulai dari perilaku masyarakat, komunikasi masyarakat
dan hal yang dibangun oleh manusia untuk kehidupan bermasyarakat.
2.
Pondok Pesantren
Terkait dengan perkembangan dan munculnya pesantren, terdapat
beberapa pandangan yang saling melengkapi. Menurut Mahmud Yunus menyatakan,
bahwa asal usul pendidikan yang digunakan pondok pesantren berasal dari Baghdad
dan merupakan bagian dari sistem pendidikan tersebut. Sedangkan menurut Karel
A. Steenbrink menyaakan bahwa pondok pesantren jika dilihat dari bentuk dan
sistemnya berasal dari masyarakat india dan hindu. Sebelum islam masuk ke
nusantara, sistem pengajaran tersebut sudah digunakan oleh pengajaran hindu di
jawa. Setelah islam masuk kemudian memadukan sistem pembelajaran tersebut dalam
lembaga yang disebut dengan pondok pesantren. Istilah pondok berasal dari
bahasa arab fundug yang berarti hotel/asrama, atau dalam pengertian lain
pondok juga diseut dengan asrama-asrama para santri yang disebut pondok /tempat
tinggal yang terbuat dari bambu.[1]
Dengan kata lain, Pondok Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan
agama islam yang tumbuh dan diakui masyarakat sekitar, dengan sistem asrama dan
komplek dimana santri-santri menerima pengajian tersebut melalui sistem
pengajian atau madrasah sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari leadership seorang/beberapa kyai dengan
ciri khas yang bersifat kharismatik dan independent dalam segala hal. Atau
dapat difahami pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang tumbuh
ditengah perkembangan masyarakat dengan ciri santri, asrama, bimbingan
Kyai,Nyai/Ustadz yang kharismatik. Setidaknya dalam kehidupan pendidikan pondok
pesantren terdapat lima varian yang sangat penting diantaranya Kyai (ulama’),
pondok (asrama), Masjid (musholla), santri dan proses pengkajian kitab-kitab
klasik/kitab kuning. Dari berbagai perkembangan yang ada maka tidak dapat
dipungkiri varian yang bertambah karena bertambahnya pendidikan formal dalam
dunia pesantren sehingga menambahkan varian penting lainnya seperti managemen,
yayasan, sistem, pengurus, organisasi, tata tertib, dan juga lainnya yang
disesuaikan dengan kebutuhan pesantren dan para santrinya.
a.
Kyai
Merupakan
istilah lain dari ulama’, akan tetapi bagi orang jawa dan madura, istilah
tersebut kerap dijadikan sebagai orang yang mengasuh pondok pesantren dan
sangat menguasai dan mendalami ilmu agamanya. Di lingkungan jawa madura, Kyai
digambarkan sebagai sosok yang kharismatik, berwibawa, sangat berpengarung
terhadap lingkungan dan memikirkan/peduli pada umatnya. Selain itu dapat
dikatakan sosok Kyai dalam strata sosial masyarakat termasuk berada dalam
strata sosial tingkat tinggi hal ini karena peranan dan pemberdayaannya
terhadap masyarakat. Menurut asal muasalnya Kyai diberikan kepada seseorang
karena telah dianggap memiliki keahlian berbeda oleh masyarakat, pertama segBi gelar kehormatan bagi barang-barang yang
dianggap sakti dan keramat, kedua sebagai gelar kehormatan bagi orang
tua pada umumnya, ketiga sebagai gelar yang diberikan kepada orang yang
ahli dalam bidang ilmu pengetahuan agama islam yang punya/memimpin pesantren.
b.
Pondok
Hal yang
menjadi salah satu ciri khas dari pesantren adalah semua santri yang pergi
mencari illmu tinggal belajar dan dengan model menginap tempat tinggal sesaat
untuk para santri ini diajak untuk terus belajar dan mengajinya. Menurut
Saefudin Zuhri menyatakan bahwa pondok bukanlah asrama. Beberapa hal kenapa lembaga
pondok pesantren membutuhkan dan harus menyediakan asrama, pertama kemasyhuran
dan kepandaian Kyai terhadap ilmu agama, kedua hampir sebagian pesantren
berada di desa yang jauh-jauh dari keramaian dan kekuasaan , ketiga adanya
timbal balik antara Kyai dan santri yang mana santri mengangap kyai sebagai
bapaknya sendiri dan kyai mengangap santri sebagai anaknya sendiri.sehingga
timbul sikap keakraban.
Selain itu
kelebihan dari pondok ini adalah, terciptanya suasana lingkungan belajar yang
kondusif, semangat belajar, keakraban antara santri dan santri, juga dengan
kyai/guru , kemandirian, tanggungjawab, dan pengawasan 24 jam. Baik dari antar
santri atau mantra ataupun dari kyai.
c.
Masjid
Kedudukan
masjid sebagai pusat pendidikan dalam tradisi pesantren merupakan manivestasi
universalisme dari sistem pendidikan islam yang pernah dipraktekkan oleh Nabi
Muhammad SAW.
Menurut Quraish
Shihab secara etimologis masjid berasal dari kata sajada yang berarti patuh,
serta hormat dengan tunduk dan takdzhim. Sedangkan secara terminologis masjid
merupakan tempat aktifitas manusia yang mencerminkan kepatuhan kepada Allah
SWT.[2]
Masjid memiliki fungsi ganda, selain tempat shalat dan ibadah lainnya. Juga
sebagian tempat pertimbangan. Posisi masjid bagi kalangan pesantren memiliki
makna tersendiri, menurut K.H Abdurrihman Wahid masjid sebagai tempat untuk
mendidik dan menggembleng santri agar lepas dari hawa nafsu .
d.
Santri
Merupakan
istilah lain bagi orang yang mwncari ilmu pada lembaga pendidikan formal,
bedanya santri ini mencari ilmunya di pondok pesantren. Dalam dunia pesantren
istilah santri terbagi menjadi dua kategori yakni santri kalong dan santri
mukim.
Santri mukim
merupakan santri yang berasal dari luar daerah pesantren yang hendak mukim
dalam mencari ilmu. Santri mukim yang paling lama tinggal di pesantren tersebut
biasanya merupakan satu kelompok tersendiri yang memegang tanggung jawab
mengurusi urusan pesantren.
Santri kalong,
merupakan para santri yang berasal dari daerah-daerah desa sekitar pesantren.
Mereka bolak balik dari penerbangan. Mereka berangkat ke pesantren ketika ada
tugas belajar dan aktifitas lainnya.
e.
Pengajaran Kitan Kuning
Kitab kuning
adalah ungkapan dari kitab klasik yang sering dikaji dan dipelajari oleh para
santri dan Kyai. Biasanya kertas-kertas pada kitab yang dikaji sudah lama
usianya akan berubah menjadi kuning, oleh karenanya istilah kitab kuning ini
muncul. Kitab yang biasanya dikaji dalam dunia pesantren adalah kitab-kitab
klasik madzhab syafi’i dalam bentuk bahasa arab tanpa harakat, kitab ini juga
sering disebut dengan kitab gundul. Kitab yang sering diajarkan di pesantren
secara garis besar dibagi menjadi 8, diantaranya nahwu sharaf, fiqih, ushul
fiqih, hadits, tafsir, tauhid, tasawuf dan etika, cabang lain seperti tarikh
dan balaghah.
Dalam proses
pengajaran kitab kuning ini ada dua model pengajaran, yaitu sorogan dan
bandongan. Sorogan merupakan metode yang digunakan dengan cara santri maju satu
satu bergantian mengkaji atau membaca kitab tertentu dengan Kyai secara
langsung, Kyai berperan menyimak apa yang dibaca oleh santri. Bandongan adalah
suatu model pembelajaran kitab kuning yang mengaktifkan peran Kyai, kyai
membaca salah satu kitab dengan penjelasannya dan diikuti oleh sebagian besar
santri ikut menerjemahkan apa yang dibaca Kyai, biasanya bahasa yang digunakan
dalam hal ini adalah bahasa jawa. Selain dari kedu metode tersebut juga ada
salah satu metode lain yaitu Musyawarah yakni metode pengajaran dengan cara Kyai
seakan membuka seminar yang ken=mudian dilanjutkan dengan dialog/tanya jawab
antara santri dengan kyai berkaitan dengan masalah dan kitab-kitab klasik,
biasanya sebelum proses pembelajaran ini para santri mempersiapkan terlebih
dahulu bersama teman lainnya sebelum berhadapan langsung dengan sang Kyai.
3.
Madrasah
Pada dasarnya madrasah memiliki arti tempat atau wahana anak
mengenyam proses pembelajaran , yakni di madrasah anak menjalani proses belajar
secara terarah, terpimpin, dan terkendali. Dengan demikian madrasah
mengambarkan sebuah teknis pembelajaran yang tidak berbeda dengan sekolah,
hanya saja di madrasah terjadi pembelajaran yang secara harfiah menitikberatkan
pada pengetahuan agama dan keagamaan. Oleh karenanya madrasah dan pondok
pesantren sebenarnya mereka tidak jauh berbeda, masing-masing mempunyai model
dan tujuan yang sama dalam melaksanakakn proses belajar mengajar.
Munculnya madrasah menurut para sejarawan pendidikan merupakan
salah satu bentuk pembaruan pendidikan islam di Indonesia, karena secara
historis awal kemunculan madrasah dapat dilihat dari dua situasi; adanya
pembaruan islam di Indonesia dan adanya respon pendidikan islam terhadap
kebijakan pendidikan Hindia Belanda.
Banyaknya madrasah yang bermunculan pada lingkungan pondok
pesantren ini, kemudianoleh mukti ali sering disebut dengan madrasah dalam
pesantren. Kemudian dalam perkembangannya model madrasah yang seperti ini
sering diistilahkan sebagai madrash baebasis pesantren.maaknya madrasah pada
lingkungan pesantren menurut steenbrink toida serta merta menghapus tradisi
pesantren yang sudah ada dan bertahan lama
hal ini setidaknya bisa dilhat dari tradisi-tradisi keagamaan, tradisi
intelektual dan tradisi kepemimpinan khas pesantren masih banyak ditemukan pada
madrasah yang berada di lingkungan pesantren.
Setelah melewati sejarah dan waktu yang panjang penuh dengan
dinamika, akhirnya madrasah semakin mendapatkan pengakuan dari pemerintah. UU
sisdiknas 2003 semakin memperjelas dan mempertegas posisi dan kedudukan
madrasah yang setara dengan sekolah umum lainnya. Oleh karenanya masyarakat dan
pemerintah tidak boleh lagi mendikotomi antara sekola umum dengan sekolah
agama, karena materi dan kebijakan yang melekat pada lembaga pendidikan umum
seperti UAN, KBK, dan KTSP juga berlaku bagi madrasah.
4.
Sekolah
Sebelum masa penjajahan, pendidikan yang ada di Indonesia berupa
pendidikan nonformal. Pendidikan ini telah ada sejak zaman kerajaan hindu /
sebelumnya sekolah/ pendidikan dilangsungkan di tempat ibadah, perguruan atau
padepkan. Ketika Belanda mulai memporakporandakan Nusantara dalam bentuk
penjajahan dengan mengambil semua kekayaan dan rempah-rempah pada sebagian
besar wilayah Indonesia,, Belandapun mulai melakukan penjajahan dii dunia
pendidikan yang sebelumnya banyak dilakukan oleh warga pribumi pada tempat
ibadah dan pondok pesantren. Penjajahan yang dilakukan dengan membentuk lembaga
pendidikan baru yang dinakaman sekolah.
Pada awal abad ke 20 atas prakarsa masyarakat penguaa waktu itu
muncul gagasan untuk mendirikan sekolah Indonesia, pada mula pendiriannya
sekolah Indonesia terutama dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan warga teknik
yang menjadi sulit karena terganggunya hubungan antara negeri belanda dan
wilayah jajahannya di kawasan Nusantara. Kemudian karena didorong oleh gagasan
dan keyakinan yang dilandasi persjuangan dan didorong oleh harapan dan
keyakinan yang dilandasi semangat perjuangan proklamasi kemerdekaan serta
wawasan dimasa depan, pemerintah Indonesia resmikan berdirinya sekolah
indonesia pada tanggal 2 Maret 1959. Berdirinya sekolah ini berbeda dengan
sekolah yang lainnya. Sekolah Indonesia lahir dengan penuh dinamika mengemban
misi pengabdian ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berpijak pada kehidupan
dan pembangunan Bangsa yang maju dan bermartabat.
5.
Masyarakat
Masyarakat merupakan sekumpulan/persatuan manusia yang hidup
bersama dalam tempat yang sama dengan memiliki kebiasaan yang perilaku sama
akan menjadikan suatu kebiasaan yang baru dan nantinya disebut dengan adat dan
kebudayaan masyarakat bersama dan memiliki satu cita-sita sama meraih
kesuksesan bersama tanpa ada yang tertinggal dan dapat encapai taraf hidup
penuh dengan persemakmuran.
Pendidikan Agama Islam yang dibutuhkan oleh masyarakat multikultur
adalah pendidikan agama yang selalu menghadirkan hidup penuh dengan keragaman
baik latar belakang manusia ataupun sudut pandang manusia tersebut. Masyarakat
merupakan semumpulan orang yang berbeda-beda yang menyatu dan mematuhi
peraturan yang ditetapkan mempunyai mempunyai hubungan kekerabatan yang baik,
baik antar suku apa antar Bangsa. Untuk memberikan pendidikan agama pada
masyarakat bisa dengan mendiirikan majlis taklim atau pengajian di
masing-masing. Menurut Neguib al atas
pendidikan islam lebih cocok berorien tasi pada ta;dib yang mengacu pada adab
dan menguasainya. Ta’dib hanya mencakup pada perbuatan manusia. Alasan penyebab
manusia remaja sebagai makhluk sosial yang perlu pendidikan, a) dalam tatanan
kehidupan masyarakat , b) PAI di masyarakat merupakan agen sosial yang penting
setelah sekolah dan penerapan terhadap akhlak remaja. C) PAI Masyarakat
merupakan tempat konflik dan sosiulosi dalam keragaman
Kesimpulan
Penganalisisan
sosio antropologi bermaksud menghubungkan dan lebih mensingkronkan bagaimana
peranan dunia penddikan/PAI terhadap manusia sehingga dalam pelaksanaan
sekolah, madrasah, pondok pesantren bias memenuhikebutuhan manussia dan
bermanfaat terhadap masyarakat luas
[1] Karel A
stenbreenk, pesantren madrasah sekolah, pendidikan islam dalam kurun
modern (Jakarta :LP3 ES, 1994) hal.22
[2] M.
Quraish Shihab, wawasan alqur’an ,(Bandung, Mizan, 1996, cet 2 hal 459.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar