kulturasi
adalah suatu proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia
dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari
suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur
kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan
itu sendiri.
Contoh
Akulturasi: Saat budaya rap dari negara asing digabungkan dengan
bahasa Jawa, sehingga rap dengan menggunakan bahasa Jawa. Ini terjadi
di acara Simfoni Semesta Raya.
Contoh
lainnya yaitu, baju batik di Indonesia, yang digabungkan dengan model
baju dari luar negeri sehingga menghasilkan baju batik modern, di
sini budaya batik masih tetap ada namun diinovasikan menjadi batik
modern.
Sedangkan
Akulturasi kebudayaan adalah proses kontak satu atau lebih kebudayaan
asing terhadap suatu kebudayaan yang lambat laun kebudayaan asing
tersebut diserap ke dalam kebudayaan asli, namun hasil dari interaksi
tersebut tidak menghilangkan nilai-nilai asli kebudayaan penerima.
Seperti
apa yang terjadi di nusantara. Meskipun di masa hindu-budha nusantara
amat terpengaruh dengan budaya hindu-budha, namun sistem kasta
tertutup yang ada di India tidak sampai diadopsi oleh masyarakat
kita. Masyarakat kita tetap mempertahankan kebudayaan gotong royong
yang telah menjadi local genius bangsa Indonesia saat itu.
Contoh
Akulturasi Budaya: Wujud Akulturasi Kebudayaan Hindu-Budha
dengan Kebudayaan Indonesia. Dari definisi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa akulturasi sama dengan kontak budaya yaitu
bertemunya dua kebudayaan yang berbeda melebur menjadi satu
menghasilkan kebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan
kepribadian/sifat kebudayaan aslinya. Hal ini berarti kebudayaan
Hindu – Budha yang masuk ke Indonesia tidak diterima seperti apa
adanya, tetapi diolah, ditelaah, dan disesuaikan dengan budaya yang
dimiliki penduduk Indonesia, sehingga budaya tersebut berpadu dengan
kebudayaan asli Indonesia menjadi bentuk akulturasi kebudayaan
Indonesia Hindu–Budha.
Wujud akulturasi tersebut
dapat Anda simak pada uraian materi unsur-unsur budaya berikut ini:
- Bahasa
Wujud akulturasi dalam
bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta
yang dapat Anda temukan sampai sekarang dimana bahasa Sansekerta
memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia.
Penggunaan
bahasa Sansekerta pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu
bertulis) peninggalan kerajaan Hindu–Budha pada abad 5–7
M. Contohnya prasasti Yupa dari Kutai, prasasti peninggalan Kerajaan
Tarumanegara. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta
di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno seperti yang ditemukan pada
prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya 7–13 M. Untuk aksara, dapat
dibuktikan adanya penggunaan huruf Pallawa, kemudian berkembang
menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis. Hal
ini dapat dibuktikan melalui Prasasti Dinoyo (Malang) yang
menggunakan huruf Jawa Kuno.
- Religi/Kepercayaan
Sistem
kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Budha
masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme
dan Dinamisme.
Dengan
masuknya agama Hindu–Budha ke Indonesia, masyarakat Indonesia mulai
menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Agama Hindu dan Budha yang
berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan
Animisme dan Dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme.
Tentu Anda bertanya apa yang dimaksud dengan Sinkritisme? Sinkritisme
adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua
kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Untuk itu agama Hindu dan
Budha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu–Budha
yang dianut oleh masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan tersebut
dapat Anda lihat dalam upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu
atau Budha yang ada di Indonesia.
Contohnya,
upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara
tersebut tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India.
- Organisasi Sosial Kemasyarakatan
Wujud
akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat Anda
lihat dalam organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang
berkembang di Indonesia setelah masuknya pengaruh India.
Dengan
adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan
yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah
oleh seorang raja secara turun temurun. Raja di Indonesia ada yang
dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang keramat,
sehingga rakyat sangat memuja Raja tersebut, hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya raja-raja yang memerintah di Singosari seperti
Kertanegara diwujudkan sebagai Bairawa dan R Wijaya Raja Majapahit
diwujudkan sebagai Harhari (dewa Syiwa dan Wisnu jadi satu).
Pemerintahan
Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti
di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip
musyawarah diterapkan terutama apabila raja tidak mempunyai putra
mahkota yaitu seperti yang terjadi di kerajaan Majapahit, pada waktu
pengangkatan Wikramawardana. Wujud akulturasi di samping terlihat
dalam sistem pemerintahan juga terlihat dalam sistem kemasyarakatan,
yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta.
Sistem
kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan
Pendeta), kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya
(golongan pedagang) dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata).
Kasta-kasta
tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia
tetapi tidak sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India karena
kasta India benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan,
sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di Indonesia kasta
hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.
- Sistem Pengetahuan
Wujud
akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan
waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu.
Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan
perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai
contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732
M.
Di
samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan
perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala. Apakah Anda
sebelumnya pernah mendengar istilah Candrasangkala? Candrasangkala
adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka.
Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di
pulau Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa salah satu contohnya
yaitu kalimat Sirna ilang kertaning bhumi apabila diartikan sirna =
0, ilang = 0, kertaning = 4 dan bhumi = 1, maka kalimat tersebut
diartikan dan belakang sama dengan tahun 1400 saka atau sama dengan
1478 M yang merupakan tahun runtuhnya Majapahit.
- Hidup dan Teknologi
Peralatan Salah
satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat
dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang
mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di
Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena
candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi perbuatannya
melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra
yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk
melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.
Untuk
itu dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat
perbedaan. Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden
berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan
Megalithikum yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi
bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi
tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika yang merupakan
salah satu nama dewi Durga atau Dewi Maut, sehingga candi merupakan
bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja
dan orang-orang terkemuka.
Di
samping itu, dalam bahasa kawi candi berasal dari kata Cinandi
artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi
bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang
menyangkut lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam Pripih.
Dengan
demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan
terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah
meninggal, contohnya Candi Borobudur, Jawa Tengah. Hal ini terlihat
dari adanya lambang jasmaniah raja, sedangkan fungsi candi di India
adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti
candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan tempat pemujaan
terhadap dewa Syiwa.
- Kesenian
Wujud
akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni
sastra, dan seni pertunjukan. Dalam seni rupa contoh wujud
akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar
timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu
kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun
Budha. Contoh Relief Candi Borobudur.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi akulturasi yaitu :
- Faktor Intern
- Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi).
- Adanya penemuan baru. Discovery penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada. Invention penyempurnaan penemuan baru. Innovation pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh kesadaran masyarakat akan kekurangan unsur dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat.
- Konflik yang terjadi dalam masyarakat.
- Pemberontakan atau revolus
- Faktor Ekstern
- Perubahan alam
- Peperangan
- Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi (penyebaran kebudayaan), akulturasi (pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi).
Faktor-faktor
yang memperkuat potensi akulturasi dalam taraf individu adalah
faktor-faktor kepribadian seperti toleransi, kesamaan nilai, mau
mengambil resiko, keluesan kognitif, keterbukaan dan sebagainya. Dua
budaya yang mempunyai nilai-nilai yang sama akan lebih mudah
mengalami akulturasi dibandingkan dengan budaya yang berbeda nilai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar