Perekonomian menjadi salah satu tolak ukur terkait kesejahteraan hidup masyarakat berbangsa dan bernegara dalam menjaga stabilitas hidup yang memerlukan terjaganya kesehatan dan ketersediaannya bahan pangan, namun dalam keadaan pandemi yang berkepanjangan ini setiap pemegang kekuasaan perlu meninjau dengan skala yang sangat keras dan optimal sehingga pencegahan dan penaganannya bisa berjalan sesuai dengan gejolak yang dirasakan oleh setiap warga yang membutuhkan. termasuk didalam hal ini adalah rakyat yang berpenghasilan dengan menggunakan harian atau bisa dikatakan mereka bisa mendapatkan uang jika mereka mau keluar rumah dan bekerja dengan resiko yng mungkin mengancam nyawa dirinya dan orang lain di sekitarnya, Sebab dengan itu mereka bisa berlangsung hidup dan mempertahankan kehidupan mereka bersama keluarganya, namun sejak kebijakan akan pembatasan sosial yang melibatkan orang banyak tentu saja sangat berpengaruh sebab penghasilan yang biasanya menjual barang dagangan sehari bisa sampai 20 namun sejak pandemi berlangsung dan kebijakan itu diterapkan paling si penjual dalam sehari hanya dapat menjual dagangannya sehari satu dan maksimal 5 yang dibeli oleh para pembeli, dengan demikian bagaimana nasib keluarga mereka dan kesehatannya untuk makan saja tidak mudah sedang mreka memiliki keluarga dan anak-anak yang lebih dari satu namun sehari mereka mendapat uang kurang dari sepuluh ribu. Perekonomian masyarakat semakin menurun, kesahatan pun terancam sebab asupan gizi yang berkurang, namun dalam keadaan yang demikian setiap bantuan yang diberikan oleh lembaga pemerintahan seringkali menyangkut pada bagian-bagian kordinator daerah dan wilayah yang mungkin tersumbat sampai waktu yang belum jelas hingga warga yang membutuhkan semakin kebingungan untuk memenui kebutuhan makan keluarganya. Dalam gejolak pandemi yang begitu meresahkan bangsa, juga informasi perhitungan berskala yang tidak sesuai dengan realita semakin membuat masyarakat cemas dengan kebohongan yang tidak dipertanggungjawabkan, namun aspek kehidupan dalam mengemban keadaan agar kebutuhan tetap terjaga semakin disempitkan hingga pendapatan semakin dihilangkan sebab dianggap pekerjaan tak lagi dilakukan oleh setiap pengemban kwajiban, namun pada hakikatnya lembaga dan kinerja tetap harus berjalan meski salah satuobyek dari bagiannya tak terlibat langsung dslam pelaksanaan. termasuk didalamnya adalah lembaga-lembaga pendidikan yang tetap berjalan sesuai dengan kebijakan pemerintahan namun mereka masih mengkhawatirkan meski seperti itu harusnya kita tetap berjalan sebab Tuhan masih melindungi manusia dan sudah menentukan serta menaqdirkan kapan kita akan dimatikan dan dihidupkan dan kapan kita akan dimatikan juga sebab apa manusia akan dimatikan.
Lembaga pendidikan seperti sekolah madrasah dan pondok pesantren yang didalamnya terdapat tenaga pendidik dan kependidikan yang mana mereka juge memerlukan tunjangan untuk berlangsungnya kehidupan mereka bersama keluarganya, namun dalam kelengan yang dirasakan masa juga kegelisahan orang tua akan pendapatan setiap bulannya menjadikan mereka berburuk sangka kenapa sekolah tetap membayar bulanan sedangkan anak" libur dan Guru tidak bekerja ? Sedangkan setiap minggunya para pendidik dan tenaga kependidikan tetap bekerja secara administrasi juga pembelajaran secara tidak langsung. Namun pada realitanya setiap pendidik dan tenaga kependidikan tetap harus menjlankan pekerjaanya termasuk administras juga hal yang biasa dilapangan harus diadministrasikan sebagai bentuk pelaksanaan ketenaga kerjhaan sehingga mereka tetap mendapat pantauan dan mereka bisa mendapat tunjangan yang menjadi hak setiap pendidik dan tenaga kependidikan, meskipun mendidik dan mengajar menjadi bentuk pengabdian bukan semata mengharap hayaran bagi pendidik dan guru, namun memang tidak dapat dipungkiri jika setiap manusia yang hidup di dunia memerlukan meteri harta sebagai alat dan modal bahan agar tetap bisa bertahan hidup bersama keluarganya dan menjaga stabilitasi Tunjangan serta kwajiban nafkah terhadap istri dan keluarganya. Pendidik dan tenaga kependidikan pastinya memrlukan tunjangan tersendiri dari lembaga dalam masa pandemi ini sebab kinerja mereka tetap berjalan dalam keadaan apapun meski maya dan nonvisuall kinerja mereka tetap berjalan sesuai dengan tanggunagn saat mereka mulai bersatu dalam bingkai ketenaga kerjaan.
Dalam masa pandemi ini setiap orang tua perlu memahami bahwasanya tanggungjawab pendampingan belajar dan pendidikan bukan hanya guru dan pendidik saja atau semata-mata di sekolah, namun orang tua juga perlu mendampingi anak" mereka sebab akses pendidikan yang terbatas dan para pendidik hanya bisa memantau lewat media yang tersedia namun dalam hal ini orang tua tetap harus membayar biaya pendidikan, oleh karenanya dalam masa seperti ini antara penguasa, pendidik, orang tua dan peserta didik perlu bekerja sama dengan ikhlas dan tulus terlebih orang tua yang masih membayar biaya pendidikan untuk pendidik dan tenaga kependidikan sehingga pendidikan tetap berjalan dan dalam masa yg dikenal generasi corona jangan sampai memutuskan perkembangan generasi penerus Bangsa dan Negara demi kehidupan yang sejahtera atas restu dan keberkahan Tuhan Semesta.
By : Moh. Zaki Jamaludin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar