Jumat, 26 Juni 2020

Kopi, Gula & Tembakau

     Kopi itu hanya sebatas serbuk hitam yang pahit dan mungkin dipandang sebelah mata oleh sebagian orang disana, sebab mereka yang sekedar memandang ia hanya sebagai wujud yang tak sempurna dan mengatakannya hina. Padahal dibalik kejelekan dan keadaan fisik yang tak sama dengan yang lainnya justru menjadikan mereka semakin memiliki tingginya harga bagi penikmatnya dan yang mengauminya, sebab mereka memandang ia dg biji yang memiliki rasa dan mempunyai kandungan olah fikir mereka yang menjadikan hidup mereka semakin bermakna, dan tak akan pernah menurun harganya bagai pengabadi dan penikmat yang sejati baginya.
     Begitupun Gula yang hanya sebutir kecil putih bagai pasir yang diinjak-injak oleh manusia kala mereka hanya berdiri sendiri dan tak bersanding dengan sesamanya, sebab ia yang diadakan dr batangan yang tumbuhan itu juga seringkali direndahkan oleh manusia sebab kegatalan dan ketidaknyamanan oleh manusia namun tanaman tebu itu bahkan dicari oleh semua manusia sebab sifat ketawadhuan Gula untuk menyatu bersama siapa saja dan tak memnadang waktu dan masa dimana dan dengan siapa ia kan disatukan akhirnya. Ia yang butiran kecil dan putih juga tak ternilai dan bahkan dihina jika ia berdiri sendiri dan mengakibatkan penyakit bagi manusia yang mengkonsumsinya, namun itu hanya sebagian manusia. Akan tetapi setiap menusia pasti membutuhkannya sebab dalam diri mereka ada zat gula yang penting untuk dicukupkan dan konsumsipun tak berlebihan sehingga perjalanan hidupnya kan tetap aman dan penuh makna kala bersanding dan menghadap ibadah pada Tuhan semesta.
     Selain dari pada itu Tembakau juga termasuk tanaman yang mayoritas menjunjung tinggi perekonomian Bangsa dan Negara, ia yang ditanam oleh meyoritas pegunungan dan dikonsimnya sendiri dalam kehidupan dan bahkan menjadi citra Semesta Nusantara di mata dunia, ia yang harusnya dinikmati oleh kalangan dewasa juga seringkali kebobolan dinikmati oleh manusia dibawah remaja hingga menciptakan cipta buruk baginya, namun tetap saja ia dinikmati dan dipandang membawa manfaat bahkan keberkahan bagi mereka yang merasakan jerih akan semua hikmah kala tembakau itu ditanamkan. Bahkan ia juga menjadi obat bagi mereka yang meyakininya, simbol sombol kemasan dalam selimut mereka sebenarnya bukan menghantarkan pada larangan meski ada orang yang melarangnya, namun disisi lain juga ada manusia yang mengimani jika ia tak mengapa untuk dijadikan teman berpikir mereka selama tak melebihi kemampuan dan tak berlebihan. Sebab diantara mereka ada yang memandang negatif namun banyak mereka yang memandang positif sebab mereka merasakan akibatnya secara langsung dan kemanfaatan darinya, namun satu hal yang harus kita kukuhkan dalam setiap pandangan kita terhadap ketiganya ketika berbeda sudut pandang akan sifat kebaikan dan keburukan maka tak sepantasnya bagi kita untuk saling membendi dan bermusuhan sebab hakikatnya kita dan mereka tetap sama sama menjadi hambanya Tuhan yang Maha Esa penguasa Semesta Raya.




By: Moh. Zaki Jamaludin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar