Renggutkan
Jiwa
Sudah berapa
hidangan yang kini mulai kita dapatkan tuk hidup di masa depan,
padahal setiap waktunya selalu hal tak bermanfaat yang terus menerus
kita lakukan, apakah mungkin kita dapat mempersiapkan bekal masa
depan dengan kebiasaan yang seperti itu ? hidup itu tak semudah yang
kita harapkan dan tak sesulit apa yang kita bayangkan, bukan hidup
jika tak pernah merasakan naik turunnya persoalan sehingga proses
pertumbuhan bisa kita rasakan secara individual dan kekeluargaan.
Jiwa ini sebenarnya seringkali menolak saat kita hendak melakukan
perbuatan diluar aturan kehidupan namun volume jiwa selalu
tertandingi oleh raga yang terus menggelora sehingga realita
seakan-akan salah diri kita sepenuhnya padahal sisi positif selalu
diisi oleh setiap jiwa manusia. Tuhan...,,jika memang kau berkenan
merenggutnya saat kami berada dalam jurang yang begitu luasnya maka
sekarang kami sampaikan kalau kami benar-benar tak menyanggupinya,
dan jika kau renggutkan jiwa ini saat kema’rufan dan kebajikan kami
lakukan maka tolong Kau biarkan lebih lama tuk dipertahankan sebab
pada hakikatnya kami masih sangat membutuhkan dan sangan mengharapkan
ridlho serta hidayah syafaat yang selama ini Engkau janji-janjikan
tolong kabulkan wahai Tuhan biarkan manusia hidup aman didunia penuh
ketentraman.
Wahai makhlukKu
serta segenap manusia di jagat raya, bukankah Tuhanmu ini telah
menciptakan semua ini dengan susah payah hanya untuk kenikmatan
kalian sebelum bersanding dengan KU Tuhan yang Menciptakanmu ? namun
kenapa kalian semakin ingkar dengan segala kenikmatan yangterus
menerus KAMI anugrahkan setiap waktu kalian ? ingatlah waktumu dalam
kefanaanmu itu hanya hitungan jam dalam hitungan waktu yang penuh
keabadian, namun kenapa kau terus berfikir kalau kekekalan akan dapat
kalian dapatkan? Bukankah kalian tahu kalau hanya Tuhanmu yang tak
dapat termusnahkan ? beristighfarlah wahai manusia agar Tuhanmu mau
mengidayahkan jiwamu pada inayah yang senantiasa kau inginkan hingga
surga dan bidadari bidadara terdambakan.
Manusia memang
seringkali lupa dengan berbagai realita yang mereka alami dan bahkan
mereka senantiasa merasa paling benar ketikadihadapkan dengan manusia
lainnya. Namun halyang tak pernah disadari sehingga seringkali
melupakan kwajiban yang seharusnya dijaga sesuai amanah yang Tuhan
percayakan pada Manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar