Sabtu, 25 Februari 2017

jiwa

Renggutkan Jiwa

Sudah berapa hidangan yang kini mulai kita dapatkan tuk hidup di masa depan, padahal setiap waktunya selalu hal tak bermanfaat yang terus menerus kita lakukan, apakah mungkin kita dapat mempersiapkan bekal masa depan dengan kebiasaan yang seperti itu ? hidup itu tak semudah yang kita harapkan dan tak sesulit apa yang kita bayangkan, bukan hidup jika tak pernah merasakan naik turunnya persoalan sehingga proses pertumbuhan bisa kita rasakan secara individual dan kekeluargaan. Jiwa ini sebenarnya seringkali menolak saat kita hendak melakukan perbuatan diluar aturan kehidupan namun volume jiwa selalu tertandingi oleh raga yang terus menggelora sehingga realita seakan-akan salah diri kita sepenuhnya padahal sisi positif selalu diisi oleh setiap jiwa manusia. Tuhan...,,jika memang kau berkenan merenggutnya saat kami berada dalam jurang yang begitu luasnya maka sekarang kami sampaikan kalau kami benar-benar tak menyanggupinya, dan jika kau renggutkan jiwa ini saat kema’rufan dan kebajikan kami lakukan maka tolong Kau biarkan lebih lama tuk dipertahankan sebab pada hakikatnya kami masih sangat membutuhkan dan sangan mengharapkan ridlho serta hidayah syafaat yang selama ini Engkau janji-janjikan tolong kabulkan wahai Tuhan biarkan manusia hidup aman didunia penuh ketentraman.
Wahai makhlukKu serta segenap manusia di jagat raya, bukankah Tuhanmu ini telah menciptakan semua ini dengan susah payah hanya untuk kenikmatan kalian sebelum bersanding dengan KU Tuhan yang Menciptakanmu ? namun kenapa kalian semakin ingkar dengan segala kenikmatan yangterus menerus KAMI anugrahkan setiap waktu kalian ? ingatlah waktumu dalam kefanaanmu itu hanya hitungan jam dalam hitungan waktu yang penuh keabadian, namun kenapa kau terus berfikir kalau kekekalan akan dapat kalian dapatkan? Bukankah kalian tahu kalau hanya Tuhanmu yang tak dapat termusnahkan ? beristighfarlah wahai manusia agar Tuhanmu mau mengidayahkan jiwamu pada inayah yang senantiasa kau inginkan hingga surga dan bidadari bidadara terdambakan.

Manusia memang seringkali lupa dengan berbagai realita yang mereka alami dan bahkan mereka senantiasa merasa paling benar ketikadihadapkan dengan manusia lainnya. Namun halyang tak pernah disadari sehingga seringkali melupakan kwajiban yang seharusnya dijaga sesuai amanah yang Tuhan percayakan pada Manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar