Rabu, 09 November 2016

kudabespus

Kuda Besi
Pagi hari yana masih sepi dan tak ada manusia menyamai diriku ini
Ku kayuhkan pancalan kuda yang selagi dini ku bersihi dan kasih makan di setiap kaki
Kau tak punya mata melainkan ku yang menunggangi
Bahkan kedua tanganmupun selalu ku injak sebagai pancingan ubahnya tenagamu dalam kaki
Berhari-hari kau tak pernah ku cuci dan tak pernah ku bersihi
Namun kau senantiasa setia menemaniku dari pagi hingga sore hari
Wahai kuda besiku
Wujudmu tak pernah sesuai dengan namamu
Kau kuda besi namun jalanmu masih dengan tulang yang melekat di tangnmu yang mengendaraimu...
Apakah ku harus kasih kau minum dengan premium, pertalite, atau bahkan pertamax yang tanpa debu ?
Dirimu takpernah mengonsumsi hal yang seperti itu
Kau hanya mencerna angin dan kreatifitas montir tertentu dalam hal skill waktu
Dan kau juga tak pernah beraki serta busi pun tak pernah ku temui dalam tubuhmu
Kau hanya punya rantai dan pengayuh sebagai sumber energi yang menggerakkan tubuhmu
Dengan bantuan jockey pengendara diatas punggungmu
Namun usai sekian bulan bahkan tahun kenapa kau mulai tak setepat dulu
Tubuhmu mulai rapuh hai kuda besiku
Suara reotan sendi-sendi otot tulangmu pun terdengar saat hendak menentu di suatu tempat terbaikmu
Terimakasih atas segala jasamu selama waktu ini
Walau kau takpernah pembenaan ku beri
Namun kesetiaanmu tak pernah terhenti menemani diri munafik ini
Aku memang munafik dan berdusta
Karena kau bukanlah hewan berbesi ataupun kuda yang didamba
Dan kau bukan seekor hewan yang melata
Juga bukan makhluk yang bisa ku anggap bicara
Namun engkau hanyalah sebuah sepeda rusak yang dimiliki oleh seorang mahasiswa yang tak punya harta juga sabtri yang tak selalu mengaji
Sedangkun kau ini begitu dusta tuk ku pungkiri
Terimakasih wahai sepedaku sahabat setia perjalanan hidupku dari asrama ke tempat pencari ilmu duniawi

Juga saksi bisu dengan ganjaran prestasi yang telah kita raih dan selamat jalan wahai sahabat juga sepeda setiaperjalananku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar