Ning,
betapa selama ini kau hadir dalam kehidupanku dengan berbagai nilai
perubahan yang menciptakan semangat dalam jiwaku, kepribadian dan
perilaku yang lakukan itu senantiasa ,emumjukkam ku pada sebuah arah
yang terang penuh cahaya keimanan kehidupan bertuhan. Awal kita
bertemu memang tak pernah ku menyangka akan adarasa mendalam seulung
dada, namun semua ini hanyalah nikmat dari Sang maha pencipta alam
semesta juga sluruh makhluknya. Pagi siang dan malam memang ku tak
pernah dapat lagi berjumpa dengan mu, bahkan kabarmu pun tak pernah
lagi ku dengar darimu, namun itu tak akan pernah mempersurut segala
rasa yang selalu mengebu disetiap waktu. Kekepoan dan keusilanku
mungkin dimatamu sangat negatif dan terinjak bahkan direndahkan bagi
setiap yangmemandang, namun apakah kau tahu aku tak pernah
memperdulikan segala orang katakan tentang dirimu. Bujuk rayu dan
berbagai rasa memang selalu katimbulkan padaku. Dulu kau menceritakan
segala apa yang terjadi dalam dirimu mulai diri hingga pribadi dan
bahkan masa depan nanti, namun kenapa kini menghilang tak kunjung ku
temui bagai orang mati yang takkan lagi kutemui kecuali mati
meninggalkan dunia ini. Lantas apakah ujung cerita ini harus berakhir
dengan ada yang mati diantara salah satu subyek yang tak kunjung ku
temui ? dulu ku bisa bertanya nanti kau akan mengaji apa sampaiku
melalikna apa yang seharusnya kulakukan. Padahal kau tak pernah ku
fikirkan naumn byang wajahmu selalu muncul dalam waktu yang tak
terdefinisikan. Percakapan kita yang dulu itu selalu ku kenang disaat
ku jatuh dari semangat yang orang tua dan keluarga tanamkan,
gambar-gambarmu selalu ku pandang saat merindukanmu dan tak kunjung
ku temukan, setiap murojaahku kucoba hayati sosokmu dalam setiap
ucapan mulut dzikirku walau terkadang terbesit sosok ibu yang
mengingatkanku kalau itu tak seharusnya terjadi padaku. Ning,
bukankah dulu kita bicara bertemu tiada yang membatasi diantara kita,
kita bebas berkata dalam sekat yang Tuhan tanam di dunia, padahal
dulu kau ku tahu jikalau kita tak mungkin bersatu namun kau tahu
sesungguhnya disini ada sosok yang selalu memimpikanmu walau
sebenarnya kau selalu membenci dan menegatifkan atau bahkan
menghinakan wujudku dalam diri pandanganmu. Sebenarnya ku pernah
berniat tuk mengenalkanmu pada ibuku agar beliau merestui dan
meyakinkanmu kalau ku pasti kan bersamamu,dan akupun bisa sudah
mengenal siapa sebenarnya sosokmu dan keluargamu. Tak tahu berapa
rekaman kita bicara pesan yang ku simpan dan berapa jumlah wajahmu
yang kusimpan dalam fd yang selalu kusembunyikan dari setiap jamahan
dan selalu ku coba saat malam selasa wage dan juga jum’at legi
sebagai simbol kemakmuran lndasan pemupukan hubungan yang tak pernah
memeiliki ikatan. Selama ini ku tak pernah bisa lagi melaksanakan hal
itu lantaran rasa sulit tuk ku istiqomahkan kecuali satu agar Allah
membukakan pintu hatimu untuk ku.
Karena ku selalu mengingat pwsan ibu
tak harus mengenalmu jauh lebih dulu dan yang terpenting membina diri
dan mengaji enyiapkan masa depan nanti tuk mengimamimu disetiap
shalat rumah kau dan aku. Terimakasih ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar