Rabu, 09 November 2016

lautan

          Lautan biru dengan samudera dan tanjugnya makin hari semkin bertambah luas, apakah itu anda dari berakhirnyadunia ? padahal bumi ini masih butuh daratan untuk lahan kehidupan manusia yang semakin bertambah jumlahnya. Langit yang biru dan terkadang beitu kelamnya denga kehitaman tapak kesucianmu semakin bergegas tuk ramaikan diri daam suasana syahdu penuh dengan bisikan rayuan belaka. Sesungguhnya kalau kita tahu itu bukan rayuan yang dihempaskan pada paras yang penuh keanggunan. Akan tetapi hanyalah ungkapan hati yang tak bisa dinistaka oleh pesulap penghilangpenglihatan. Bukankah Tuhan kita itu sama dalam naunga ‘arsy yang membahana di alam semesta raya, tapi kenapa asih ragu dengan kesungguhan kalbu yang diciptakan oleh Tuhanmu dan ridlho mengharap kasih Tuhanmu agar kita bisahidup bersama walapun memang sulit tuk dijangkau oeh pandangan mata yang telanjang. Keteanjangan mata bukan berarti ku tak bisa membayagka sosok yag begitu sempurna karena wajah serta namamu tak pernah ku lupa dalam setiap doa’a sehinga sampai kapanpun lukisan yang begitu berharga takkan pernah kupasarkan walau harga tinggi menggelora namun wajahmu itu terlalu berharga sehingga senantiasa ku simpan dalam relung dada. Hai kaum hawa denangan A yang berada dibelakang bukan berarti kau cewawa akan tetapi dengan A tersebut kau menjadi makhluk yang mempesonA, menjadi makhluk yang indah dipandang matA, jadi makhluk yang senantiasa kaum adam dambA, juga menjadi makhluk Tuhan yang senantiasamemberikan ketentraman setiap permasalahan yang adA. Biruya cinta takkan pernah rapuh dan abadi selamanya bagai tada samudera luas, hitamnya langit sebagai tameng khidupan menjaga diri kita danterangnya siang tak perenah tergantikan oleh redupnya sore lantaran hidup ini bukan ikajinasi akan tetap keyakinan yang pasti dan keteguhan yag tiada henti laksana ksetiaan pribadiini tuk mngasihimu sepanjang waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar