Rabu, 16 November 2016

MENGAJAR sejak kecil

Mengajar sejak Usia 13 tahun

Semasa kecil KH. Hasyim Asy’ary sudah memperlihatkan tanda-tanda keulamaan. Terdidik dan bsar dari keluarga yang tinggal di pesantren dan bahkan sebagai pendiri pesantren. Membuat beliau tidak canggung untuk memerankan sosok kekyai yang kelak menjadi poros ketokohannya.
Tanda-tanda keulamaannya tidak saja terlihat saat dia berada di masa kecil, namun sejak ia berada di dalam kandungan ibunya Nyai Halimah juga sudah terlihat tanda-tanda keulmaannya. Menurut Ishom hazdik (2000) dalam sosok KH. Hasyim Asy ‘ari terkandung sosok figur ulama dan pejuang sejati. Nyai halimah juga terkenal sebagi wanita yang taat beribadah dan berpuasa selama 3 tahun berturut-turut, dengan keniatan baik dan beribadah yang pertama puasa diniakan untuk dirinya sendirinya sendiri, puasa tahun kedua karena diniatkan untuk anak dan cucunya dan pusa tahun tahun ketiga diperuntukkan bagi santrinya agar senantiasa mereka dilindungi oleh Allah SWT dan sukses dalam menjalani kehidupan. Pada saat mengandung KH> hasyim Asy’ary ibunda Halimah pernah bermimpi kejtuhan bulan dan hinggap dalam kandungannya dan ia beliau merasakan tanda-tanda keistimewaan serta keulaman putranya. Tentu saja hal tersebut merupakan sebuah pertanda bagus untuk jabang bayi yang sedang dalam kandungannya, terlebih beliau KH. Hasyi berada dalam kandungan selama 14 bulan yan gjuga ditafsiri oleh sebagian besar orang sebagai tanda-tanda keistimewaaan. Pada akhirnya semua tanda-tanda yang terjadi pada masa kandungannya sudah bisa terjawab oleh semua pihak bahkan sebelum dewasa yakni sekitar umur 13 tahun beliau KH. Hsyim Asy’ary sudah bisa mengajar walaupn masih dalam usia-usianya bermain beliau sudah cerdas dan terbiasa mengajar para santri untuk menggantikan Ayahnya KH. Asy’ary
Pada saat itu ayahanda adalah pendiri sekaligus pengasuh pondok pesantren keras, yang terletak di Jombang Selatan. Pesantren ini buan mengajarkan aliran keras seperti namanya akan tetapi pesantren ini terletak didesa keras sehingga dinamai pesantren keras. Dam pesantren ini didirikan oleh KH. Asy’ary pada tahun 1876 yang tanahnya merupakan hibah dari kepala desa setempat. Di pesantren inilah KH. Hasyim Asy’ary tumbuh berkembang dari kecil hingga menjelang dewasa. Pasa masa masih belia beliau sudah belajar ilmu-ilmu agama kepada ayahnya. Perbekalan inilah yang nantinya menjadi modal keilmuan KH. Hasyim Asy’ary termasuk saat ia ditugaskan ayahnya untuk mengajar para santri-santrinya. Pada sat usia 13 tahun itulah KH. Hasyim Asy’ary sudah memperlihatkan kualitasnya sebagai pribadi yang istimewa. Ia mengajar santri-santri ayahnya dengan penuh keseriusan dan hal itu jarang ditunjukkan oleh nak-anak seusianya. Kebiasan terseut dilakukan oleh beliau hingga berumur 15 tahun, saat ia pergi daru rumah untuk NYANTRI di berbagai pesantren lainnya. Dan terbukti ayahnya tidak salah membeani tugas mengajar kepada anak berumur 13 tahun karena nantinya anak itu akan menjadi guru semua orang hingga beliau masyhur dengan SANG KYAI.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar