Mengajar
sejak Usia 13 tahun
Semasa
kecil KH. Hasyim Asy’ary sudah memperlihatkan tanda-tanda
keulamaan. Terdidik dan bsar dari keluarga yang tinggal di pesantren
dan bahkan sebagai pendiri pesantren. Membuat beliau tidak canggung
untuk memerankan sosok kekyai yang kelak menjadi poros ketokohannya.
Tanda-tanda
keulamaannya tidak saja terlihat saat dia berada di masa kecil, namun
sejak ia berada di dalam kandungan ibunya Nyai Halimah juga sudah
terlihat tanda-tanda keulmaannya. Menurut Ishom hazdik (2000) dalam
sosok KH. Hasyim Asy ‘ari terkandung sosok figur ulama dan pejuang
sejati. Nyai halimah juga terkenal sebagi wanita yang taat beribadah
dan berpuasa selama 3 tahun berturut-turut, dengan keniatan baik dan
beribadah yang pertama puasa diniakan untuk dirinya sendirinya
sendiri, puasa tahun kedua karena diniatkan untuk anak dan cucunya
dan pusa tahun tahun ketiga diperuntukkan bagi santrinya agar
senantiasa mereka dilindungi oleh Allah SWT dan sukses dalam
menjalani kehidupan. Pada saat mengandung KH> hasyim Asy’ary
ibunda Halimah pernah bermimpi kejtuhan bulan dan hinggap dalam
kandungannya dan ia beliau merasakan tanda-tanda keistimewaan serta
keulaman putranya. Tentu saja hal tersebut merupakan sebuah pertanda
bagus untuk jabang bayi yang sedang dalam kandungannya, terlebih
beliau KH. Hasyi berada dalam kandungan selama 14 bulan yan gjuga
ditafsiri oleh sebagian besar orang sebagai tanda-tanda
keistimewaaan. Pada akhirnya semua tanda-tanda yang terjadi pada masa
kandungannya sudah bisa terjawab oleh semua pihak bahkan sebelum
dewasa yakni sekitar umur 13 tahun beliau KH. Hsyim Asy’ary sudah
bisa mengajar walaupn masih dalam usia-usianya bermain beliau sudah
cerdas dan terbiasa mengajar para santri untuk menggantikan Ayahnya
KH. Asy’ary
Pada saat itu ayahanda adalah pendiri sekaligus
pengasuh pondok pesantren keras, yang terletak di Jombang Selatan.
Pesantren ini buan mengajarkan aliran keras seperti namanya akan
tetapi pesantren ini terletak didesa keras sehingga dinamai
pesantren keras. Dam pesantren ini didirikan oleh KH. Asy’ary pada
tahun 1876 yang tanahnya merupakan hibah dari kepala desa setempat.
Di pesantren inilah KH. Hasyim Asy’ary tumbuh berkembang dari kecil
hingga menjelang dewasa. Pasa masa masih belia beliau sudah belajar
ilmu-ilmu agama kepada ayahnya. Perbekalan inilah yang nantinya
menjadi modal keilmuan KH. Hasyim Asy’ary termasuk saat ia
ditugaskan ayahnya untuk mengajar para santri-santrinya. Pada sat
usia 13 tahun itulah KH. Hasyim Asy’ary sudah memperlihatkan
kualitasnya sebagai pribadi yang istimewa. Ia mengajar santri-santri
ayahnya dengan penuh keseriusan dan hal itu jarang ditunjukkan oleh
nak-anak seusianya. Kebiasan terseut dilakukan oleh beliau hingga
berumur 15 tahun, saat ia pergi daru rumah untuk NYANTRI
di berbagai pesantren lainnya. Dan
terbukti ayahnya tidak salah membeani tugas mengajar kepada anak
berumur 13 tahun karena nantinya anak itu akan menjadi guru semua
orang hingga beliau masyhur dengan SANG KYAI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar