Kamis, 24 November 2016

Mbah Hasyim Vol 3

Sering Mendengarkan senandung Ayat Suci Al qur’an

     Sejak baru lahir,hasyim asy’ary tinggal bersama kedua orang tuamdan kakek neneknya di Gedang, asuhan kyai usman. Kiai Usman adalah seorang pengasuh sekaligus orang tua Nyai Halimah, ibunya Kyai Hasyim Asy’ary. Karena kyai asy’ary menjadi lurang di pondok pesantren mertuanya jadilah hasyim asy’ary juga tinggal bersama kakeknya. Sejak kyai hasyim bisa tengkurap, merangkak, duduk dan berjalan hasyim asy’ary terbiasa mendengarkan lantunan nadzhom ‘aqidatul awam yang berasal dari gemuruh suara para santri dan juga becaan al qur’an ayah, ibu, kakek, dn nenek yakni Kyai Usman dan Nyai Layyinah. Sejak umur 3 bulan ia mulai sering minta digendong sang kakek untuk mengelilingi pondok pesantren menyaksikan para santri yang sedang memurojaah dan juga mentadris hasil pengajian mereka bersama kyainya. Selain itu sejak bisa merangkak, hasyim asy’ary sudah mulai dititipkan ayahnya pada santri yang sedang menghafal alqur’an ayat demi ayat hingga bersama para santri hyffadz inilah mbah Hasyim asy’ary menjalani hidup kecilnya mulai pagi hingga sore hari. Juga beliau sering duduk dipangkuan sang Kakek saat pembacaan kitab Ihya ‘Ulumuddin selepas shalat subuh berjamaah. Disisi lain beliau juga sering dibawa sang ayah saat hendak mengimami shalat, walau beliau belum faham makn agerakan dan bacaan shalat namun saat itu Hasyim asy’ary mengikuti gerakan sang ayah dan juga para santri. Inilah sekelumit bukti yang menunjukkan keakraban beliau dengan shalawat dan ayat suci alqur’an dan hal inilah yang kemudianmenjadi bekal beliau masa depan nanti sebagai pribadi yang cerdas dan peduli.


     Lantunan ayat suci akqur’an yang dibaca dengan tartil memiliki frekuensi dan gelombang panjang mempengaruhi otak secara positif. Memperdengarkan bacaan alqur’an dapat merangsang sel-sel otak bekerja optimal dan mencerdaskan anak. Sebelum peneletian itu ada KH Hasyim Asy’ary sudah mendapatkan pendidikan layak dari orang tuanya. Begitulah waktu terus-menrus menuntun hasyim kecil tumbuh dan berkembang dari detik-detik, menit-menit dan jam ke jam hingga hari menjadi minggu menjadi bulan menjadi tahun sampai ia berumur enam tahun. Di pesantren gedang itu sejak bisa mengrangkak , ayat-ayat qur’an mengeringi pertumbuhannya. Hasyim mendapatkan semua pendidikan yang diperlukan untuk menjadi seorang ulama besar. Setelah enam tahun barulah beliau dibawa ayahnya ke pesantren keras daerah jombang selatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar