Sering
Mendengarkan senandung Ayat Suci Al qur’an
Sejak
baru lahir,hasyim asy’ary tinggal bersama kedua orang tuamdan kakek
neneknya di Gedang, asuhan kyai usman. Kiai Usman adalah seorang
pengasuh sekaligus orang tua Nyai Halimah, ibunya Kyai Hasyim
Asy’ary. Karena kyai asy’ary menjadi lurang di pondok pesantren
mertuanya jadilah hasyim asy’ary juga tinggal bersama kakeknya.
Sejak kyai hasyim bisa tengkurap, merangkak, duduk dan berjalan
hasyim asy’ary terbiasa mendengarkan lantunan nadzhom ‘aqidatul
awam yang berasal dari gemuruh suara para santri dan juga becaan al
qur’an ayah, ibu, kakek, dn nenek yakni Kyai Usman dan Nyai
Layyinah. Sejak umur 3 bulan ia mulai sering minta digendong sang
kakek untuk mengelilingi pondok pesantren menyaksikan para santri
yang sedang memurojaah dan juga mentadris hasil pengajian mereka
bersama kyainya. Selain itu sejak bisa merangkak, hasyim asy’ary
sudah mulai dititipkan ayahnya pada santri yang sedang menghafal
alqur’an ayat demi ayat hingga bersama para santri hyffadz inilah
mbah Hasyim asy’ary menjalani hidup kecilnya mulai pagi hingga sore
hari. Juga beliau sering duduk dipangkuan sang Kakek saat pembacaan
kitab Ihya ‘Ulumuddin selepas shalat subuh berjamaah. Disisi lain
beliau juga sering dibawa sang ayah saat hendak mengimami shalat,
walau beliau belum faham makn agerakan dan bacaan shalat namun saat
itu Hasyim asy’ary mengikuti gerakan sang ayah dan juga para
santri. Inilah sekelumit bukti yang menunjukkan keakraban beliau
dengan shalawat dan ayat suci alqur’an dan hal inilah yang
kemudianmenjadi bekal beliau masa depan nanti sebagai pribadi yang
cerdas dan peduli.
Lantunan
ayat suci akqur’an yang dibaca dengan tartil memiliki frekuensi dan
gelombang panjang mempengaruhi otak secara positif. Memperdengarkan
bacaan alqur’an dapat merangsang sel-sel otak bekerja optimal dan
mencerdaskan anak. Sebelum peneletian itu ada KH Hasyim Asy’ary
sudah mendapatkan pendidikan layak dari orang tuanya. Begitulah waktu
terus-menrus menuntun hasyim kecil tumbuh dan berkembang dari
detik-detik, menit-menit dan jam ke jam hingga hari menjadi minggu
menjadi bulan menjadi tahun sampai ia berumur enam tahun. Di
pesantren gedang itu sejak bisa mengrangkak , ayat-ayat qur’an
mengeringi pertumbuhannya. Hasyim mendapatkan semua pendidikan yang
diperlukan untuk menjadi seorang ulama besar. Setelah enam tahun
barulah beliau dibawa ayahnya ke pesantren keras daerah jombang
selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar