Kamis, 03 November 2016

nusantara

Nusantara


     Manusia yang berjuta jenis dan rasnya seringkali melakukan peradaban-peradaban yang tak disadari dengan beriringnya kehidupan sehari-hari. Hingga menciptakan perubahan dan sejarah yang seiring berlangsungnya zaman semakin berubah-ubah pendapat sejarawan tentang berlangsungnya peristiwa masa lalu yang selalu harus teringat dan menjadi motivasi dalam qalbu. Disisi satu pemikir sejarah menyatakan bahwasanya dulunya yang dinamakan nusantara bukan hanya sekarang menjadi Indonesia, akan tetapi Nusantara meliputi Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Filiphina. Dan ada juga yang menyatakan nusantara hanya sebatas pulau jawa saja dan yang lain sebagai hasil daerah jajahan atau adidaya nusantara yang berada di pulau jawa. Lantas manakah yang benar dan manakah yang salah ? semuanya dapat diterima segabai pengetahuan yang menguatkan cakrawala manusia berdasarkan bukti dan benda sejarah yang diterima. Salah satu pemikir barat menyatakan dulu ada sebuah candi sangat besar diatas lautan kemudian ada suatu musibah besar yang membalikkan candi tersebut kemudian tercipta daratan baru yang sangat subur dan makmur yang kemudian dikenal dengan sebutan nusantara. Suatu dataran luas dengan sumber daya alalm yang melimpah dan lautan yang menghasilkan makhluk ikan dan hasil pertambangan sebagai hasil kesemakmuran dunia Nusantara. Beriring dengan waktu yang ada lalu berkembang menjadi sani pengetahuan yang mengakar dalam pemikiran semua secara merata.


     Adidaya Nusantara yang terkenal dengan kesejahteraannya semakin berubah menjadi sebuah bangsa yang penuh dengan kedurjanan dan kekoruptoran dengan segala penindasan yang merajalela. Padahal dulu berdasarkan sejarah Sunan Maulana Malik Ibrohim sebagai keturunan Rasulullah SAW dari sanad ali bin abitholib dan siti fatimah sebagai gurunya para wali dan penyebar nilai kehidupan di Nusantara, seharusnya keadilan dan kesejahteraan tertanam dalam bangsa ini dan bukan sebaliknya. Apalagi soekarano yang mengantarkan rakyat kita dalam gerbang kemerdekan dan berasal dari keturunan ningrat selalu memperhatikan rakyatnya apalagi rakyat jelata yang hidup paspasan hanya untuk makan sehariharinya makan dari hasil tani ladang sempit tak berkulit. Fakta sejarah yang begitu tragis hanya dirubah seenaknya demi kepentingan mereka dan keluarga golongan mereka tanpa memperhatikan rakyat yang mengemis dan meminta dipinggir-pinggir jalan. Apakah soekarno tidak menangis dengan keadaan bangsa ini ? apakah K.H Hasyim Asy’ari tak merasa jenuh dan keruh saat melihat umatnya saling bertengkar dan menjatuhkan golongan mereka ? apakah K.H Ahmad Dahlan tak terpiruk ketika para muridnya menyebarkan ajaran yang berbeda dan memanasi kaun untuk saling membasmi diantara rakyat Nusantara ? padahal dulu bapak Habibie selalu berjuang tentang pembangunan Negeri yang tak dapat ditandingi oleh bangsa dunia ini, sehingga ia tak dapat mengembangkan karena merasa tak dihargai dan tak diapresiasi sehingga bangsa inipun tak ada pwerkembangan diri dan hanya bangsa baratlah yang yang selalu berakomodasi dalam perkembangan dunia ini. Nusantara Indonesia yang Bung Karno dan Bung Hatta harapkan bukanlah penjinakkan dan pengkulturan saling menghancurkan adat budaya sosial masyarakat kita, akantetapi harapan para pendiri bangsa bukan hanya berankat dari mereka selain itu juga para Kyai, Pendeta, Biksu, dan semua tokoh masyarakat kita sehingga terciptalah Bangsa Nusantara Indonesia yang berasaskan pancasila dan UUD 1945.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar