Nusantara
Manusia
yang berjuta jenis dan rasnya seringkali melakukan
peradaban-peradaban yang tak disadari dengan beriringnya kehidupan
sehari-hari. Hingga menciptakan perubahan dan sejarah yang seiring
berlangsungnya zaman semakin berubah-ubah pendapat sejarawan tentang
berlangsungnya peristiwa masa lalu yang selalu harus teringat dan
menjadi motivasi dalam qalbu. Disisi satu pemikir sejarah menyatakan
bahwasanya dulunya yang dinamakan nusantara bukan hanya sekarang
menjadi Indonesia, akan tetapi Nusantara meliputi Indonesia,
Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Filiphina. Dan ada juga yang
menyatakan nusantara hanya sebatas pulau jawa saja dan yang lain
sebagai hasil daerah jajahan atau adidaya nusantara yang berada di
pulau jawa. Lantas manakah yang benar dan manakah yang salah ?
semuanya dapat diterima segabai pengetahuan yang menguatkan cakrawala
manusia berdasarkan bukti dan benda sejarah yang diterima. Salah satu
pemikir barat menyatakan dulu ada sebuah candi sangat besar diatas
lautan kemudian ada suatu musibah besar yang membalikkan candi
tersebut kemudian tercipta daratan baru yang sangat subur dan makmur
yang kemudian dikenal dengan sebutan nusantara. Suatu dataran luas
dengan sumber daya alalm yang melimpah dan lautan yang menghasilkan
makhluk ikan dan hasil pertambangan sebagai hasil kesemakmuran dunia
Nusantara. Beriring dengan waktu yang ada lalu berkembang menjadi
sani pengetahuan yang mengakar dalam pemikiran semua secara merata.
Adidaya
Nusantara yang terkenal dengan kesejahteraannya semakin berubah
menjadi sebuah bangsa yang penuh dengan kedurjanan dan kekoruptoran
dengan segala penindasan yang merajalela. Padahal dulu berdasarkan
sejarah Sunan Maulana Malik Ibrohim sebagai keturunan Rasulullah SAW
dari sanad ali bin abitholib dan siti fatimah sebagai gurunya para
wali dan penyebar nilai kehidupan di Nusantara, seharusnya keadilan
dan kesejahteraan tertanam dalam bangsa ini dan bukan sebaliknya.
Apalagi soekarano yang mengantarkan rakyat kita dalam gerbang
kemerdekan dan berasal dari keturunan ningrat selalu memperhatikan
rakyatnya apalagi rakyat jelata yang hidup paspasan hanya untuk makan
sehariharinya makan dari hasil tani ladang sempit tak berkulit. Fakta
sejarah yang begitu tragis hanya dirubah seenaknya demi kepentingan
mereka dan keluarga golongan mereka tanpa memperhatikan rakyat yang
mengemis dan meminta dipinggir-pinggir jalan. Apakah soekarno tidak
menangis dengan keadaan bangsa ini ? apakah K.H Hasyim Asy’ari tak
merasa jenuh dan keruh saat melihat umatnya saling bertengkar dan
menjatuhkan golongan mereka ? apakah K.H Ahmad Dahlan tak terpiruk
ketika para muridnya menyebarkan ajaran yang berbeda dan memanasi
kaun untuk saling membasmi diantara rakyat Nusantara ? padahal dulu
bapak Habibie selalu berjuang tentang pembangunan Negeri yang tak
dapat ditandingi oleh bangsa dunia ini, sehingga ia tak dapat
mengembangkan karena merasa tak dihargai dan tak diapresiasi sehingga
bangsa inipun tak ada pwerkembangan diri dan hanya bangsa baratlah
yang yang selalu berakomodasi dalam perkembangan dunia ini. Nusantara
Indonesia yang Bung Karno dan Bung Hatta harapkan bukanlah
penjinakkan dan pengkulturan saling menghancurkan adat budaya sosial
masyarakat kita, akantetapi harapan para pendiri bangsa bukan hanya
berankat dari mereka selain itu juga para Kyai, Pendeta, Biksu, dan
semua tokoh masyarakat kita sehingga terciptalah Bangsa Nusantara
Indonesia yang berasaskan pancasila dan UUD 1945.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar