Kamis, 03 November 2016

santr

Santri

Kurang tidur dan tak makan bukanlah hal yang asing bagi jiwa ini
Tidur pagi bangun pagi jadi rutinan setiap hari
Dengan mata sayu dan tubuh letih pun tetap mengaji
Bukan terpaksa namun lantaran tuntutan kwajiban mereka yang sudah berjanji dan saat itulah mulai dinanri orang pelosok negeri
Mungantri dan rutin dalam tak kebagian nasi terkadang terlewati mereka
Satu hari tak makan namun jatah yang pastipun telah tiada
Apalah daya melihat termos yang sudah tak ada isinya
Kecuali hanya berdo’a dan meniatkan tuk kembali berpuasa
Ada yang berkata kemerdekaan hanya ada saat tanggal muda
Berkisar satu hingga lima
Dan setelah itupun semua terasa sama saja
Tidur saat mengaji dan mengaji saat tidur terkadang tak bias membedakan
Sehingga adakalanya kedua hal tersebut tertukar dalam kenyataan
Banyolan para kang diatas angkatan yang mendidik jadi kenangan tersediri
Saat mereka berpisah dan tak saling jumpa lagi
Dari pahit hingga manis selalu menyayat hati dan takkan pernah mati
Santri bukanlah berarti lemah diri dan saku yang tak terisi juga unik dengan banyolan yang selalu ditemui atau ngantuk dalam mengaji
Namun santri yangta’dzhim dan atuh terhadap Romo Yailah kelak benar-benar menjadi santri di dunia ini hingga walau ada diantara mereka kan naik derajat jadi kiai ataupun turun pangkat hanya sebagai pak petani

Semua itu tak diingkari dan siap dilakoni lantaran santri belajar segala ilmu yang kelak kan dialami dalam dunia ini walau tak serinci namun santri tetap sebagai tiang Negeri sebagai garda yang berdampingan dengan Sang Ibu Pertiwi Bangsa Negara yang menjunjung tinggi toleransi tanpa menyertakan penghinaan dan penjatuhan martabat tinggi dan juga hanyalah kebersamaan mengarungi kehiduan dunia ini hingga kembali kehadhlirat ilaahi robbii…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar