Sabtu, 01 Oktober 2016

pencetakanAlqur'an

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah guna menyelesaikan tugas mata kuliah Al-Qur’an dan Al-hadist dengan judul ”SEJARAH PENCETAKAN DAN PENERJEMAHAN AL-QUR’AN”. Sholawat serta salam kami haturkan kepada makhluk yang paling sempurna, Nabi Muhammad Saw. Nabi akhir zaman, sebagai uswatun hasanah kita.
Dalam peyusunan makalah ini kami banyak di bantu orang-orang yang berperan penting dalam penyusunan makalah ini baik dalam memberikan materi ataupun doa. Oleh sebab itu kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua kami dan Ibu Marhumah yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Oktober, 2014
Tim penyusun

TTD
ii


DAFTAR ISI


Halaman Judul............................................................................................................ i
Kata pengantar............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
  1. Latar Belakang 1
  2. Rumusan Masalah 2
  3. Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN 3
  1. Pencetakan Al-Quran........................................................................ 3
  2. Pengertian terjemahan...................................................................... 4
  3. Terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa asing...................................... 5
  4. Terjemahan Al-Qur’an dalam Bahasa Indonesia................................ 7
BAB III ANALISIS...................................................................................................... 9
BAB IV KESIMPULAN.............................................................................................. 9
BAB V PENUTUP 10
DAFTAR PUSTAKA 10








iii


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Al-qur’an merupakan mukjizat paling agung yg di turunkan Allah untuk Nabi Muhammad SAW. Al-qur’an ini untuk penyempurna kitab-kitab Allah yang terdahulu, yaitu Taurat, Zabur, Injil dan Mushaf-mushaf. Al-qur’an Kallamullah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jbril. Tak ada yang bisa menandingi Al-qur’an, bahkan seluruh penyair didunia ini di kumpulin untuk mengalahkan satu ayat yang ada dalam Al-qur’an pun tidak akan bisa.
Dalam sejarah dijelaskan untuk mengumpulkan Al-qur’an menjadi satu mushaf butuh beberapa waktu, untuk menjadi Al-qur’an yang benar-benar konkret. Dimuai sejak kholifah Abu Bakr ash-shidiqi sampai kholifah Ustman Ibn Affan yang dalam ini mendapat usulan dari kholifah Umar Ibn Khathab.
Perkembangan semakin maju, begitu juga perkembangan pencetakan Al-qur’an, yang dari awalnya hanya tulisan tangan diganti pakai mesin pengetikan. Bukan Cuma pencetakanya saja tapi perkembangan terjemahan Al-qur’an, yang di terjemahkan dalam bahasa selain arab untuk memudahkan pemahaman orang lain yang tidak bisa berbahasa Arab. Sehingga bisa mengetahui arti yang terkandung dalam Al-qur’an dan dapat mengamalkannya.


1



  1. Perumusan masalah
Dalam penyusunan makalah, kami merumuskan masalah sebagai berikut :
  • Bagaimanakah awal pencetakan Al-qur’an?
  • Bagaimana perkembangan pencetakan Al-qur’an?
  • Bagaimanakah pengertian juga sejarah terjemah Al-qur’an?
  • Bagaimana perkembangan terjemah Al-qur’an ke bahasa asing?
  • Bagaimana perkembangan terjemah Al-qur’an ke Bahasa Indonesia?

  1. Tujuan
Adapun Tujuan kami menulis makalah ini sebagai berikut :
  • Mengetahui sejarah dan perkembangan pencetakan Al-qur’an
  • Mengetahui pengertian dan sejarah terjemah Al-qur’an.
  • Mengetahui perkembangan terjemah Al-qur’an ke dalam bahasa Asing dan bahasa Indonesia, baik sunda ataupun jawa.

  1. Metode penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan yaitu memberikan gambaran tentang materi-materi yang berhubungan dengan permasalahan melalui literatur buku-buku yang tersedia, dan juga melalui media massa/internet.




2


BAB II
PEMBAHASAN

  1. PENCETAKAN AL-QUR’AN
Sekitar tahun 1530 M, Al-Qur’an pertama kali di kota Bunduqiyyah (Venesia,Italia Utara) .Begitu mushaf pertama dicetak itu muncul, kekuasaan gereja segera mengeluarkan perintah pembasmiannya. Pada tahun 1694 M Hnkelman mencetak mushaf di kota Hambourg. Beberapa tahun 1698 M, Marrcaci juga mencetak mushaf di kota Padoue (Padova, Italia Utara).Pada tahun 1787,berdiri percetakan Islam di kota Saint Peterbourg, Rusia yaitu percetakan yang didirikan oleh Maulaya (Sultan Ottoman Turki) dan muncul lagi percetakan yang semisal di Qazan. Lalu terbit dua buah mushaf cetakan Iran, sebuah dicetak d Teheran pada tahun 1248 H/ 1828 M dan yang sebuah di Tibris pada tahun 1248 H/ 1833 M. Setelah itu , pada tahun 1834 M,Flugel mendirikan percetakan khusus untuk mencetak mushaf di Leipzig. Cetakan ini di sambut hangat oleh orang Eropa karena cara penulisannya yang baru dan mudah dibaca. Akan tetapi mushaf itu tidak memperoleh sukses di dunia Islam.
Beberapa lama kemudian, di India muncul beberapa mushaf tercetak mulai tahun 1877 M Al Astinah (pusat pemerintahan Turki) menaruh perhatian pada permasalahan tersebut. Di Kairo muncul Al-Qur’an dalam bentuk yang mungil,indah dan halus yang diterbitkan tahun 1342H/1923M di bawah pengawasan Syaikhul Azhar dan diakui serta disahkan oleh panitia khusus yang dibentuk untukn itu Raja Fuad I, mushaf tersebut ditulis dan disusun sesuai dengan riwayat Hafs mengenai qiro’at ‘Ashim. Seluruh duniapun menyambut mushaf tersebut sehingga tiap tahun dicetak berjuta-juta diseluruh dunia Islam.






3








Sejak pencetakan pertama itu, pencetakan Al-Qur’an terus-menerus mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hampir seluruh negara Islam memiliki percetakan Al-Qur’an termasuk Indonesia. Untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an yang dityerbitkan di Indonesia ataupun yang datang dari luar negeri, Pemerintah telah membentuk suatu panitia yang bertugas untuk memeriksa dan mentashhih Al-Qur’an yang akan dicetak dan diedarkan yang di namai “Lajnah Pentashhih Mushaf Al-Qur’an”, yang ditetapkan pada pennetapan Menteri Agama No.37 Yh.1957, yang telah diperbarui dengan Peraturan Menteri Agama No.2 Th.1980. Untuk melaksanakan tugas tersebut diangkatlah anggota Lajnah dengan suatu Keputusan Menteri Agama.
Pemerintah Indonesia juga mempunyai Al-Qur’an pusaka berukuran 1x2 m,yang ditulis oleh penulis Indonesia. Mulai tanggal 23 Juni 1948 M /17 Ramadhan 1367 H dan selesai tanggal 15 Maret 1960 M/17 Ramadhan 1379 H , yang sekarang disimpan di Masjid Baiturrahim dalam Istana Negara. Al-Qur’an tersebut bertujuan sebagai induk dari Al-Qur’an yang ada di Indonesia.


  1. PENGERTIAN TERJEMAH
Secara bahasa inggris “translation” dan dalam bahasa arab “tarjamah” ialah usaha menyalin atau menggantikan satu bahasa melalui bahasa lain supaya dipahami oleh orang lain yang tidak mampu memahami bahasa asalnya. Secara harfiah terjemah berarti menyalin atau memindahkan suatu pembicaraan dari satu bahasa ke bahasa lain.¹
Orang yang menerjemahkan sesuatu termasuk Al-Qur’an dalam bahasa Indonesia disebut penerjemah,juru terjemah atau juru bahasa,sedangkan dalam bahasa Arab disebut mutarjim,tarjuman, atau turjumun.




4








  1. Terjemah Al-Qur’an ke dalam Bahasa Asing
Al-Qur’an sebagai kitab hidayah harus dipahami dengan benar dan baik oleh setiap kaum muslimin. Atas dasar itu, seyogyanya dari generasi ke generasi dan dari tempat ke tempat yang lain kaum muslimin melalui cendikiawan berusaha untuk menerjemahkan Al-Qur’an kedalam bahasa nasional masing-masing agar tidak ada keraguan didalamnya.
Di antara faktornya selain karena persoalan-persoalan teknis yang memang rumit yang tidak mudah untuk ukuran waktu itu, penerjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa asing juga menjadi terhambat disebabkan alasan yuridis formal yang belum memungkinkan. Dimasa-masa lalu, tidak sedikit ulama yang tegas mengharamkan dan sekaligus menolak kehadiran gagasan untuk menerjemahkan Al-Qur’an.
Ironisnya ditengah-tengah perbeaan pendapat dan perdebatan sengit antara sesame ulama islam tentang boleh tidaknya Al-Qur’an diterjemahkan kedalam bahasa asing secara diam-diam namun pasti, orang –orang non muslim justru melakukan penerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa mereka. Untuk pertama kali, pada sekitar abad ke-16 H atau abad ke-12 masehi tepatnya pada tahun 1145/1146 M,Al-Qur’an diterjemahkan ke dalam Bahasa Eropa dalam hal ini bahasa latin.
Dari penerjemahan bahasa latin itulah kemudian Al-Qur’an diterjemahkan ke dalam Bahasa Eropa terkenal lainnya terutama Prancis dan Inggris di samping Itali, Jerman, dan Belanda. Yang terkenal diantaranya seperti table berikut:






5




No
Penerjemah
Bahasa
Tahun
1
Adrew Arrevabene
Itali
-
2
Johanes Adnreas
Aragon(spanyol)
1500
3
Schwigger
Jerman
1616
4
Alexander Ross
Prancis
1637
5
J.H. Glazermaker (du Ruyer)
Belanda
1658
6
George Sale
Inggris
1734
7
Megerlin
Jerman
1772
8
Savary
Prancis
1783
9
Wohl
Jerman
1826
10
Rodwell
Inggris
1829
11
Garsen du Tasi
Prancis
1840
12
Kasimirsky
Jerman
1840
13
Dr. L. Uhirnann
Inggris
1840

Kemudian pada akhir-akhir abad ke-19 atau awal-awal abad ke-20 penerjemah A;-Qur’an kian waktu semakin berkurang bukan saja kedalam Bahasa Eropa yang sebagian daripadanya telah dibeberkan di atas melainkan juga ke dalam bahasa-bahasa lain. Termasuk di dalamnya terjemahan Al-Qqur’an ke dalam Bahasa Tionghoa yang untuk pertama kali diterjemahkan pada tahun 1997 oleh Li-Ti-Cin yang notabene bukan muslim.
Bersamaan dengan itu, kalangan muslim sendiri tidak berpangku tangan begitu saja, akan tetapi justru berusaha sekuat tenaga untuk menerjemahkan kitab sucinya. Untuk pertama kali, terjemahkan Al-Qur’an dilakukan Syekh Sa’adi Al Syirozi pada tahun 1313 M ke dalam Bahasa Parsi, dan orang ke dua ialah Syekh Wali Allah Al-dahlawi (1703-1762), salah seorang alim terkenal berpikiran maju dari india.

6


Setelah itu terjemahan Al-Qur’an pun semakin berkembang dengan amat pesatnya. Selain penerjemahan ke Bahasa-Bahasa Eropa khususnya Inggris dan Prancis, juga kepada bahasa-bahasa yang digunakan kaum muslimin seperti Persia, Urnu, Turki, Tamil, Pastho, Benggali, dan beberapa bahasa lain di kepulauan timur disamping juga ke dalam bahasa Afrika.
Dewasa ini, terjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa-bahasa nasional semua dan setiap Negara nasional bahkan ke dalam berbagai bahasa daerah dan dinyatakan telah merata ke seluruh penjuru pelosok nyaris tidak ada satu pun negara yang tidak memiliki terjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa nasional negara yang bersangkutan.

  1. Terjemah Al-Qur’an ke dalam Bahasa Indonesia
Orang pertama yang disebut sebagai penggagas penerjemah Al-Qur’an ke dalam bahasa Indonesia –bahasa Melayu ialah Syekh ‘Abd al-Ra’uf Ibn ‘Ali al-Fanshuri (1035-1105H/1615-1693M) kelahiran Aceh yang juga dikenal dengan sebutan ‘Abd al-Ra’uf Singkel (al-Sinkili). Penobatan pertama al-Sinkili sebagai mutarjim di Indonesia pertama kebahasa Melayu-Indonesia didasarkan pada karyanya setebal 612 hlm,kertas folio berukuran 33,5x24,4 cm yang ditulis dengan menggunakan huruf Arab Melayu. Buku ini bukan hanya sebagai terjamahan Al-Qur’an yang spesifik melainkan terjemahan dari tafsir Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil karangan al-Imam al-Baydhawi mufassir terkenal abad ke-7 H. Karena al-Sinkili menerjemahkannya secara sistematis dan metodologis maka al-Sinkili ditetapkan sebagai penerjemah pertama di Indonesia.
Pertumbuhan terjemah Al-Qur’an ke dalam bahasa Indonesia dapat dilihat dari tabel berikut :






7





No
Nama Buku
Penerjemah
Tahun
Terbit
1.
Tafsir Qur’an Karim
Prof.H. Mahmud Yunus
1950
2.
Tafsir A-Furqan
A hasan
1956
3.
Tafsir Qur’an
H.Zainuddin Hamidy Hs.
1959
4.
Al-Qur’an dan Terjemahnya
Tim Departemen Agama RI
1982
5.
Rafsir Rahmat
H.Oemar Bakry
1983
6.
Terjemah dan Tafsir Al-Qur’an
Bachtiar Surin
-
-
7.
Tafsir Al-Qur’an 30juz Tarjamah Lafzhiyah
Firma Sumatera
-
8.
Al-Qur’an Terjemah Indonesia
Tim Bintalad
-
9.
Al-Qur’an Bacaan Mulia
H.B.Yasin
-
10.
Terjemah kalimat Al-Qur’an
Abdul Muhaimin As’ad dan Muhammad Anis Adnan
1994
Selain itu, terjemah Al-Qur’an ke dalam bahasa Jawa-Sunda diantaranya :
No
Nama Buku
Penerjemah
Tahun
Terbit
1.
Qur’an Kejawen
Yayasan Kemajuan Yogyakarta
-
2.
Tafsir Qur’an Suci (bahasa Jawi)
Prof.KH.R.Muhammad Adnan
1981
3.
Al-Kitabul Mubin Tafsir Al-Qur’an (Bahasa Sunda)
K.H.Mhd.Romli
1982
4.
Al-Amin Al-Qur’an (Tarjamah Sunda)
K.H.Q. Shaleh H.A.A
1971
5.
Tafsir Al-Quran Al-Aziz
Dahlan & Rusamsi
-
6.
Al-Ibris Li-Ma’rifat
K.H.Bisri Mushthafa
-

8


BAB III
ANALISIS

Berdasarkan penjelasan dari sejarah pencetakan Al-Qur’an dan terjemahannya dapat diketahui, bahwasannya pada mulanya pencetakan dan terjemahan Al-Qur’an banyak ditentang oleh kalangan-kalangan tertentu, baik muslim maupun non-muslin. Seiring dengan berjalannya waktu juga karena bertambahnya kebutuhan, pencetakan dan terjemahan Al-Qur’an terus berkembang hingga saat ini.

BAB IV
KESIMPULAN

Indonesia Bahkan Dunia sangat me Bukan hanya di dalam bahasa nasional saja tetapi karena keteladanan para ulama terbentuklah terjemahan dalam bahasa Jawa dan Sun


BAB V
PENUTUP
Demikian makalah kami sampaikan, semoga bisa menambah wawasan kita bersama dan bisa bermanfaat buat kita semua. Kritikan dan saran yang bersifat membangun kami harapkan guna penyempurnaan makalah ini. Atas perhatiannya kami mengucapkan terimakasih.


DAFTAR PUSTAKA
Fajrul Munawir dkk.Al-Qur’an.Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga.2005 xii,152 hlm.
Zainal Abidin S.Seluk Beluk Al-Qur’an.Rineka Cipta,1992 x,201 hlm.
Muhaammad Amin Suma.Ulumul Qur’an.Rajawali,Jakarta,2013.462 hlm.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar