Senin, 10 Oktober 2016

Puisiku

Malam

Gemuruh angin semakin mengguncangkan dedaunan ditengah kesunyian

Beriring nada syahdu yang kau lantunkan saat rembulan kian bercengkrama dengan dewi keanggunan

Mungkin langit yang gelap tak jauh memandang insan saat mata mulai terpejamkan

Namun hati dan jiwa ini bukankah senantiasa bersamamu dalam berbagai fantasi keheningan,,, ?

Gelora udara yang selama ini menghembusi pori-pori kian meninggi saat mendengar dentuman 
firman ilahii

Firman yang menjadikan takit pada seluruh penghuni alam semesta ini

Juga firman yang disandarkan pada hati yang senantiasa taqwa tanpa ada gelisah resah yang kau 
hantui

Dan pohon-pohonpun sudah tak mau lagi bicara saat sabda beserta firman kian mengatur alam ini

Walau sejujurnya ada celah hati yang selama ini tak dapat dipungkiri oleh jwa ini

Pagi, siang, malam, dan sore hari kini tak dapat membedakan pemetaan roda waktu yang terus berputar

Dari pagi hingga pagi lagi berubah bagai halilintar yang terus menyambar

Tiada henti dan relaksasi walau sungguh bumi ini semakin bagai terbakar

Apakah sebenarnya yang sedang Tuhan tetapkan bagi alam yang terus memuai dengan panas dan 
dinginnya kesejukan

Dan semakin hangat dengan kepanasan yang Tuhan ciptakan

Apakah ini saranaNYA bagi kita untuk saling mengenal dengan namanya perbedaaan dan pengertian 
,,
Atau mngkin ini sarana pengujian dan persiapan kehidupan akhirat yang tak dapat dihentikan

Wahai kasih yang selalu ku sebut dalam do’a

Sedang apakah kau disana ?

Apakah kau tahu dengan segala rasa disini yang semakin menggelora

Dan bertambah gelora semakin hilangkan obat penawarnya

Marilah datang dan dekati jiwa ini bukan hanya untuk berfantasi tapi juga sebagai sarana temukan 
ridho ilahi

Datanglah saat waktu yang tepat dan bukan waktu yang selalu kau laknat

Kembangkanlah senyum pada bibirmu sebagai kesyukuran atas nikmat Tuhanmu bukan untukku 
yang selalu menyesatkanmu

Aku tak banyak harap dan hayal belaka dengan

Namun ku hanya ingin kau disini tuk jadi nyata bukan imajinasi yang sesakkan dada

Awalilah hadir dalam mimipiku yang berperan ratu dalam setiap istana yang selalu ku adu

Dan lihatlah esok bersamaku bahwasanya kau kan berada dalam setiap jengkal langkah kakiku


Wahai Bidadariku,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar