Sivitas
Akademika
Kehidupan
yang selama ini didambakan oleh setiap generasi bangsa dari sabang
hingga merauke dengan harapan dapat mempertahankan dan memperbaiki
taraf kehidupan yang lebih baik lagi. Kehidupan dan kelayakan dalam
bersosial menjadi tujuan dan dan harapan setiap individu dan
mayoritas menjadi tujuan akhir pendidikan, bukanka itu bagian dari
komersial pendidikan ? bukankah itu manifestasi yang tak petut
dikembangkan secara berlamaan ?
Pendidikan
yang diharapkan oleh para pelopor Bangsa Indonesia tuk ciptakan
generasi bangsa yang mampu menggayom seluruh dunia dan bukan hanya
pihak salah satu golongan tertentu. Para obyek sekaligus subyek
pendidikan yang pada waktu tertentu mengeluarkan biaya untuk
keperluan pendidikan, seharusnya kita mendapatkan layanan dan sarana
prasarana juga fasilitas yang memadai baik layanan akademik dari para
akademisi yang terlibat bahkan sistem yang dikembangkan dalam lembaga
yang menaunginya. Harapannya dari awal kita mulai masuk kedalam
gedung yang selama ini kita dambakan hanyalah kenyamanan dan
ketentraman dalam merasakan proses pendidikan yang layak dan
berkualitas serta dapat diterima oleh setiap obyek pendidikan. Dosen
dan sivitas itu hanyalah sarana kita dalam proses pendapatan
pendidikan yang terus mengalami perubahan dan perkembangan, bukan
sebagai bos ataupun orang yang harus kita selalu turuti segala apa
yang dikatakannya. Kehidupan akademis yang sehausnya lebih tertib dan
menyamankan begi para pelampaui pendidikan, namun hanya gara-gara
sivitas yang tak maksimal dalam pelayanan dan juga dosen yang hanya
menyampaikan ilmu yang sama tanpa perkembangan metode maupun esensi
yang terdapat didalamnya, sehingga para konsumen pendidikanpun selalu
berfikiran yang jumud dan statis tanpa berubah sedikitpun dalam
kedewasaan ataupun pemahaman yang komprehensif dan juga korelatif.
Oleh sebabnya kita perlu mendapatkan hak yang seharusnya kita
dapatkan karena kita sudah melaksanakan kwajiban sebagai obyek
pendidikan.
Sivitas
akademik yang menjadi tangan kanan pejabat akademik perguruan
sepantasnya harus memberikan pelayanan yang layak dan sebaik-baiknya,
bukan berperilaku seakan-akan kita yang butuh. Kita memang butuh
dengan apa yang dikerjakan oleh mereka akan tetapi mereka lebih
membutuhkan apa yang kita berikan pada mereka. Dalam setiap proses
perjalanan pendidikan terkadang kita memang muak melihat tingkah laku
para sivitas akademik yang selalu melempar-lempar kita sebagai orang
yang perlu dengannya hanya untuk sebatas perolehan coretan tanda
tangan yang dibutuhkan dalam sebuah agenda yang terpenting kita
semua, namun apakah budaya yang seperti itu apakah patut untuk
diabadikan dan dilestarikan dalam dunia pendidikan yang berbesik
formal terlebih dalam naungan pndidikan tinggi ataupun perguruan
tinggi dan Universitas ? seharus pelayanan yang dilakukan oleh
sivitas tersebut menjadikan salah satu semangat dalam bergelut di
dunia Universitas sehingga para Mahasiswa menjadi obyek dan produk
juga agen of cenk sekaligus pelopor kesejahteraan dan ketentraman
kehidupan, bukan mendapat tekanan karena terombang-ambing karena tak
bisa mendapatkan informasi yang falid secara efisien dalam lembaga
berkependidikannya. Sebagai pegawai dan dosen sehsrusnya mereka
memberikan pelayanan yang baik dan benar bukan hanya seenaknya
sendiri. Melainkan harus melayani segalakebutuhan mahasiswa dengan
layak dansebaik-baiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar