Selasa, 11 Oktober 2016

sivitas

Sivitas Akademika

Kehidupan yang selama ini didambakan oleh setiap generasi bangsa dari sabang hingga merauke dengan harapan dapat mempertahankan dan memperbaiki taraf kehidupan yang lebih baik lagi. Kehidupan dan kelayakan dalam bersosial menjadi tujuan dan dan harapan setiap individu dan mayoritas menjadi tujuan akhir pendidikan, bukanka itu bagian dari komersial pendidikan ? bukankah itu manifestasi yang tak petut dikembangkan secara berlamaan ?
Pendidikan yang diharapkan oleh para pelopor Bangsa Indonesia tuk ciptakan generasi bangsa yang mampu menggayom seluruh dunia dan bukan hanya pihak salah satu golongan tertentu. Para obyek sekaligus subyek pendidikan yang pada waktu tertentu mengeluarkan biaya untuk keperluan pendidikan, seharusnya kita mendapatkan layanan dan sarana prasarana juga fasilitas yang memadai baik layanan akademik dari para akademisi yang terlibat bahkan sistem yang dikembangkan dalam lembaga yang menaunginya. Harapannya dari awal kita mulai masuk kedalam gedung yang selama ini kita dambakan hanyalah kenyamanan dan ketentraman dalam merasakan proses pendidikan yang layak dan berkualitas serta dapat diterima oleh setiap obyek pendidikan. Dosen dan sivitas itu hanyalah sarana kita dalam proses pendapatan pendidikan yang terus mengalami perubahan dan perkembangan, bukan sebagai bos ataupun orang yang harus kita selalu turuti segala apa yang dikatakannya. Kehidupan akademis yang sehausnya lebih tertib dan menyamankan begi para pelampaui pendidikan, namun hanya gara-gara sivitas yang tak maksimal dalam pelayanan dan juga dosen yang hanya menyampaikan ilmu yang sama tanpa perkembangan metode maupun esensi yang terdapat didalamnya, sehingga para konsumen pendidikanpun selalu berfikiran yang jumud dan statis tanpa berubah sedikitpun dalam kedewasaan ataupun pemahaman yang komprehensif dan juga korelatif. Oleh sebabnya kita perlu mendapatkan hak yang seharusnya kita dapatkan karena kita sudah melaksanakan kwajiban sebagai obyek pendidikan.

Sivitas akademik yang menjadi tangan kanan pejabat akademik perguruan sepantasnya harus memberikan pelayanan yang layak dan sebaik-baiknya, bukan berperilaku seakan-akan kita yang butuh. Kita memang butuh dengan apa yang dikerjakan oleh mereka akan tetapi mereka lebih membutuhkan apa yang kita berikan pada mereka. Dalam setiap proses perjalanan pendidikan terkadang kita memang muak melihat tingkah laku para sivitas akademik yang selalu melempar-lempar kita sebagai orang yang perlu dengannya hanya untuk sebatas perolehan coretan tanda tangan yang dibutuhkan dalam sebuah agenda yang terpenting kita semua, namun apakah budaya yang seperti itu apakah patut untuk diabadikan dan dilestarikan dalam dunia pendidikan yang berbesik formal terlebih dalam naungan pndidikan tinggi ataupun perguruan tinggi dan Universitas ? seharus pelayanan yang dilakukan oleh sivitas tersebut menjadikan salah satu semangat dalam bergelut di dunia Universitas sehingga para Mahasiswa menjadi obyek dan produk juga agen of cenk sekaligus pelopor kesejahteraan dan ketentraman kehidupan, bukan mendapat tekanan karena terombang-ambing karena tak bisa mendapatkan informasi yang falid secara efisien dalam lembaga berkependidikannya. Sebagai pegawai dan dosen sehsrusnya mereka memberikan pelayanan yang baik dan benar bukan hanya seenaknya sendiri. Melainkan harus melayani segalakebutuhan mahasiswa dengan layak dansebaik-baiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar