BAB
I
PENDHULUAN
- Latar Belakang
Ilmu linguisticmerupakan
ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan sampai saat ini masih
dianggap sulit oleh sebagian besar manusia. Padahal ilmu linguistik
bersifat umum yang hanya mengkaji seluk seluk beluk behasa pada
umumnya. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa ilmu linguistik
merupakan media komunikasi penting yang bersifat komunikatif baik
lisan,
tertulis, maupun isyarat yang didasarkan pada sebuah simbol. Bahasa
terdiri atas kata-kata yang digunakan oleh masyarakat (perbendaharaan
kata) dan aturan-aturan untuk memvariasikan dan mengobminasikan
kata-kata tersebut (tata bahasa dan sintaksis).
Semua bahasa
manusia mempunyai sejumlah karakteristik yang umum (Waxman &
Lids, 2006). Karakteristik tersebut meliputi generativitas yang tidak
terbatas artinya kemampuan untuk menghasilkan kalimat bermakna yang
tidak terbatas jumlahnya, dengan menggunakan serangkaian kata-kata
dan aturan yang terbatas dan aturan-aturan organisasional.
Banyak
yang beranggapan bahwa ilmu linguistik itu sulit dan perlu segera
ditepis. Masalah nya sekarang sampai saat ini paduan ilmu linguistik
umum dan benar-benar dan detail masih sangat sulit untuk ditemukan.
Padahal buku jenis ilmu linguistik ini akan sangat membantu para
penulis pemula untuk mulai mengasah kemampuanya.
Problematika
di atas perlu segera dipecahkan, salah satu langkah yang dapat
ditempuh adalah menyajikan makalah tentang ilmu linguistik umum.Dan
secara umum makalah ini dapat dikategorikan kedalam bagian pembahasan
hal berkaitan dengan ilmu linguistik dan sejarah perkembanganya.
- Rumusan Masalah
- Apa maksud dari ilmu linguistik ?
- Bagaimana tren yang terjadi dalam perkembangan linguistik ?
- Apa saja isu-isu teoretis yang terjadi dalam perkembangan linguistik ?
- Apa saja yang terdapat dalam tonggak-tonggak bahasa ?
- Bagaimana Fitur-fitur hubungan diusia dini dan perkembangan bahasa ?
- Bagaimana belajar bahasa kedua ?
- Apa saja keragaman dalam perkembangan kognitif dan linguistik ?
- Tujuan Penulisan
- Mengetahui Pengertian ilmu linguistik
- Mengetahui tren dalam perkembangan linguistik
- Mengidentifikasi isu-isu teoretis perkembangan linguistik
- Mengetahui tonggak-tonggak bahasa
- Mengetahui fitur-fitur hubungan diusia dini dan perkembangan bahasa
- Mampu belajar bahasa kedua
- Mampu menjelaskan keragaman dalam perkembangan kognitif dan linguistic
BAB
II
PEMBAHASAN
- Pengertian ilmu linguistik
Kata linguistik
berasal dari bahasa latinlingua
yang berarti
bahasa.Menurut Kridalaksana (1993) dalam kamusnya kamus linuistik,
kata linguistic
didefinisikan sebagai
ilmu tentang bahasa atau penyeledikan bahasa secara ilmiah. Definisi
yang sama juga disampaikan oleh Tarigan (1986), yaitu seperangkat
pengetahuan yang diperoleh dengan jalan penerapan metode ilmiah
terhadap fenomena bahasa. Sebagai penyelidikan bahasa secara ilmiah,
linguistik tidak membedakan bahasa yang satu dengan yang lainnya.1
Dalam bahasa arab, Linguistik disebut dengan ilmu
lughah.. pada mulanya
ilmu lughah tidak digunakan dengan makna Linguistik
atau kajian bahasa,
kata ilmu lughah
pertama kali digunakan
oleh ibnu khaldun pertama kali digunakan oleh Ibnu Khaldun dalam
karyanya al
muqaddimahdan
dimaksudkan sebagai ilmu
ma’ajim atau
lecikology..
Berikutnya kata lughahdugunakan
oleh as suyuti dalam judul bukunya “
Al Mahzar Fi ulumi-l lughoh wa an wa ‘uha. Assuuyutipun
menggunakan dengan makna lexicology.
(dalam Hasanin, 1994). Dalam bahasa prancis ada tiga istilah untuk
menyebut bahasa yaitu :
Langue :
suatu bahasa tertentu
Langage: bahasa
secara umum
Parole: bahasa
dalam wujud yang nyata yaitu berupa ujaran.
Ilmu
linguistic
sering juga disebutlinguistik umum (general
linguistic). Artinya
ilmu linguistic tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan
mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya yang dalam peristilahan
prancis disebut langage.Pakar
linguistic disebut linguis, Bapak linguistic modern adalah Ferdinand
de Saussure (1857-1913).Bukunya tentang bahasa berjudul Course
de Linguistique Generale yang
diterbitkan pertama kali tahun 1916.2
- Tren dalam perkembangan linguistik
Bagi manusia menggunakan bahasa
secara efektif merupakan sebuah usaha kompleks. Manusia harus
mengetahui ribuan kata dan meletakkan kata kata itu dalam urutan yang
tepat,dan
harus mampu mengucapkan dengan menggunakan artikulasi yang jelas au
ai iu dan sebagainya.
Perkembangan
Kosakata,
anak-anak pada masa pembelajaranya itu melalui pengajaran kosakata
disekolahnya,namun kemudian mereka mempelajari banyak lagi dengan
menyimpulkan makna dari konteks mereka mendengar dan lingkungan yang
ada. (Nippold,1988;pinker,1987; Thelen & Smith,1998) . terkadang
pemahaman anak itu masih bersifat meragukan dan samar karena pada
umumnya para anak masik melakukan penerjemahan kosakata yang
didapatnya itu sesuai apa yang didapatnya dan tidak dilakukan
penalaran yang dilakukan yang dilakukan oleh anak dewasa. Dalam
batas tertentu kita memang harus mengajarkan kosa kata sesuai dengan
pengajaran dan tidak membatasi pengajaran bahasa dengan kata .dengan
definisinya yang dapat dipahami oleh anak-anak.
Perkembangan Sintaksis,
aturan sintaksis memungkinkan kita meletakkan kata sekaligus menjadi
kalimat yang memiliki makna secara tepat. Pemahaman dan penggunaan
konstruksi-konstruksi bertambah dengan perkembangan waktu akan
semakin berubah pada usia/tahun sekolah dasar dan aspek sintaksis
akan semakin halus mulai muncul pada usia SMP dan SMU. Saat mencapai
SMP sintaksis dalam menulis mereka akan lebih rumut dari pada
percakapan/ucapannya.(Owens, 1996).
.Perkembangan
Kemampuan Mendengarkan,
Kemampuan siswa dalam memahami apa yang didengar dipengaruhi oleh
pengetahuan mereka mengenai kosakata dan sintaksis namun
factor-faktor lain juga berpengaruh. Pemahaman anak mengenai apa saja
yang mereka dengarkan seringkali dipengaruhi oleh konteks mereka
mendengarkan kata-kata tersebut. Saat anak bertambah dewasa mereka
menjadi semakin kurang bergantung kepada konteks untuk memahami
pesan-pesan orang lain. Seiring meningkatnya kemampuan penalaran
abstrak mereka menjadi lebih mampumemahami makna pesan melampui makna
harfiahnya.(Owens, 1996; Winner, 1998).
Perkembangan
Ketrampilan Komunikasi Lisan,
Selama masa taman kanak-kanak dan awal masuk sekolah dasar banyak
anak mengalami kesulitan melafalkan bunyi seperti r
dan ny.
Saat berusia 8 atau
9 tahun sebagian besar siswa telah menguasai bunyi-bunyi bahasa ibu.
Sebuah komponen komunikasi lisan yang paling efektif adalah
pragmatika (pragmatics)
yakni konvensi-konvensi sosial yang mengarahkan interaksi lisan yang
tepat dengan orang lain.
Perkembangan
Kesadaran Metalinguistik, Sepanjang
masa-masa sekolah para siswa terkadang bermain dengan bahasa,
misalnya saat mereka mendeklamasikan sajak, menyanyikan lagu-lagu,
melontarkan candaan, bermain kata/puns dan sebagainya.(Christie &
Johnse, 1993;Owens, 1996). Saat anak berpindah di tahun-tahun akhir
SD dan selama masa SMP mereka menjadi semakin menyadari beragam
fungsi kata dalam kalimat.(kata benda, kerja, sifat, dsb).3
- Isu-isu teoretis dalam perkembangan linguistik
Dalam
perkembangannya linguistic memiliki isu-isu yang teoritis dan menjadi
suatu pembahasan yang menarik terinci sebagai berikut
:
- Seorang anak memainkan peranan penting dalam perkembangan linguistic
- Anak dapat mempelajari suatu bahasa apabila orang-orang di sekitarnya menggunakan bahasa tersebut secraa rutin dalam percakapan.
- Semakin besar ragam kata yang digunakan orang sekelilingnya makan akan semakin cepat kosakata anak berkembang. (B. Hart & Risley, 1995; Hoff, 2003)
- Manusia memiliki kemampuan menguasai bahasa yang jauh lebih kompleks dibandingkan spesies lain di planet ini.
- Faktor yang diwariskan secara genetis memungkinkan manusia mempelajari bahasa.
- Anak-anak yang mengalami retardasi mental menunjukan perbedaan yang jelas dalam perkembangan bahasa.
- Tonggak-tonggak bahasa
a. Pemahaman
Menurut Fenson, dkk. sebagian
besar bayi mulai memahami kata-kata pertama mereka ketika berusia
sekitar 8 bulan, jumlah kata yang dipahami perlahan-lahan bertambah
hingga usia sekitar 12 bulan, yaitu saat terjadi peningkatan mendadak
dalam jumlah kosa kata4.
Sedangkan
menurut Harris, dkk.menemukan bahwa usia saat bayi pertama kali
menunjukan tanda-tanda memahami nama-nama objek adalah sepuluh bulan,
dan perkembangan ini sangat berkolerasi dengan perkembangan gerakan
menunjuk.
Perubahan-perubahan
dalam pengenalan bunyi juga penting dalam perkembangan ini, karena
bayi dilahirkan dengan kemampuan untuk mengenali petunjuk-petunjuk
akuistik dan dapat membedakan antara fenom-fenom dalam bahasa apapun.
Antara usia 6 dan 12 bulan mereka menjadi lebih baik dalam mencerap
perubahan-perubahan bunyi pada bahasa asli mereka, dan secara
bertahap kehilangan kemampuan untuk mendeteksi perbedaan-perbedaan
yang tidak terlalu penting.
b. Produksi
Produksi bahasa berkembang
setelah pemahaman bahasa, bayi pengoceh yang kemampuannya lebih cepat
dapat mengucapkan kata pertamanya pada usia sembilan atau sepuluh
bulan, namun banyak anak belum mengucapkan kata pertamanya hingga
memasuki usia dua tahun. Interaksi-interaksi sosial dan responsivitas
orang dewasa berperan penting dalam perkembangan bahasa.Produksi kata
meningkat secara bertahap hingga sekitar akhir usia tahun kedua
ketika terjadi ledakan kosa kata. Pada sekitar waktu yang sama, suatu
perubahan kualitatif dalam penggunaan bahasa dapat dilihat ketika
bayi mulai menggunakan frasa dua kata atau wicara telgrafik, yang
memberikan makna komunikasi yang lebi efektif dan
merupakan
ciri perkembangan bahasa.
c. Kesenjangan produksi/
pemahaman
Penyebab terjadinya kesenjangan
antara pemahaman dan produksi adalah perubahan-perubahan antonim
saluran vokal yang penting bagi produksi berbagai gerakan
kompleks.Saluran vokal saat bayi sangat berbeda dengan saluran vokal
orang dewasa.Saluran vokal bayi dirancang untuk memungkinkan gerakan
kuat yang mirip mesin pengisap, yang penting untuk mengisap.
- Fitur-fitur hubungan diusia dini dan perkembangan bahasa
Terdapat
fitur-fitur khusus hubungan di usia ini yang telah dicermati sebagai
tanda-tanda awal yang penting bagi perkembangan bahasa, adalah
sebagai berikut:
- Wicara yang ditujukan bagi Anak
Pola berbicara yang memiliki khas
dengan cara pengulangan, ucapan-ucapan pendek yang disederhanakan,
titi nada yang ditinggikan dan ekspresi yang berlebihan. Wicara ini
telah didefinisikan diberbagai budaya termasuk:
- Suku Manusia semak! Kung di Kalahari
- Para penduduk hutan di Kamerun
- Suku yanomami di Lembah Sungai Amazon
- Suku Eipo di Nugini (Fernald, 1989)
- Penjalin(meshing)
Menggambarkan interaksi-interaksi
yang diintegrasikan dengan mulus yang tampak ketika dua orang saling
berhubungan baik , akan menunggu setelah orang lain selesai
berbicara. Pada tahun 1970-an pengamatan terhadap Ibu-Anak yang
menyusui menunjukan keduanya terjalin interaksi yang baikdan erat
(Kaye & brazelton, 1971):
- Bayi masih minum dengan ritme
- Ibu biasanya menyesuaikan perilakunya dengan ritme ini sejak awal menyusui
- Ibu berbicara pada bayinya /mengayunnya selama waktu jeda dan bukan ketika bayi sedang menyusu.
- Perilaku bergantian yang selaras
Merupakan interaksi antara ibu
dengan anak , kerap disebut dialog semu.respon ibu dapat diprediksi
dan bergantung pada perilaku anak, karena itu diyakini memberikan
pengalaman pada anak yakni dengan menunjukan bagai mana perilaku
mereka memiliki makna dan direspon oleh orang lain.
- Format-format atensi gabungan
Ibu menciptakan tindakan-tindakan
yang sederhana dan tetap dengan berbagai obyek. Ibu menyusun
interaksi dengan bayinya sehingga pengetahuan tentang apa yang bisa
dilakukan dan bagaimana melakukan dapat ditransmisikannya. Awalnya
interaksi ini hanya dapat dilakukan oleh anak dan pengasuh anak dan
namun kemudian obyek-obyek lain dilibatkan dalam tersebut.
- Vokalisasi Bayi
Menangis, mengoceh, dan mendekut
kesemuanya diakui sebagai tanda-tanda awal bicara. Gestur-gestur
seperti menunjuk, melambai, dan mengangguk juga nampak pada anak
pra-linguistik dan selain menjadi alat komunikasi juga dapat membantu
perkembangan bahasa.(Harris dkk., 1995a).
- Belajar bahasa kedua
Pembahasan
mengenai bahasa kedua tidak terlepas dari pembahasan mengenai bahasa
pertama. Bahasa kedua diperoleh setelah penguasaan bahasa pertama.
Pemerolehan bahasa kedua berbeda dengan pemerolehan bahasa pertama.
Perbedaan ini terletak dari proses pemerolehannya. Penguasaan bahasa
pertama melalui proses pemerolehan sedangkan penguasaan bahasa kedua
melalui proses pembelajaran. Pembelajaran bahasa kedua dapat
diperoleh melalui pendidikan formal maupun informal hanya dengan cara
sengaja dan sadar. Hal ini berbeda dengan pemerolehan bahasa pertama
yang sifatnya alamiah serta dengan cara tidak sengaja dan tidak
sadar.
Kanak-kanak
cenderung lebih mudah menguasai bahasa lain bahkan mengganti bahasa
yang sudah dikuasainya dengan bahasa baru. Berbeda dengan orang
dewasa atau mereka yang masa kritisnya sudah lewat tidak akan mudah
belajar bahasa lain, apalagi mengganti bahasa yang sudah
dinuranikannya dengan bahasa lain.
Faktor-faktor
Penentu dalam Pembelajaran Bahasa Kedua
- Faktor Motivasi
Dalam
pembelajaran bahasa kedua ada asumsi yang menyatakan bahwa orang yang
di dalam dirinya ada keinginan, dorongan, atau tujuan yang ingin
dicapai dalam bahasa kedua cenderung akan lebih berhasil disbanding
dengan orang yang belajar tanpa dilandasi oleh suatu dorongan,
tujuan, atau motivasi lain ( Chaer, 2003: 251).
- Faktor Usia
Perbedaan umur
mempengaruhi kecepatan dan keberhasilan belajar bahasa kedua pada
aspek fonologi, morfologi, dan sintaksis; tetapi tidak berpengaruh
dalam pemerolehan urutan ( Chaer, 2003: 253).
- Faktor Penyajian Formal
Pembelajaran
bahasa secara formal memiliki kemiripan dengan tipe pembelajaran
formal yang sifatnya nonalamiah serta didukung oleh perangkat formal
pembelajaran.
- Faktor Bahasa Pertama
Bahasa pertama
memiliki pengaruh terhadap pembelajaran bahasa kedua. Pada saat
pembelajar menggunakan bahasa kedua kadang kala secara sadar atau
tidak telah mengalihkan unsur-unsur bahasa pertamanya sehingga
menimbulkan interferensi, alih kode, campur kode, dan kekeliruan
(error). Dengan demikin, menurut Banathy (via Chaer, 2003: 257) bahwa
mengetahui keadaan linguistik bahasa pertama sangat penting bagi
usaha menentukan strategi pembelajaran bahasa kedua, sebab belajar
bahasa kedua tidak lain dari pada mentransfer bahasa baru di atas
bahasa yang sudah ada.
- Faktor Lingkungan
Lingkungan
bahasa sangat berpengaruh dalam pembelajaran bahasa kedua. Yang
dimaksud dengan lingkungan bahasa adalah segala hal yang didengar dan
dilihat oleh pembelajr sehubungan bahasa kedua yang dipelajari
(Tjohhjono, 2003: 259).
- Keragaman dalam Perkembangan Kognitif dan Linguistik
Sekalipun
urutan munculnya kemampuan-kemampuan kognitif linguistik dapat
diprediksikan, waktu munculnya tersebut tidaklah sama bagi tiap-tiap
anak. Artinya, kemungkinan besar kita akan menjumpai keberagaman yang
cukup besar dalam segala kelompok usia.
- Perbedaan-perbedaan budaya dan etnik
Penelitian
membuktikan bahwa arah perkembangan kognitif berbeda di tiap-tiap
budaya. Perbedaan-perbedaan kultural juga memiliki pengaruh terhadap
keragaman bahasa, bahkan pada anak-anak yang dibesarkan dalam lingkup
bahasa nasional yang kurang baik. Beberapa anak berbicara menggunakan
dialek, yaitu suatu bentuk bahasa yang berbeda dari karakteristik
bahasa yang baku, yang digunakan secara terbatas di kelompok etnik
atau lingkungan geografis tertentu. Anak-anak yang tidak mengenyam
pendidikan formal, kemampuan konservasi dan kemampuan-kemampuan
operasional konkret lainnya mungkin muncul lebih lambat dibandingkan
anak-anak dalam kebudayaan barat. Keterampilan-keterampilan penalaran
operasional dan pemikiran abstrak, pemisahan kontrol terhadap
variabel dan juga bervariasi dalam tiap-tiap kebudayaan.
- Menangani kebutuhan-kebutuhan khusus para pembelajar bahasa Inggris
Program-program
bilingual, yakni program-program yang di dalamnya bahasa Inggris
(atau bahasa resmi negara lain) diajarkan sebagai bahasa kedua
sedangkan mata pelajaran lainnya diajarkan dalam bahasa asli siswa
pada umumnya lebih efektif bagi siswa-siswi imigran daripada program
pendalaman intensif (immersion). Idealnya, peralihan dari pengajaran
dalam bahasa asli siswa ke pengajaran dalam bahasa resmi negara
tersebut (misalnya, bahasa Inggris) seharusnya terjadi secara
berangsur-angsur dalam rentang waktu beberapa tahun, sehingga
memungkinkan para siswa imigran menjadi fasih dalam kedua bahasa.
- Mengakomodasi siswa-siswa berkebutuhan khusus
Perbedaan-perbedaan
perkembangan kognitif dan linguistik pada siswa yang memiliki
kebutuhan pendidikan khusus. Misalnya, kita mungkin memiliki beberapa
anak yang menunjukan perkembangan kognitif yang sangat maju,
sementara beberapa siswa lainnya menunjukkan kemampuan kognitif
dibidang-bidang tertentu atau secara menyeluruh jauh dibawah
rekan-rekannya. Untuk menolong mereka meraih kesuksesan akademik
dapat dengan cara sebagai berikut:
- Menggunakan objek-objek konkret dan pengalaman untuk membantu siswa memahami ide-ide abstrak.
- Carilah bantuan dari ahli patologi bicara saat siswa menunjukkan kesulitan yang tidak laim dalam mendengarkan ataupun berbicara.
- Berikan pengajaran yang intensif dalam keterampilan-keterampilan kognitf dan linguistik yang belum dikuasai anak didik.
- Berikan peluang kepada siswa untuk mengeksplorasi topik-topik mata pelajaran secara lebih mendalam atau lebih luas.
- Berikan peluang kepada siswa untuk mempercepat penguasaan bahan ajar yang ditetapkan dalam kuriulum.
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Linguistik
merupakan disiplin ilmu yang mempelajari bahasa dan kajian tentang
bahasa-bahasa serta perkembangannya juga penyelidikan bahasa secara
ilmiah sehingga antara satu dengan lainnya dapat berkomunikasi lewat
bahasa yang digunakan secara jelas. Linguistic pada masanya juga
mengalami perkembangan-perkembangan baik kosakata, sintaksis,
kemampuan mendengarkan, komunikasi lisan dan kesadaran
metalinguistic. Selain itu juga ada isu-isu teoritis perkembangan
linguistic yang menjadi pembicaraan para psikolog hingga melahirkan
tren-tren tentang perkembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
- Santrok, W.John. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika
- Upton, Panney. (2012). Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama
- omrod
- http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/25/pembelajaran-bahasa-kedua-496197.html
1 Hasanah,
hal.1984
2 Abdul
chaer, Resum buku linguistic. ( http://sastra33.blogspot.com/
3
perkembangan kognitif dan linguistik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar