Senin, 26 September 2016

ilmulinguistik

BAB I
PENDHULUAN
  1. Latar Belakang
Ilmu linguisticmerupakan ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan sampai saat ini masih dianggap sulit oleh sebagian besar manusia. Padahal ilmu linguistik bersifat umum yang hanya mengkaji seluk seluk beluk behasa pada umumnya. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa ilmu linguistik merupakan media komunikasi penting yang bersifat komunikatif baik lisan, tertulis, maupun isyarat yang didasarkan pada sebuah simbol. Bahasa terdiri atas kata-kata yang digunakan oleh masyarakat (perbendaharaan kata) dan aturan-aturan untuk memvariasikan dan mengobminasikan kata-kata tersebut (tata bahasa dan sintaksis).
Semua bahasa manusia mempunyai sejumlah karakteristik yang umum (Waxman & Lids, 2006). Karakteristik tersebut meliputi generativitas yang tidak terbatas artinya kemampuan untuk menghasilkan kalimat bermakna yang tidak terbatas jumlahnya, dengan menggunakan serangkaian kata-kata dan aturan yang terbatas dan aturan-aturan organisasional.
Banyak yang beranggapan bahwa ilmu linguistik itu sulit dan perlu segera ditepis. Masalah nya sekarang sampai saat ini paduan ilmu linguistik umum dan benar-benar dan detail masih sangat sulit untuk ditemukan. Padahal buku jenis ilmu linguistik ini akan sangat membantu para penulis pemula untuk mulai mengasah kemampuanya.
Problematika di atas perlu segera dipecahkan, salah satu langkah yang dapat ditempuh adalah menyajikan makalah tentang ilmu linguistik umum.Dan secara umum makalah ini dapat dikategorikan kedalam bagian pembahasan hal berkaitan dengan ilmu linguistik dan sejarah perkembanganya.

  1. Rumusan Masalah
  1. Apa maksud dari ilmu linguistik ?
  2. Bagaimana tren yang terjadi dalam perkembangan linguistik ?
  3. Apa saja isu-isu teoretis yang terjadi dalam perkembangan linguistik ?
  4. Apa saja yang terdapat dalam tonggak-tonggak bahasa ?
  5. Bagaimana Fitur-fitur hubungan diusia dini dan perkembangan bahasa ?
  6. Bagaimana belajar bahasa kedua ?
  7. Apa saja keragaman dalam perkembangan kognitif dan linguistik ?

  1. Tujuan Penulisan
  1. Mengetahui Pengertian ilmu linguistik
  2. Mengetahui tren dalam perkembangan linguistik
  3. Mengidentifikasi isu-isu teoretis perkembangan linguistik
  4. Mengetahui tonggak-tonggak bahasa
  5. Mengetahui fitur-fitur hubungan diusia dini dan perkembangan bahasa
  6. Mampu belajar bahasa kedua
  7. Mampu menjelaskan keragaman dalam perkembangan kognitif dan linguistic


BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian ilmu linguistik
Kata linguistik berasal dari bahasa latinlingua yang berarti bahasa.Menurut Kridalaksana (1993) dalam kamusnya kamus linuistik, kata linguistic didefinisikan sebagai ilmu tentang bahasa atau penyeledikan bahasa secara ilmiah. Definisi yang sama juga disampaikan oleh Tarigan (1986), yaitu seperangkat pengetahuan yang diperoleh dengan jalan penerapan metode ilmiah terhadap fenomena bahasa. Sebagai penyelidikan bahasa secara ilmiah, linguistik tidak membedakan bahasa yang satu dengan yang lainnya.1 Dalam bahasa arab, Linguistik disebut dengan ilmu lughah.. pada mulanya ilmu lughah tidak digunakan dengan makna Linguistik atau kajian bahasa, kata ilmu lughah pertama kali digunakan oleh ibnu khaldun pertama kali digunakan oleh Ibnu Khaldun dalam karyanya al muqaddimahdan dimaksudkan sebagai ilmu ma’ajim atau lecikology.. Berikutnya kata lughahdugunakan oleh as suyuti dalam judul bukunya “ Al Mahzar Fi ulumi-l lughoh wa an wa ‘uha. Assuuyutipun menggunakan dengan makna lexicology. (dalam Hasanin, 1994). Dalam bahasa prancis ada tiga istilah untuk menyebut bahasa yaitu :

Langue : suatu bahasa tertentu
Langage: bahasa secara umum
Parole: bahasa dalam wujud yang nyata yaitu berupa ujaran.

Ilmu linguistic sering juga disebutlinguistik umum (general linguistic). Artinya ilmu linguistic tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya yang dalam peristilahan prancis disebut langage.Pakar linguistic disebut linguis, Bapak linguistic modern adalah Ferdinand de Saussure (1857-1913).Bukunya tentang bahasa berjudul Course de Linguistique Generale yang diterbitkan pertama kali tahun 1916.2



  1. Tren dalam perkembangan linguistik
Bagi manusia menggunakan bahasa secara efektif merupakan sebuah usaha kompleks. Manusia harus mengetahui ribuan kata dan meletakkan kata kata itu dalam urutan yang tepat,dan harus mampu mengucapkan dengan menggunakan artikulasi yang jelas au ai iu dan sebagainya.
Perkembangan Kosakata, anak-anak pada masa pembelajaranya itu melalui pengajaran kosakata disekolahnya,namun kemudian mereka mempelajari banyak lagi dengan menyimpulkan makna dari konteks mereka mendengar dan lingkungan yang ada. (Nippold,1988;pinker,1987; Thelen & Smith,1998) . terkadang pemahaman anak itu masih bersifat meragukan dan samar karena pada umumnya para anak masik melakukan penerjemahan kosakata yang didapatnya itu sesuai apa yang didapatnya dan tidak dilakukan penalaran yang dilakukan yang dilakukan oleh anak dewasa. Dalam batas tertentu kita memang harus mengajarkan kosa kata sesuai dengan pengajaran dan tidak membatasi pengajaran bahasa dengan kata .dengan definisinya yang dapat dipahami oleh anak-anak.
Perkembangan Sintaksis, aturan sintaksis memungkinkan kita meletakkan kata sekaligus menjadi kalimat yang memiliki makna secara tepat. Pemahaman dan penggunaan konstruksi-konstruksi bertambah dengan perkembangan waktu akan semakin berubah pada usia/tahun sekolah dasar dan aspek sintaksis akan semakin halus mulai muncul pada usia SMP dan SMU. Saat mencapai SMP sintaksis dalam menulis mereka akan lebih rumut dari pada percakapan/ucapannya.(Owens, 1996).
.Perkembangan Kemampuan Mendengarkan, Kemampuan siswa dalam memahami apa yang didengar dipengaruhi oleh pengetahuan mereka mengenai kosakata dan sintaksis namun factor-faktor lain juga berpengaruh. Pemahaman anak mengenai apa saja yang mereka dengarkan seringkali dipengaruhi oleh konteks mereka mendengarkan kata-kata tersebut. Saat anak bertambah dewasa mereka menjadi semakin kurang bergantung kepada konteks untuk memahami pesan-pesan orang lain. Seiring meningkatnya kemampuan penalaran abstrak mereka menjadi lebih mampumemahami makna pesan melampui makna harfiahnya.(Owens, 1996; Winner, 1998).
Perkembangan Ketrampilan Komunikasi Lisan, Selama masa taman kanak-kanak dan awal masuk sekolah dasar banyak anak mengalami kesulitan melafalkan bunyi seperti r dan ny. Saat berusia 8 atau 9 tahun sebagian besar siswa telah menguasai bunyi-bunyi bahasa ibu. Sebuah komponen komunikasi lisan yang paling efektif adalah pragmatika (pragmatics) yakni konvensi-konvensi sosial yang mengarahkan interaksi lisan yang tepat dengan orang lain.
Perkembangan Kesadaran Metalinguistik, Sepanjang masa-masa sekolah para siswa terkadang bermain dengan bahasa, misalnya saat mereka mendeklamasikan sajak, menyanyikan lagu-lagu, melontarkan candaan, bermain kata/puns dan sebagainya.(Christie & Johnse, 1993;Owens, 1996). Saat anak berpindah di tahun-tahun akhir SD dan selama masa SMP mereka menjadi semakin menyadari beragam fungsi kata dalam kalimat.(kata benda, kerja, sifat, dsb).3

  1. Isu-isu teoretis dalam perkembangan linguistik
Dalam perkembangannya linguistic memiliki isu-isu yang teoritis dan menjadi suatu pembahasan yang menarik terinci sebagai berikut :
  1. Seorang anak memainkan peranan penting dalam perkembangan linguistic
  2. Anak dapat mempelajari suatu bahasa apabila orang-orang di sekitarnya menggunakan bahasa tersebut secraa rutin dalam percakapan.
  3. Semakin besar ragam kata yang digunakan orang sekelilingnya makan akan semakin cepat kosakata anak berkembang. (B. Hart & Risley, 1995; Hoff, 2003)
  4. Manusia memiliki kemampuan menguasai bahasa yang jauh lebih kompleks dibandingkan spesies lain di planet ini.
  5. Faktor yang diwariskan secara genetis memungkinkan manusia mempelajari bahasa.
  6. Anak-anak yang mengalami retardasi mental menunjukan perbedaan yang jelas dalam perkembangan bahasa.

  1. Tonggak-tonggak bahasa
a. Pemahaman
Menurut Fenson, dkk. sebagian besar bayi mulai memahami kata-kata pertama mereka ketika berusia sekitar 8 bulan, jumlah kata yang dipahami perlahan-lahan bertambah hingga usia sekitar 12 bulan, yaitu saat terjadi peningkatan mendadak dalam jumlah kosa kata4.
Sedangkan menurut Harris, dkk.menemukan bahwa usia saat bayi pertama kali menunjukan tanda-tanda memahami nama-nama objek adalah sepuluh bulan, dan perkembangan ini sangat berkolerasi dengan perkembangan gerakan menunjuk.
Perubahan-perubahan dalam pengenalan bunyi juga penting dalam perkembangan ini, karena bayi dilahirkan dengan kemampuan untuk mengenali petunjuk-petunjuk akuistik dan dapat membedakan antara fenom-fenom dalam bahasa apapun. Antara usia 6 dan 12 bulan mereka menjadi lebih baik dalam mencerap perubahan-perubahan bunyi pada bahasa asli mereka, dan secara bertahap kehilangan kemampuan untuk mendeteksi perbedaan-perbedaan yang tidak terlalu penting.
b. Produksi
Produksi bahasa berkembang setelah pemahaman bahasa, bayi pengoceh yang kemampuannya lebih cepat dapat mengucapkan kata pertamanya pada usia sembilan atau sepuluh bulan, namun banyak anak belum mengucapkan kata pertamanya hingga memasuki usia dua tahun. Interaksi-interaksi sosial dan responsivitas orang dewasa berperan penting dalam perkembangan bahasa.Produksi kata meningkat secara bertahap hingga sekitar akhir usia tahun kedua ketika terjadi ledakan kosa kata. Pada sekitar waktu yang sama, suatu perubahan kualitatif dalam penggunaan bahasa dapat dilihat ketika bayi mulai menggunakan frasa dua kata atau wicara telgrafik, yang memberikan makna komunikasi yang lebi efektif dan
merupakan ciri perkembangan bahasa.
c. Kesenjangan produksi/ pemahaman
Penyebab terjadinya kesenjangan antara pemahaman dan produksi adalah perubahan-perubahan antonim saluran vokal yang penting bagi produksi berbagai gerakan kompleks.Saluran vokal saat bayi sangat berbeda dengan saluran vokal orang dewasa.Saluran vokal bayi dirancang untuk memungkinkan gerakan kuat yang mirip mesin pengisap, yang penting untuk mengisap.

  1. Fitur-fitur hubungan diusia dini dan perkembangan bahasa
Terdapat fitur-fitur khusus hubungan di usia ini yang telah dicermati sebagai tanda-tanda awal yang penting bagi perkembangan bahasa, adalah sebagai berikut:
  1. Wicara yang ditujukan bagi Anak
Pola berbicara yang memiliki khas dengan cara pengulangan, ucapan-ucapan pendek yang disederhanakan, titi nada yang ditinggikan dan ekspresi yang berlebihan. Wicara ini telah didefinisikan diberbagai budaya termasuk:
  • Suku Manusia semak! Kung di Kalahari
  • Para penduduk hutan di Kamerun
  • Suku yanomami di Lembah Sungai Amazon
  • Suku Eipo di Nugini (Fernald, 1989)
  1. Penjalin(meshing)
Menggambarkan interaksi-interaksi yang diintegrasikan dengan mulus yang tampak ketika dua orang saling berhubungan baik , akan menunggu setelah orang lain selesai berbicara. Pada tahun 1970-an pengamatan terhadap Ibu-Anak yang menyusui menunjukan keduanya terjalin interaksi yang baikdan erat (Kaye & brazelton, 1971):
  • Bayi masih minum dengan ritme
  • Ibu biasanya menyesuaikan perilakunya dengan ritme ini sejak awal menyusui
  • Ibu berbicara pada bayinya /mengayunnya selama waktu jeda dan bukan ketika bayi sedang menyusu.
  1. Perilaku bergantian yang selaras
Merupakan interaksi antara ibu dengan anak , kerap disebut dialog semu.respon ibu dapat diprediksi dan bergantung pada perilaku anak, karena itu diyakini memberikan pengalaman pada anak yakni dengan menunjukan bagai mana perilaku mereka memiliki makna dan direspon oleh orang lain.
  1. Format-format atensi gabungan
Ibu menciptakan tindakan-tindakan yang sederhana dan tetap dengan berbagai obyek. Ibu menyusun interaksi dengan bayinya sehingga pengetahuan tentang apa yang bisa dilakukan dan bagaimana melakukan dapat ditransmisikannya. Awalnya interaksi ini hanya dapat dilakukan oleh anak dan pengasuh anak dan namun kemudian obyek-obyek lain dilibatkan dalam tersebut.
  1. Vokalisasi Bayi
Menangis, mengoceh, dan mendekut kesemuanya diakui sebagai tanda-tanda awal bicara. Gestur-gestur seperti menunjuk, melambai, dan mengangguk juga nampak pada anak pra-linguistik dan selain menjadi alat komunikasi juga dapat membantu perkembangan bahasa.(Harris dkk., 1995a).



  1. Belajar bahasa kedua
Pembahasan mengenai bahasa kedua tidak terlepas dari pembahasan mengenai bahasa pertama. Bahasa kedua diperoleh setelah penguasaan bahasa pertama. Pemerolehan bahasa kedua berbeda dengan pemerolehan bahasa pertama. Perbedaan ini terletak dari proses pemerolehannya. Penguasaan bahasa pertama melalui proses pemerolehan sedangkan penguasaan bahasa kedua melalui proses pembelajaran. Pembelajaran bahasa kedua dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun informal hanya dengan cara sengaja dan sadar. Hal ini berbeda dengan pemerolehan bahasa pertama yang sifatnya alamiah serta dengan cara tidak sengaja dan tidak sadar.
Kanak-kanak cenderung lebih mudah menguasai bahasa lain bahkan mengganti bahasa yang sudah dikuasainya dengan bahasa baru. Berbeda dengan orang dewasa atau mereka yang masa kritisnya sudah lewat tidak akan mudah belajar bahasa lain, apalagi mengganti bahasa yang sudah dinuranikannya dengan bahasa lain.
Faktor-faktor Penentu dalam Pembelajaran Bahasa Kedua
  1. Faktor Motivasi
Dalam pembelajaran bahasa kedua ada asumsi yang menyatakan bahwa orang yang di dalam dirinya ada keinginan, dorongan, atau tujuan yang ingin dicapai dalam bahasa kedua cenderung akan lebih berhasil disbanding dengan orang yang belajar tanpa dilandasi oleh suatu dorongan, tujuan, atau motivasi lain ( Chaer, 2003: 251).
  1. Faktor Usia
Perbedaan umur mempengaruhi kecepatan dan keberhasilan belajar bahasa kedua pada aspek fonologi, morfologi, dan sintaksis; tetapi tidak berpengaruh dalam pemerolehan urutan ( Chaer, 2003: 253).
  1. Faktor Penyajian Formal
Pembelajaran bahasa secara formal memiliki kemiripan dengan tipe pembelajaran formal yang sifatnya nonalamiah serta didukung oleh perangkat formal pembelajaran.
  1. Faktor Bahasa Pertama
Bahasa pertama memiliki pengaruh terhadap pembelajaran bahasa kedua. Pada saat pembelajar menggunakan bahasa kedua kadang kala secara sadar atau tidak telah mengalihkan unsur-unsur bahasa pertamanya sehingga menimbulkan interferensi, alih kode, campur kode, dan kekeliruan (error). Dengan demikin, menurut Banathy (via Chaer, 2003: 257) bahwa mengetahui keadaan linguistik bahasa pertama sangat penting bagi usaha menentukan strategi pembelajaran bahasa kedua, sebab belajar bahasa kedua tidak lain dari pada mentransfer bahasa baru di atas bahasa yang sudah ada.
  1. Faktor Lingkungan
Lingkungan bahasa sangat berpengaruh dalam pembelajaran bahasa kedua. Yang dimaksud dengan lingkungan bahasa adalah segala hal yang didengar dan dilihat oleh pembelajr sehubungan bahasa kedua yang dipelajari (Tjohhjono, 2003: 259).

  1. Keragaman dalam Perkembangan Kognitif dan Linguistik
Sekalipun urutan munculnya kemampuan-kemampuan kognitif linguistik dapat diprediksikan, waktu munculnya tersebut tidaklah sama bagi tiap-tiap anak. Artinya, kemungkinan besar kita akan menjumpai keberagaman yang cukup besar dalam segala kelompok usia.
  1. Perbedaan-perbedaan budaya dan etnik
Penelitian membuktikan bahwa arah perkembangan kognitif berbeda di tiap-tiap budaya. Perbedaan-perbedaan kultural juga memiliki pengaruh terhadap keragaman bahasa, bahkan pada anak-anak yang dibesarkan dalam lingkup bahasa nasional yang kurang baik. Beberapa anak berbicara menggunakan dialek, yaitu suatu bentuk bahasa yang berbeda dari karakteristik bahasa yang baku, yang digunakan secara terbatas di kelompok etnik atau lingkungan geografis tertentu. Anak-anak yang tidak mengenyam pendidikan formal, kemampuan konservasi dan kemampuan-kemampuan operasional konkret lainnya mungkin muncul lebih lambat dibandingkan anak-anak dalam kebudayaan barat. Keterampilan-keterampilan penalaran operasional dan pemikiran abstrak, pemisahan kontrol terhadap variabel dan juga bervariasi dalam tiap-tiap kebudayaan.
  1. Menangani kebutuhan-kebutuhan khusus para pembelajar bahasa Inggris
Program-program bilingual, yakni program-program yang di dalamnya bahasa Inggris (atau bahasa resmi negara lain) diajarkan sebagai bahasa kedua sedangkan mata pelajaran lainnya diajarkan dalam bahasa asli siswa pada umumnya lebih efektif bagi siswa-siswi imigran daripada program pendalaman intensif (immersion). Idealnya, peralihan dari pengajaran dalam bahasa asli siswa ke pengajaran dalam bahasa resmi negara tersebut (misalnya, bahasa Inggris) seharusnya terjadi secara berangsur-angsur dalam rentang waktu beberapa tahun, sehingga memungkinkan para siswa imigran menjadi fasih dalam kedua bahasa.
  1. Mengakomodasi siswa-siswa berkebutuhan khusus
Perbedaan-perbedaan perkembangan kognitif dan linguistik pada siswa yang memiliki kebutuhan pendidikan khusus. Misalnya, kita mungkin memiliki beberapa anak yang menunjukan perkembangan kognitif yang sangat maju, sementara beberapa siswa lainnya menunjukkan kemampuan kognitif dibidang-bidang tertentu atau secara menyeluruh jauh dibawah rekan-rekannya. Untuk menolong mereka meraih kesuksesan akademik dapat dengan cara sebagai berikut:
  1. Menggunakan objek-objek konkret dan pengalaman untuk membantu siswa memahami ide-ide abstrak.
  2. Carilah bantuan dari ahli patologi bicara saat siswa menunjukkan kesulitan yang tidak laim dalam mendengarkan ataupun berbicara.
  3. Berikan pengajaran yang intensif dalam keterampilan-keterampilan kognitf dan linguistik yang belum dikuasai anak didik.
  4. Berikan peluang kepada siswa untuk mengeksplorasi topik-topik mata pelajaran secara lebih mendalam atau lebih luas.
  5. Berikan peluang kepada siswa untuk mempercepat penguasaan bahan ajar yang ditetapkan dalam kuriulum.


BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Linguistik merupakan disiplin ilmu yang mempelajari bahasa dan kajian tentang bahasa-bahasa serta perkembangannya juga penyelidikan bahasa secara ilmiah sehingga antara satu dengan lainnya dapat berkomunikasi lewat bahasa yang digunakan secara jelas. Linguistic pada masanya juga mengalami perkembangan-perkembangan baik kosakata, sintaksis, kemampuan mendengarkan, komunikasi lisan dan kesadaran metalinguistic. Selain itu juga ada isu-isu teoritis perkembangan linguistic yang menjadi pembicaraan para psikolog hingga melahirkan tren-tren tentang perkembangannya.





DAFTAR PUSTAKA
1 Hasanah, hal.1984
2 Abdul chaer, Resum buku linguistic. ( http://sastra33.blogspot.com/
3 perkembangan kognitif dan linguistik

4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar