- Pengertian Rekonstruksionisme
Aliran ini muncul dari kondisi obyektif masyarakat yang berlatar
belakang industri yang berdampak dari agraris menuju industry ini
adanya perubahan perilaku social yang semakin menauh dari kebiasaan
dan yang diharapkan. Rekondtruksionisme berasal dari bahasa inggris
reconstruct yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks
filsafat pendidikan, aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran
yang berusaha merombak tata susunan lama dan emembangun tata susunan
hidup kebudayaan yang bercorak modern.1
Menurut Syam (1985: 340) aliran rekonstruksionisme memandang bahwa
keadaan sekarang merupakan zaman yang mempunyai kebudayaan yang
terganggu oleh kehancuran, kebingungan dan kesimpangsiuran. Aliran
rekonstruksionisme memiliki visi untuk memecahkan permasalahan dalam
mengembilikan kebudayaan yang serasi dalam kehidupan, ia menempuhnya
dengan jalan berupaya membina suatu konsensus yang paling luas dan
mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umat manusia.
(Depag RI , 1984; 31)
Untuk mencaoai tujuan tersebut, rekonstrulsionisme berupaya mencari
kesepakatan antara sesame manusia atau orang agar dapat mengatur tata
kehidupan manusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya. Oleh
karenanya, dalam penerapannya lembaga pendidikan dalam pandangan
rekonstruksionisme perlu merubah tata susunan lama dan membangun tata
susunan baru untuk mencapai tujuan uatama dengan kerjasama antar umat
manusia. Penyelamatan dunia adalah tugas dari manusia dan bangsa.
Mereka juga berpendapat bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu
dunia yang diatur, diperintah oleh rakyat secara demokratis. Konsep
dari aliran ini adalah untuk memberikan pegangan dan kepastian hidup
bagi masyarakat modern yang cenderung mengalami kebingungan dan
ketidak pastian, dengan cara membina konsensus yang seluas-luasnya
untuk mencapai tujuan utamanya.
Dalam aliran ini, terdapat kesamaan dengan pendidikan islam bahwa
keduanya merupakan wahana untuk merekonstruksi social menuju
krhidupan yang lebih baik, tetapi tidak harus membongkar dan
menyingkirkan nilai yang lama yang memang masih relevan. Hal ini
terlihat bagaimana islam mengadopsi nilai-nilai lama yang telah ada
sebelum islam datang yang masih dianggap relevan yang akhirnya ia
memberikan kesempurnaan mennuju nilai yang lebih ashlah. Dalam
ini konstruksi pendidikan islam memulai dari individu yang kemudian
meluas pada masyarakat.2
Rekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang membangun kembali
atau pembaharuan dalam suatu system pendidikan sehingga pendidikan
dapat bersifat relevan dan sesuai dengan perkembangan zaman.
- Pandangan Ontologis
Dengan adanya ontology maka hakikat dari segala sesuatu dapat
diketahui dan diterangkan. Untuk mengetahui realita yang ada dan
konkrtit menuju arah yang khusus menampakkan diri dalam perwujudan
sebagai mana yang kita lihat dihadapan kita dan ditangkap oleh panca
indera. Menurut pandangan ontologis bahwa yang namanya pendidikan dan
pendidikan islam merupakan upaya untuk menjawab pertanyaan yang
menyangkut hakikat dai suatu pendiddikan yang secara filosofis
adalah suatu usaha untuk memanusiakan manusia dengan cara yang
manusiawi untuk mencapai nilai-nilai kemanusiaan.3
Hakikat dari pendidikan tidaklah terlepas dengan diri atau hakikat
dari manusia itu sendiri yangmana mereka itu terdiri dari dua unsur
yang menyusun keberadaan diri manusia yakni jasad dan ruh, unsur
material dan spiritual.
Ontology terdiri atas dua suku kata yaitu ontos dan logos, ontos
berarti suatu yang berwujud ( being) dan logosyang berarti
ilmu. Jadi ontology adalah bidang ilmu sistematis berdasarkan hukum
sebab akibat, da nada kausa prima dalam suatu hubungan, yang
menyeluruh, teratur dan tertib dalam keharmonisan. Ia juga dapat
difinisikan sebagai suatu ilmu tentang wujud hakikat yang ada.4
Menurut Agustinus, manusia itu mengetahui segala hal dari
pengalamannya, sedangkan Al Farabi mengungkapkan dalil ontologis
tentang wujud Tuhan. Sebab menurut beliau wujud yang paling sempurna
dan paling awal harus berwujud. Sebab esensi dan wujudnya mungkin
tidak ada sebagaimana yang tidak eksis memiliki ketidak wujudannya.
0leh karena itu, dzat yang paling sempurna tidak mungkin tidak ada
dari segala aspek. Bahkan DIA adalah qadim, abadi, dan otonom.
Pendidikan islam yang berangkat dari term islam dan pendidikan
adalah pemaduan dan penyelarasan antara pendidik secara konseptual
dengan islam, baik secara historis maupun secara normative.
Dalam pandangan ontologis, pendidikan merupakan suatu wadah atau
proses manusia yang memiliki awal dan dasar atau hakikat
keberadaannya. Oleh karenanya, dengan berangkat dari pernyataan
tersebut seuatu pendidikan dalam prosesnya tidaklah dikenankan untuk
menyimpak dari asal pendidikan itu baik tujuan, cara maupun
perkembangannya. Barnadib (1992: 69) mengungkapkan bahwa aliran
rekonstruksionisme memandang masalah ini berdasarkan asas
supernatural yakni menerima nilai natural yang universal yang abadi
sesuai dengan pronsip nilai teologis.
- Ciri-ciri aliran Rekonstruksionisme
- Adanya perombakan pada sistem lama ke sistem yang baru
- Penyelamatan dunia merupakan tugas manusia dan bangsa
- Tidak menghilangkan jiwa asli atau hakikat dari segala aspek yang dikonstruks
- Perlu adanya kerja sama antar elemen manusia
- Berupaya mencari kesepakatan diantara manusia untuk tujuan yang ada.
- Implementasi Rekonstruksionisme dalam Pendidikan
- Merubah tatacara penyampaian materi pendidikan
- Merubah sistem atau landasan pendidikan
- Mengganti kebiasann yang menghalangi proses perkembangan pendidikan
1
DR. Jalaludin, DRS. Abdullah Idi, M.Ed., filsafat pendidikan,
hal;97
2
Dr. H. M. Suyudi, M.Ag, Pendidikan dalam perspektif Al qur’an,
hal;119
3
Dr. H. M. Suyudi, M.Ag, Pendidikan dalam perspektif
Al qur’an, hal;119
4
Dedi Supriadi, M.Ag, dan Drs. Mustafa Hasan, M.Ag,, Filsafat
agama ; hal: 205
Tidak ada komentar:
Posting Komentar