TEGAL
SEJARAH
JONG
TEGAL
-------------------------------
-------------------------------
Konon di jaman Ki Gede Sebayu melakukan pertapaan di tepian sungai di desa Muara Tua. bbnyak kisah-kisah dari orang tua yang menceritakan teuotang seorang pertapa suci terdampar di desa Muara Tua. yang kini desa tersebut sudah menjadi sebuah Kelurahan Muara Reja. setelah di tahun 1988 Desa Muara Tua masuk pengembangan wilayah kota madya Tegal. pertamanya desa tersebut termasuk sebuah kecamatan sumur panggang kabu paten Tegal. Menurut catatan sejarawan Prof. Dr. Abu Su'ud. dalam hasil karyanya yang di berjudul Semangat Orang-Orang Tegal. diceritakan pada tahun 1580.
-------------------------------
-------------------------------
Konon di jaman Ki Gede Sebayu melakukan pertapaan di tepian sungai di desa Muara Tua. bbnyak kisah-kisah dari orang tua yang menceritakan teuotang seorang pertapa suci terdampar di desa Muara Tua. yang kini desa tersebut sudah menjadi sebuah Kelurahan Muara Reja. setelah di tahun 1988 Desa Muara Tua masuk pengembangan wilayah kota madya Tegal. pertamanya desa tersebut termasuk sebuah kecamatan sumur panggang kabu paten Tegal. Menurut catatan sejarawan Prof. Dr. Abu Su'ud. dalam hasil karyanya yang di berjudul Semangat Orang-Orang Tegal. diceritakan pada tahun 1580.
Ki
Gede Sebayu kuwe Tumenggung pertama nang kadipaten Tegal, dheweke
diangkat dening Ingkang Sinuhun Kanjeng Panembahan Senopati Sayyidin
Penata Gama Ratu Bimantoro sekang kerajaan Mataram, jabatane ialah
Juru Demang (sederajad karo). Ki Gede Sebayu diangkat dina Rebo
Kliwon tanggal 18 Mei 1601 utawa 1524 Caka.
Ki
Gede Sebayu kuwe keturunan Bathara Katong, Adipati Ponorogo, dheweke
putra ping-22 sekang 90 sedulur. Putrane 2: Raden Ayu Giyanti
Subalaksana estri Pangeran Selarong (Pangeran Purboyo), karo Ki Gede
Honggowono ramane Ki Gede Hanggowono Seco Menggolo Jumeneng
Tumenggung Reksonegoro I.
Berdirinya
Kota Tegal.
Awalnya kota Tegal itu termasuk wìlayah Kabupaten Pemalang. termasuk yang mengakui Kabupaten Pajang. kemudian cucu pangeran Banowo yang bernama Ki Gede Sebayu. meninggalkan pemalang menuju Desa Tegal dan memperluas desa Tegal hingga menjadi sebuah Kota. anaknya yang bernama Ki Honggowono ikut membantu dalam membuat saluran air sawah yang berasal dari Kali Gung. saluran air tersebut sangat membantu kemakmuran para petani di daerah ini dan daerah yang lain pun ikut subur. lambat laun desa tegal penduduknya semangkin padat. dan akhirnya Ki Gede Sebayu wafat. di Desa Danawari di Kec: Balapulang. dan di makamkan di tepian Kali Gung. dan anaknya Ki Honggowono. setelah meninggal dunia di makamkan di dukuh Karang Tempel. desa Kali Soka. Kec: Dukuh Waru Kabupaten Tegal.
Awalnya kota Tegal itu termasuk wìlayah Kabupaten Pemalang. termasuk yang mengakui Kabupaten Pajang. kemudian cucu pangeran Banowo yang bernama Ki Gede Sebayu. meninggalkan pemalang menuju Desa Tegal dan memperluas desa Tegal hingga menjadi sebuah Kota. anaknya yang bernama Ki Honggowono ikut membantu dalam membuat saluran air sawah yang berasal dari Kali Gung. saluran air tersebut sangat membantu kemakmuran para petani di daerah ini dan daerah yang lain pun ikut subur. lambat laun desa tegal penduduknya semangkin padat. dan akhirnya Ki Gede Sebayu wafat. di Desa Danawari di Kec: Balapulang. dan di makamkan di tepian Kali Gung. dan anaknya Ki Honggowono. setelah meninggal dunia di makamkan di dukuh Karang Tempel. desa Kali Soka. Kec: Dukuh Waru Kabupaten Tegal.
kembali
ke daerah Muara reja. jadi sebutan Muara Tua berarti sudah ada sejak
zaman Ki Gede Sebayu melakukan pertapaan. meskipun belio pernah
bertapa di tempat tersebut akan tetapi sampai sekarang orang-orang
tidak tau tempat pertapaannya yang asli. tetapi di desa Muara Tua
terdapat makam orang suci, seperti Mbah Kramat. lokasinya di dukuh
Muara Tua. sedang Mbah Tambak Jati dan Mbah Maya lokasinya berada di
padukuhan Anyar. tepatnya sekarang Martoloyo. kira-kira di tahun
delapan puluhan desa Muara Tua sempat terkenal. karna nuansa desa
nelayan yang sangat kental. apa lagi jalan desa pada saat itu belum
di aspal di kanan kiri tumbuh lebat pohon Widara. ( buah yang
menyerupai buah apel tapi kecil). listrikpun belum ada maklun karna
Muara Tua tergolong desa tertinggal. tapi karna ada tempat lokalisasi
Barasyid. di namakan Barasyid sebab pemilik tempat tersebut bernama
Abah Rasyid. maka dari itu desa mara tua menjadi ramai karna banyak
hidung belang yang datang ketempat tersebut bahkan dari berbagai
daerah. saat itu Mara Tua, desa penuh peson, baik keindahan pantainya
yang alami maupun keluguan wargany, rata-rata penduduknya nelayan,
para wanitanyjpun di jaman duloe kalau di sore hari banyak yang
memakai kemben. atau kain tapih yang cuma menutupi di bagian dada
sampai lutut. lantaran di setiap penduduk belum memilik sumur,
sehingga jika penduduk mandi pagi maupun sore hari selalu mandi di
tempat sumur umum yang tempatnya di belakang rumahnya (Bekel) atau
sekarang menjadi Lurah.
para
nelayan tradisional dengan alat tangkap jaring klitik dengan (jukung)
perahu kecil. menjadi pemandangan yang sangat menarik. apa lagi kalau
sore hari. nampak nelayan menjahit jaring yang rusak, di sampingnya
alunan musik tarlin dari salah satu stasiun radio. dan di tambah
minuman khas dari Tegal Teh Poci gula batu karo ududte srutu. kini
muara tua yang penuh dengan misteri, seperti kuburan Kristen Jawa,
dengan Greja tua peninggalan jaman belanda, atau tempat petilasan
orang suci yang diyakini warga setempat sebagai Mbah Kramat. Mbah
Maya. dan Mbah Tambak Jati. masih menyimpan sejuta misteri, namun
orang-orang Muara reja sendiri jarang yang menger tentang asal-usul
tempat-tempat tersebut. bahkan tak perduli terhadap tempat bersejarah
tersebut. meskipun kegiatan tradisi menaruh kembang atau sesaji
kemakam tersebut tapi mereka rata-rata tidak tahu siapa sebenarnya
dan dari mana asal usulnya orang suci itu, bahkan hampir setiap tahun
masyarakat nelayan di Muara reja selalu menggelar upacara adat.
sedekah bumi dan sedekah laut.
Upacara
tradisi itu diyakini oleh masyarakat nelayan sebagai upacara tolak
balak. untuk mengusir segala musibah dan kejahatan dari roh-roh
jahat. Tradisi atau adat sedekah bumi atau sedekah laut yang sudah
diadakak dari jaman nenek moyang hingga kini masih di lestarikan oleh
masyarakat pesisir di tanah jawa. tradisi ini ajaran dari animisme
dan dinamisme. suatu ajaran yang meyakini bahwa tiap benda mempunyai
kekuatan ghoib. memang sebelum agama islam masuk di tanah jawa sudah
ada lebih dulu bersemayam ajaran Hindu dan Budha. sehingga sebagian
masyarakat hingga kini masih susah untuk meninggalkany. seperti
menyiapkan sesajì pada malam jumat, menyebar kembang setaman di
setiap perempatan jalan, menyekar kekuburan tapi tidak mengerti tata
cara ziaroh kubur, dan ada juga mereka meminta rezeki dari kuburan,
meskipun hampir setiap tahun nelayan selalu menggelar sedekah laut.
tak jarang musibah di lautpun sering terjadi, bagi masyarakat nelayan
orang meninggal di laut, adalah hal yang sudah biasa. sebenarnya
sudah ada upaya agar meruba tujuan dan tradisi tersebut. namun para
orang tua masih mempertahankan agar tradisi sedekah laut tetap
diadakan. demikian seklumit kisah tentang Kota TEGAL Keminclong Mocer
Kotane.
Catetan
Sejarah
Sekitar
abad X, Tome Pieres tau mampir nang Tegal. Tom Pieres kuwe penjelajah
sekaligus saudagar asal Portugis, dheweke dagang kasil-kasil
pertanian juga gula nang pelabuhan Tegal. Miturut catetan Tom Pieres,
jaman kuwe perdagangan nang Tegal esih didominasi wong-wong India
karo Tionghoa.
Antara
abad X ngantek abad XVI kemungkinan nang wilayah Tegal ana sistem
pemerentahan utawa dikuasai kerajaan cilik sebab miturut catetan
Rijklof Van Goens karo data nang buku W. Fruin Mees, disebut nek
sekitar taun 1575 daerah kuwe termasuk daerah merdeka sing dipimpin
Raja cilik utawa Pangeran, kiye juga didukung data nang buku The
History of Java (Raffles) nek ana kerajaan cilik sing jenenge
kerajaan Mandaraka (ana juga sing nyebut kerajaan Salya) nang sekitar
wilayah Tegal, ning catetan kiye mandan meragukan.
Kerajaan
Mataram molai nguasai wilayah Tegal bubar penyerangan pasukan Mataram
sing dipimpin Panembahan Sedo Krapyak. Sebagai bagian kerajaan
Mataram, wilayah Tegal olih status kadipaten tanggal 18 Mei taun
1601, Ki Gede Sebayu diangkat dadi penguasa, jabatane yakuwe Juru
Demang (sederajad karo Tumenggung).
Jaman
perang Diponegoro (1825 – 1830), miturut catetan P.J.F. Louw nang
bukune De Java Oorlog Uan, wilayah Tegal dipimpin Residen Uan Den
Poet.
Mitos
lan Legenda Tegal
Nang dhaerah tegal akeh mitos lan legenda uga crita rakyat sing dipercaya tau kedaden lan esih urip neng masyarakat. Umume crita-crita kuwe diwarisna miturut cara lisan, turun temurun.
Nang dhaerah tegal akeh mitos lan legenda uga crita rakyat sing dipercaya tau kedaden lan esih urip neng masyarakat. Umume crita-crita kuwe diwarisna miturut cara lisan, turun temurun.
Mitos
lan Legenda kuwe antarane:
* Banyu Panas Guci
* Bendung Danawarih
* Tombak Kiyai Pleret
1. Banyu Panas Guci
Konon jaman gemiyen, banyu panas Guci kuwe asale sekang Walisanga sing diwehna nggo bekel wong-wong sing diutus nggo ngewakili Walisanga sing tugase nyiarna agama Islam nang Jawa Tengah sisi kulon utawa wilayah Tegal jaman siki.
* Banyu Panas Guci
* Bendung Danawarih
* Tombak Kiyai Pleret
1. Banyu Panas Guci
Konon jaman gemiyen, banyu panas Guci kuwe asale sekang Walisanga sing diwehna nggo bekel wong-wong sing diutus nggo ngewakili Walisanga sing tugase nyiarna agama Islam nang Jawa Tengah sisi kulon utawa wilayah Tegal jaman siki.
Banyu
kuwe ditampung nganggo wadah guci (poci), mulane enggon penyerahan
banyu kuwe siki diarani Guci.
Banyu
kuwe akeh kasiate juga bisa nggawa berkah, ning banyu kuwe ora akeh
padahal akeh sing kepengin, mulane pas bengi Jemuah Kliwon, salah
siji Sunan (Sunan Gunung Jati) nancapaken tongkat sektine ming lemah,
bar kuwe langsung metu banyu panas sing ora ngandung belerang. Mulane
saben bengi Jemuah Kliwon akeh sing teka adus nang lokasi kiye nggo
nggolet berkah. Ngantek siki banyu kuwe esih mili deres.
2.
Bendung Danawarih
Bendungan kiye rancangane Ki Gede Sebayu lulusan Universiteit Delft Belanda jurusan Teknik Sipil-Bendungan/Dam tahun 275 sebelum masehi.
Bendungan kiye rancangane Ki Gede Sebayu lulusan Universiteit Delft Belanda jurusan Teknik Sipil-Bendungan/Dam tahun 275 sebelum masehi.
3.
Tombak Kiyai Pleret
kue tombak tingalane sunan kalijaga sing dititipna kanggo pimpinan sing ana ning tegal saiki didelah ning desa kalisoka lan ditokna pas ulangtaun tegal.
kue tombak tingalane sunan kalijaga sing dititipna kanggo pimpinan sing ana ning tegal saiki didelah ning desa kalisoka lan ditokna pas ulangtaun tegal.
Seni
lan Budaya Tegal
* Wayang Kulit, Tegal
* Musik Tegal
* Balo-Balo Tegalan
* Sastra Tegal
1. Wayang Kulit, Tegal
Wayang kulit nang Tegal nduwe ciri khas dhewek antarane wayang kulit sing dikolaborasi karo musik dangdut sing dinyanyikan karo dalange lan ngganggo basa ngapak-ngapak utawa dhialek Tegalan.
Dhalang sing paling dikenal yakuwe Ki Enthus Susmono asale sing Desa Bengle neng Kecamatan Talang
* Wayang Kulit, Tegal
* Musik Tegal
* Balo-Balo Tegalan
* Sastra Tegal
1. Wayang Kulit, Tegal
Wayang kulit nang Tegal nduwe ciri khas dhewek antarane wayang kulit sing dikolaborasi karo musik dangdut sing dinyanyikan karo dalange lan ngganggo basa ngapak-ngapak utawa dhialek Tegalan.
Dhalang sing paling dikenal yakuwe Ki Enthus Susmono asale sing Desa Bengle neng Kecamatan Talang
2.
Musik Tegal
Musik Tegal kuwe jenis musik kolaborasi antara nembang, dialog lan liyane sing nganggo perangkat musik (umume) tradisional juga nganggo syair dialek Tegalan. Ciri khas liyane yakuwe iramane sing mendayu-dayu khas pesisiran.
Grup musik Tegal kiye sing paling populer ialah KMSWT utawa Kelompok Musik Sastra Warung Tegal.
Musik Tegal kuwe jenis musik kolaborasi antara nembang, dialog lan liyane sing nganggo perangkat musik (umume) tradisional juga nganggo syair dialek Tegalan. Ciri khas liyane yakuwe iramane sing mendayu-dayu khas pesisiran.
Grup musik Tegal kiye sing paling populer ialah KMSWT utawa Kelompok Musik Sastra Warung Tegal.
3.
Balo-Balo Tegalan
4.
Sastra Tegal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar