Senin, 26 September 2016

PerkembanganKepribadfian

BAB II
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

  1. Pengertian Pekembangan Kepribadian
  1. Pengertian Perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati” (the progressive and continous) change in the organism from birth to death ). Pengertian lain dari perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan.
Yang dimaksud dengan sistematis, progesif dan berkesinambungan sebagai berikut :
  1. Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme (fisik dan psikis) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Seperti kemampuan anak berjalan beriringan dengan matangnya otot-otot kaki.
  2. Progresif, berarti perubahan yang bersifat maju, meningkat, dan mendalam baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Contoh perubahan cara berfikir dalam pengetahuan dan kemampuan dari yang sederhana sampai pada yang komplek (mulai dari mengenal abjad atau huruf hijaiyah sampai bisa membaca buku, membaca Al-qur’an dan lain-lain.)
  3. Berkesinambungan berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak karena kebetulan. Contoh ketika anak mau berlari, anak itu harus melewati tahap-tahap merangkak, berdiri, berjalan dan bisa berlari. Tidak bisa secara kebetulan anak yang belum melewati tahapan tersebut bisa langsung berlari.



Perkembangan itu secara umum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Perubahan dalam (a) aspek fisik : tambah tinggi, berat badan serta organ-organ tubuh lain. (b) psikis : semakin bertambahnya perbendaharaan kata dan matangnya kemampuan berfikir, mengingat dan sebagainya.
  2. Perubahan dalam proporsi, (a) aspek fisik: proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya dan usia remaja proporsi tubuh anak mendekati proposi remaja. (b) aspek Psikis : perubahan dari fantasi menuju realitas.
  3. Lenyapnya tanda-tanda lama, (a) tanda-tanda fisik : lenyapnya kelenjar Thymus (kelenjar kanak-kanak) yang terletak pada bagian dada, rambut-rambut halus, gigi susu dan sebagainya. (b) tanda-tanda psikis : bentuk gerak-gerik kanak-kanak (seperti merangkak).
  4. Diperolehnya tanda-tanda baru, (a) aspek fisik : pergantian gigi dan karekteristik seks pada usia remaja, baik yang primer maupun sekunder. Laki-laki mulai tumbuhnya jangkun, kumis dan sebagainya. Perempuan, pinggul dan buah dada mulai berubah dan lain-lain. (b) psikis, berkembangnya rasa ingin tahu seperti ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan agama.[1]
  1. Pengertian Kepribadian
  1. Secara terminologis
Istilah kepribadian berasal dari bahasa inggris “personality”. Sedangkan istilah personality berasal dari bahasa latin “person” (kedok) dan “personare” (menebus). Dizaman kuno kata persona digunakan untuk pemain sandiwara yang memerankan satu tingkah laku atau karakter pribadi tertentu. Sedangkan personare adalah para pemain sandiwara untuk bisa mengepresikan satu bentuk gambaran manusia dengan melakukan peragakan. Semisal, seorang pemurung, pendiam, periang dan lain-lainnya.


_____________________
[1] Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2014), hlm. 15-16




  1. Secara terminologis
  1. MAY mengartikan kepribadian sebagai “ a sosial stimus value ”. Jadi menurutnya kepribadian itu dilihat dari orang memandang kepribadian orang lain. Kepribadian individu itulah yang menetukan orang lain.
  2. McDougal dan kawan-kawannya berpendapat bahwa kepribadian adalah tingkatan sifat-sifat dimana biasannya sifat yang tinggi tingkatannya mempunyai pengaruh yang menentukan. Semisal ada seseorang yang sifatnya pemarah maka di kepribadiannya juga pemarah, semisal pendiam yang lebih tinggi dari sifat-sifat yang lain maka kepribadiannya pendiam.
  3. Gordon W. Allport mengemukakan kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psikofis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikn diri terhadap lingkungan.
Dari definisi Gordon ada beberapa unsur yang perlu dijelaskan :
  1. Organisasi Dinamis, maksudnya bahwa kepribadian selalu berkembang dan berubah walaupun ada organisasi sistem yang mengikat dan menghubungkan. Dari tingkat anak sampai dewasa kepribadian selalu berubah setiap waktunya.
  2. Psikofisis, menunjukan bahwa kepribadian bukanlah sekedar neural (fisik), melaikan gabungan antar psikis dan fisik dalam kesatuan kepribadian.
  3. Istilah menentukan, berarti bahwa kepribadian mengandung kecenderungan-kecenderungan menentukan yang mamainkan peran aktif dalam tingkah laku individu. Kepribadian terletak dibelakang perilaku-perilaku yang muncul dan ada di dalam diri manusia. Ketika berbuat sesuatu yang bersifat baik maka perilaku itulah yang menentukan kepribadian manusia.
  4. Unique (khus) ini menunjukan didalam dunia ini tidak ada manusia yang dari kepribadiannya sama persis atau tidak ada perbedaan sama sekali atau istilahnya fotocopy dari manusia.
  5. Menyesuaikan diri terhadap lingkungan, bahwa kepribadian mengantarai individu dengan lingkungan fisik dan lingkungan psikologis. Jadi kperibadian adalah suatu yang mempunyai fungsi atau arti adaptasi dan menentukan.
Kepribadian dapat juga diartikan sebagai kualitas perilaku individu yang tampak dalam melakukan penyusuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik (Abin Syamsuddin Makmun, 1996). Keunikan dalam penyesuaian diri dalam lingkungan sangat berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian, meliputi beberapa hal :
  1. Karakter, yaitu konsekuen tindakannya dalam mematuhi etika perilaku, konsisten atau teguh tidaknya memegang pendirian atau pendapat.
  2. Temperamen, yaitu disposi reaktif seseorang atau cepat lambatnya mereaksi terhadap kejadian-kejadian yang datang dari lingkungan.
  3. Sikap, sambutan terhadap obyek ( orang, benda, peristiwa, norma dan sebagainya) baik bersifat positif, negatif atau ambivalen (ragu-ragu).
  4. Stabilitas emosional, kadar kestabilan reaksi emosional terhadap kejadian lingkungan baik dalam ruang lingkup teman maupun sikap masyarakat, semisal mudah tidaknya tersinggung jika ada yang mengejeknya, marah, sedih, atau putus asa.
  5. Responsibilitas(tanggung jawab), kesiapan seseorang untuk bertanggung jawab apa yang sudah dilakukan. Semisal : menerima resiko itu dengan wajar, atau malah kabur dari permasalahan yang dihadapi.
  6. Sosiabilitas, yaitu disposi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Disposisi ini seperti tampak dalam diri manusia yang tertutup ataupun yang terbuka dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. [2]
Setelah mengetahui masing-masing arti dari perkembangan dan kepribadian dapat disimpulkan bahwa pengertian dari perkembangan kepribadian adalah perkembangan gaya-gaya perilaku dan pemahaman diri yang semakin kompleks, seiring bertambahnya usia.
  1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
Kepribadian dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang hereditas (pembawaan) maupun lingkungan (seperti : fisik, sosial, kebudayaan, spiritual). Dibawah ini akan membahas satu-persatu faktor yang mempengaruhi kepribadian :
_____________________
[2] Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung : PT Rosdakarya, 2014) hlm. 126-128


  1. Temperamen
Secara umum temperamen adalah tendensi untuk merespon dan menangani peristiwa-peristiwa lingkungan dengan cara tertentu. Tiap anak memiliki temperamen yang unik dan kekhasan sendiri sejak lahir. Sebagai contoh ketika di taman anak-anak ada beberapa anak bersikap tenang dan cenderung pemalu dan ada juga yang anak lebih aktif dan bersemangat. Para peneliti telah mengidentifikasikan beberapa temperamen yang muncul di usia dini dan temperamen yang dimiliki anak cenderung bertahan lebih lama, meliputi tingkat aktivitas yang umum, adaptabilitas, kegigihan, kecenderungan suka berpetualang, peramah, pemalu, penakut, pendiam, sikap kesulitan berkonsentrasi. Sebagian besar psiklogis sepakat bahwa perbedaan-perbedaan temperamen itu berbasis biologis dan genetik.
Temperamen yang diwariskan dari orang tua akan mempengaruhi kesempatan-kesemptan belajar yang mereka dapatkan dan memengaruhi faktor-faktor lingkungan yang berperan membentuk perkembangan pribadi dan sosial mereka. Seperti anak yang aktif dan suka berpetualang mencari hal-hal yang baru dan belum diketahui dibandingkan dengan anak-anak yang pendiam atau pemalu. Banyak varaibel temperamen memengaruhi keterlibatan dan respon terhadap anak dalam aktivitas-aktivitas di sekolah sehingga secara tidak langsung memengaruhi prestasi anak tersebut.
Meskipun demikian, tidak ada satu pun temperamen yang terbaik yang memaksimalkan prestasi belajar. Anak-anak lebih mungkin meraih keberhasilan bila mereka sesuai dengan ekspatasi yang ada, semisal di sekolah.
  1. Keluarga atau orang tua
suasana di keluarga sangat penting dalam perkembangan kepribadian anak. Seorang anak yang dibesarkan di keluarga yang harmonis dan agamis, dalam arti orangtua yang memberikan kasih sayang, perhatian dan bimbingan dalam kehidupan keluarga, maka perkembangan anak cenderung ke hal-hal yang positif, semisal tidak mudah marah atau yang lainnya. Sedangkan anak yang dibesarkan di keluarga yang kurang harmoni, orang tua yang kasar, broken home anak tersebut cenderung dalam berkembang ke hal-hal yang negatif.
Orang tua dapat memengaruhi kepribadian anak secara signifikan melalui beberapa hal yang mereka lakukan ataupun yang tidak di lakukan. Ada 3 aspek yang paling berpengaruh terhadap kepribadian anak yaitu kelekatan, pola asuh, dan pemberian perlakuan yang tidak tepat terhadap anak.
Kelekatan, orang tua atau keluarga yang lain ketika berinteraksi penuh kasih sayang dengan bayi, secara konsisten, orang tua akan memenuhi kebutuhan psikologis dan kebutuhan fisik bayi. Saat hal itu dilakukan makalah adanya ikatan emosional yang kuat antara bayi dan orang tua. Inilah yang disebut kelekatan.
Bayi yang memiliki kelekatan yang erat dengan orang tua cenderung berkembang menjadi periang, ramah, mudah beradaptasi baik dimasyarakat ataupun disekolah, mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan guru dan teman sebaya. Sedangkan ketika kecil tidak memiliki kelekatan maka berkembang menjadi individu yang tidak dewasa, manja, tidak populer dan rentan perilaku disrutif atau agresif pada fase-fase selanjutnya.
Kasih sayang orang tua itulah akan memberikan dampak positif terhadap anaknya yang akan berkembang kepribadiannya disaat anak-anak, remaja, dan dewasa. Ketika menginjak usia remaja kelekatan orangtua tetaplah penting. Walaupun seringkali berselisih antara anak remaja dan orang tua.
Pola asuh, pola perilaku umum yang digunakan orangtua dalam mengasuh anak. Para peniliti telah mengidentifikasikan pola mengasuh anak. Pola asuh yang berbeda-beda berhubungan dengan perilaku dan trait kepribadian yang berbeda-beda terhadap anak. Semisal mengasuh dengan menyediakan lingkungan rumah yang penuh kasih sayang dan suportif maka anak cenderung bahagia dan percaya diri. Lain lagi bila mengasuh lebih jarang menampilkan kehangatan emosional maka anak cenderung tidak bahagia karena kurangnya kasih sayang dan rasa cemas.
Salah asuh, pengabaian dan penganiayaan yang dilakukan orangtua sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi dan sosial anak. Jika anak sering diabaikan memiliki rasa harga diri rendah, pemarah agresif dan sebagainya.
  1. Ekspetasi Budaya dan Sosial
Budaya memiliki pengaruh yang langsung pada perkembangan pribadi dan sosial anak melalui proses sosialisasi. Kelompok budaya berusah keras membantu perkembangan kepribadian biar anak itu perkembangan kepribadiannya sesuai dengan kelompok budaya tersebut. Semisal kelompok budaya yang radikal maka anak itu harus memiliki kepribadian yang radikal dibandingkan dengan teman-teman lainnya. [3]
Selain faktor-faktor di atas masih ada beberapa faktor-faktor mempengaruhi kepribadian antara lain :
  • Fisik, faktor fisik itu meliputi postur tubuh (langsing, gemuk, pendek atau tinggi), kecantikan, kesehatan, keutuhan tubuh, dan keberfungsikan organ tubuh.
  • Intelegensi, tingkat intelegensi individu dapat mempengaruhi kepribadian. Individu yang intelegensi tinggi atau normal dapat menyesuaikan diri dilingkungan dengan wajar, sedangkan yang rendah sering mengalami kesulitan untuk beradaptasi di lingkungan.
  1. Perubahan Kepribadian
Meskipun kepribadian itu adalah relatif konstan, namun dalam kenyataan sering terjadi perubahan kepribadian. Perubahan itu cenderung karena faktor lingkungan, daripada fisik. Dan perubahan itu sering terjadi di masa kanak-kanak daripada dewasa.
Fenton mengklasifikasikan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan kepribadian menjadi tiga kategori :
  • Faktor organik, seperti makanan, obat, infeksi dan gangguan organik.
  • Faktor lingkungan sosial budaya, seperti : pendidikan, rekreasi dan partisipasi sosial.
  • Fakor dari dalam individu, seperti : tekanan emosional, identifikasi terhadap orang lain dan imitasi.
  1. Karakteristik Kepribadian
Salah satu kata kunci dari definisi kepribadian adalah “ penyesuaian”. Menurut Alexander A. Schneiders penyesuaian dapat diartikan sebagai suatu proses respon individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, tegangan emosional, frustasi dan konflik dan memeilihara keharmonisan anatara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntunan lingkungan.
____________________
[3] Ormrod, Educational Psychology, 2008, hlm. 93-96

E.B Hurlock mengemukaakn bahwa penyesuaian yang sehat atau kepribadian yang sehat di tandai dengan karakteristik sebagai berikut:
  1. Mampu menilai situasi realistik.
  2. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik
  3. Menerima tanggung jawab
  4. Kemandirian
  5. Dapat mengontrol emosi
  6. Berorientasi tujuan
  7. Berorientasi keluar
  8. Penerimaan sosial
  9. Memiliki filsafat hidup
  10. Berbahagia
Adapun kepribadian yang tidak sehat itu ditandai dengan karakteristik seperti berikut :
  1. Mudah marah
  2. Menunjukan kekhawatiran dan kecemasan
  3. Sering merasa tertekan
  4. Bersikap kejam atau senang menggangu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang.
  5. Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau hukum.
  6. Mempunyai kebiasaan bohong
  7. Hiperaktif
  8. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
  9. Senang mengkritik/mencemooh orang lain
  10. Sulit tidur
  11. Kurang memiliki rasa tanggung jawab
  12. Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan bersifat organis)
  13. Kurang memiliki kesadaraan untuk menaati ajaran agama
  14. Bersikap pesimis dalam menghadapi kehidupan
  15. Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan.

Kelainan tingkah laku itu disebabkan kehidupan dilingkungan yang kurang kondusif dalam perkembangan, baik itu dari orangtua, teman sebaya atau masyarakat. Oleh karena kelainan kepribadian disebabkan faktor lingkungan maka pencegahannya menciptakan iklim lingkungan yang memfasilitasi atau memberi kemudahan kepada anak unuk mengembangkan potensi.[4]


______________________
[4] Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan, (Bandung : PT Rosdakarya, 2014), hlm. 128-132



BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Perkembangan kepribadian adalah perkembangan gaya-gaya perilaku dan pemahaman diri yang semakin kompleks, seiring bertambahnya usia.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian, yang pertama pengarauh orang tua, anak akan berkembang baik bila ketika orang tua memberikan kasih sayang yang tulus, sedangkan bila orang tua broken home atau bersikap kasar terhadap anak, maka perkembangan kepribadian anak akan cenderung ke hal-hal yang negatif.
Selain karena pengaruh orang tua anak juga dipengaruhi temperamen. Temperamen adalah tendensi untuk merespon dan menangani peristiwa-peristiwa lingkungan dengan cara tertentu. Tiap anak memiliki temperamen yang unik dan kekhasan sendiri sejak lahir.
Faktor budaya atau sosial faktor ini mempengaruhi anak dalam hal kesosialan anak. Budaya berusaha untuk mengdokrin anak agar anak tersebut bisa sejalan perkembangannya dengan budaya itu.
Meskipun kepribadian itu adalah relatif konstan, namun dalam kenyataan sering terjadi perubahan kepribadian. Menurut Fenton faktor-faktor yang menyebabkan perubahan kepribadian menjadi tiga kategori : Faktor organik, seperti makanan, faktor lingkungan sosial budaya, faktor dari dalam individu.
Karakteristik kepribadian menurut E.B Hurlock ada dua : kepribadian sehat, seperti Mampu menilai situasi realistik. Dan kepribadian yang tidak sehat, seperti Hiperaktif.

DAFTAR PUSTAKA

Ormrod, 2008. Educatonal Psychologi.

Yusuf, Syamsu, 2014, cetakan 14. Psikolog perkembangan anak dan remaja. Remaja rosdakarya, Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar